Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Dasar manusia licik! Aku akan balas dendam kepadamu, tunggu saja, Jonathan!"
Seorang laki-laki diseret keluar dari gedung Smith Corporation. Jas dan kemejanya telah kotor oleh debu dan air kopi. Rambutnya berantakan dan wajahnya merah karena menahan marah.
"Hati-hati, Tuan Alfonso. Di umur yang setua ini, Anda bisa terkena serangan jantung. Darah Anda juga bisa melonjak drastis yang bisa berakibat stroke." Suara berat dengan intonasi datar itu terdengar mengejek kepada Alfonso. Lawan bisnisnya yang berusaha menjatuhkannya.
"Namaku, Jonathan Smith, ingat itu. Catat dalam otakmu!" Jonathan menunjuk kening Alfonso dengan jari telunjuknya. "Aku bukan lagi, si miskin dari emperan Gereja yang kau usir hanya karena berdiri di depan kantor kecilmu itu."
"Cih … semuanya sudah berbalik. Aku adalah orang terkaya di negri ini, sekali kau, bermain api denganku. Jangan harap ada tawa di kehidupanmu, esok." Jonathan menendang perut Alfonso sebelum kembali masuk kedalam kantornya.
"Keparat Smith, aku tidak akan melepaskanmu, sampai mati pun, aku tetap akan menghantuimu!" suara Alfonso, lamat-lamat hilang ditelan suara lalu lalang kendaraan di jalan.
"Tuan," panggil Adam, orang kepercayaan sekaligus tangan kanannya Jonathan.
"Bereskan, Alfonso. Sita rumah dan kantornya, jangan lupa, ambil semua properties yang dimiliki simpanannya. Hubungi istri sahnya, tawarkan pekerjaan dan berikan tempat tinggal. Biayai juga, pendidikan anak-anaknya."
"Baik, Tuan, Anda sangat baik kepada mereka."
"Yang bermasalah, laki-laki berengsek itu. Istri dan anak-anaknya tidak bersalah." jawab Jonathan datar. Ia meninggalkan Adam yang masih termangu, memikirkan keputusan bosnya.
"Terlambat satu detik, silahkan undur diri dari posisimu sekarang." suara Jonathan, mengagetkan Adam. Ia berlari mengikuti Jonathan yang sudah berada di dalam lift khusus.