Seperti sudah ahli, Aditya memanjat dinding sekolah yang menjulang cukup tinggi. Jika kalian bertanya apakah dia telat ? Tentu jawabannya tidak , justru pria itu menjadi manusia satu satu nya yang paling pertama datang ke sekolah. Setelah bel masuk berbunyi Aditya atau biasa yang dipanggil Adit itu akan memanjat dinding sekolah untuk membolos. Ini sudah menjadi kebiasaannya , tidak ada yang berani melapor atau bahkan menghalanginya.
Tidak ada satu pun disekolah ini yang berani melawan bahkan berbicara dengan Adit . mendengar namanya saja sudah membuat bulu kuduk mereka merinding. asal kalian tahu, tidak hanya terkenal dengan sifat dinginnya , Adit juga terkenal sadis , dia bahkan tidak segan segan berbuat kasar pada wanita jika wanita itu sudah berani mengusik hidup nya.
"Hei mau kemana kamu ?!"
Adit yang sudah berada diatas dinding itupun menunduk kebawah , kearah security yang memergokinya.
"Turun atau saya akan laporkan kamu ke kepala sekolah !"
Adit tersenyum smirk sebelum akhirnya meloncat keluar sekolah.
"Lagi-lagi aku kecolongan,"
******
Ketika teman temannya menikmati jam kosong dengan bergosip , dandan atau bermain , Nayla lebih memilih diam tanpa berbuat apapun.
"Nayla, besok malam Nanda akan mengadakan party untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-17. Dia mengundangmu , kamu datang kan ? Kita bisa pergi bersama-sama," tanya Dinda yang merupakan teman sekelas Nayla.
"Nay , kita bisa menjemputmu kok," lanjut Putri.
Teman temannya menatap bingung Nayla yang sudah berdiri "Aku tidak suka pesta," jawab nya singkat sebelum akhirnya melangkahkan kakinya keluar kelas.
"Ckk lihatlah. Sombong sekali dia. Benar benar menyebalkan,"
Jangan harap kalian bisa dekat atau bahkan berteman dengan Nayla si introvert girl. Nayla sama sekali tidak mudah didekati, jika kalian pikir Nayla adalah wanita miskin dan Adit laki laki kaya ? Itu jelas salah , sangat salah.
Adit hanyalah anak yatim piatu yang sejak kecil tinggal di panti asuhan , setelah beranjak remaja barulah dia memutuskan untuk keluar dari panti asuhan , mencari tempat tinggal sendiri dan bekerja untuk membiayai hidup nya. Soal sekolah dia tidak perlu khawatir karena mendapat beasiswa. Satu fakta yang harus kalian tahu , meskipun pria itu suka membolos tapi dia terbilang siswa terpandai disekolah nya.
Oke kembali ke Nayla , Nayla adalah anak dari keluarga kaya raya. Banyak temannya yang berusaha mendekati nya itu hanya karena status sosialnya. Nayla sama sekali tidak tertarik untuk bersosial , menurutnya hidup sendiri itu jauh lebih baik.
Jika kalian tanya kenapa Nayla jadi seperti ini ? Tentu itu semua bukan tanpa alasan. Dulunya Dia merupakan gadis yang ramah , baik dan ceria. tapi semua itu berubah setelah terjadi sebuah kejadian beberapa waktu silam yang membuatnya menjadi gadis introvert seperti sekarang.
Untuk masalah kepintaran , Nayla memang tidak pernah membolos hanya saja dia tidak masuk dalam daftar siswi terpandai disekolah.
*******
"Samuel, bisa minta tolong panggilkan Nayla untuk makan malam ?"
"Iya mah,"
Tanpa mengetuk pintu terlebih dulu, Samuel langsung masuk kedalam kamar gadis yang sekarang berstatus sebagai adik tiri nya itu. Dilihatnya sang adik tiri yang tengah memainkan piano di sudut kamar yang mengarah ke balkon . Rupanya kehadirannya sama sekali tidak disadari.
"Permainan mu bagus,"
Nayla langsung menghentikan aktifitas nya bermain piano. Menatap kakak tiri nya yang entah sejak kapan berdiri dibelakang nya.
"Tidak bisakah kamu tidak menatapku tajam seperti itu Nayla Wijaya ?"
"Keluar," kata dingin itu terdengar singkat , padat dan jelas ditelinga Samuel.
"Tidak bisakah kita berdamai ? Demi keluarga kita ?"
Nayla beranjak berdiri , kini gadis itu tersenyum remeh didepan kelak tirinya "Keluar,"
"Nay , aku tahu kamu masih membenciku tapi tidak bisakah kamu melupakan kejadian masa lalu dan memaafkan ku ?"
"Maaf ? Semudah itu kamu menyuruhku untuk menerima maaf mu ? Sampai kapanpun aku tidak akan memaafkanmu !"
/0/2737/coverorgin.jpg?v=20250120160007&imageMogr2/format/webp)
/0/14599/coverorgin.jpg?v=846c041a05a75fa3ac2960e72be51fe1&imageMogr2/format/webp)
/0/5566/coverorgin.jpg?v=eda28ddf2e54c902b5f48eb306270d51&imageMogr2/format/webp)
/0/6826/coverorgin.jpg?v=4ce79a0298017204174ec02704e3f198&imageMogr2/format/webp)
/0/3295/coverorgin.jpg?v=f703043a166bab6ff7377be5d3ea9792&imageMogr2/format/webp)
/0/2765/coverorgin.jpg?v=73c87851898f3527cba598cd0d6fce68&imageMogr2/format/webp)
/0/5332/coverorgin.jpg?v=af9356c8a7be30b3b214b392913c743b&imageMogr2/format/webp)
/0/4508/coverorgin.jpg?v=3f1d61d85694c58aa544c0c81f79d567&imageMogr2/format/webp)
/0/4094/coverorgin.jpg?v=fdd247ab793375dbb7aef70f0a98278f&imageMogr2/format/webp)
/0/10495/coverorgin.jpg?v=1449a8daae9332c4a6702c057be900f7&imageMogr2/format/webp)
/0/2354/coverorgin.jpg?v=68083db55120801dd4a1daf89d10da2c&imageMogr2/format/webp)
/0/16004/coverorgin.jpg?v=6ff6a05fa13e34e8c328a79be51aea13&imageMogr2/format/webp)
/0/20364/coverorgin.jpg?v=60cce906eb063103581e7133cb34449c&imageMogr2/format/webp)
/0/18254/coverorgin.jpg?v=f31ad8ac78a983a4b3dab67fe7f825d9&imageMogr2/format/webp)
/0/7569/coverorgin.jpg?v=bb66f6372061bc3eb633cdfa753c6705&imageMogr2/format/webp)
/0/21583/coverorgin.jpg?v=206bfe6cec28a771f00fdda1305dd1e1&imageMogr2/format/webp)
/0/4317/coverorgin.jpg?v=23fa73c4d47aa5900a00f83cf000d5d1&imageMogr2/format/webp)
/0/13048/coverorgin.jpg?v=26d76f5c9197a6b3f6a73ce1cae84373&imageMogr2/format/webp)