Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
James smith seorang dokter ahli bedah yang baru saja pindah dari canada ke los angeles, james memakai tshirt dengan rambut yang rapi berpindah ke rumah yang cukup besar bergaya modern minimalis.
“ughhhh pekerjaan ini tak ada habis nya” tukas james yang tengah membawa box berisikan vas bunga yang di miliki oleh istrinya, tentu saja hati nya cukup senang bisa membeli rumah yang cukup besar di kawasan Los Angeles.
"Sayang bisakah kau bantu aku"….
James menoleh ke belakang kala mendengar suara wanita di luar rumah nya, wanita berparas cantik bernama kenny yang ada di belakang nya adalah istrinya dan mereka sudah menikah sejak 3 tahun yang lalu.
Pernikahan mereka belum di karuniai seorang anak di dalam rumah tangga nya, tapi kehidupan james dan kenny sangat lah harmonis
James tersenyum saja pada sang istri yang tengah sibuk dengan barang barang nya.
"iya sebentar" jawab james yang lalu menyimpan box yang sebelum nya ia bawa, tanpa pikir panjang ia langsung menghampiri kenny.
"Bantu aku" tutur kenny kepada james yang datang dan tersenyum manis sambil memberikan koper yang terlihat sangat berat untuk nya.
James pun tersenyum saja dan lalu langsung menarik nya dengan agak kencang hingga koper itu menapak tanah.
"selesai nyonya smith" tutur james sambil tersenyum manis pada kenny.
Kenny pun tertawa saja dengan ucapan james yang membuat james ikut terkekeh, kedua nya akhirnya langsung menarik koper itu bersama ke dalam rumah baru yang akan menjadi tempat tinggal james dan kenny.
Saat mereka di dalam rumah, tanpa banyak bicara kenny langsung mengeluarkan beberapa furniture kecil yang langsung bisa di tata.
Setelah james membeli rumah nya, james tentu saja langsung mengurus design yang cocok yang membuat mereka tak perlu menunggu lagi, sehingga istrinya bisa mengatur detail detail kecil nya sekarang.
“babe aku akan menata foto foto kita dulu okay” tukas kenny kepada james yang berjalan entah kemana.
“okayyyy, aku serahkan padamu”…..
kenny yang mendengar suara james itu pun langsung mengeluarkan beberapa barang dan menata mulai dari foto saat mereka menikah dan saat mereka berbulan madu.
.
.
.
Sementara james menata semua keadaan di dapur dari mulai pan, pisau dan lain lain, maklum saja karena james tak bisa mnegatur dengan bak dengan barang barang kecil seperti yang kenny atur sekarang, membuat nya memilih untuk menata dapur saja.
“aku akan meletakan ini disini, disana, daaan selesaiiiii” tukas james yang mengeluarkan satu persatu peralatan dapur nya dan meletakkan nya dengan asal.
"Sayang"….
James yang mendengar suara teriakan kenny pun menghela nafasnya sambil melihat ke belakang nya.
"Yaaaaaaa" jawab james sambil terus melakukan kerjaan nya dengan cepat.
"Uhm bisakah kau bawakan ku paku"….
James yang tengah menata sendok itu pun mengerutkan kening nya.
"Untuk apaaa" jawab james sambil agak berteriak pada istri nya, lalu james terdiam sebentar menunggu jawaban dari sang istri yang ada di depan sana.
"Menempelkan foto kita ke dinding ofc, what else"….
James yang mendengar itu menggelengkan kepala nya saja, ia sudah mengatakan pada kenny untuk tak melakukan hal yang bisa melukai dirinya.
"waitt waittt, biar aku saja" tukas james yang berburu meletakkan alat dapur nya.
James langsung mengambil alat perkakas nya yang berada di salah satu sudut cabinet dan membawa bor kecil untuk menempelkan paku ke dinding.
James berjalan ke ruang keluarga dimana kenny berada, disana ternyata kenny sudah menempelkan beberapa foto dan menata ruangan keluarga mereka, membuat james tersenyum sambil menghampiri istrinya.
"hei hei, what are you doing, kau bisa terluka, step aside, biar aku yang melakukan nya" tutur james pada istrinya dengan lembut, membuat kenny pun tersenyum dengan sikap james yang tak berubah padanya.
"Emm" jawab kenny sambil tersenyum penuh arti dan menggeser tubuh nya di samping james, membiarkan james melubangi tembok rumah baru nya sedikit.
“kennyyy baby, minggir sebentar” pinta james pada istrinya yang terlalu dekat dengan nya sambil terus melakukan tugas nya.
Tapi kenny tak menjawab dan tak menggeser tubuh nya, kenny memeluk tubuh james dengan manja, membuat james sangat fokus karena tak mau melukai kedua nya.
“doneeeee” ucap james sambil menghela nafas nya, membuat kenny langsung melepaskan pelukan nya pada tubuh james.
"yey, thank you honey” tuka kenny sambil mengecup pipi james.
Kenny pun lalu mengambil foto yang ia akan gantung di dinding lalu meletakannya dengan wajah yang bahagia.
"finallyyy” tukas kenny sambil meletakkan kedua tangan nya di pinggang dan melihat ke arah foto pernikahan nya.
Mereka berdua pun tersenyum menatap foto pernikahan nya dan teringat saat mereka masih berpacaran dulu.
"Kau mau tea" tanya kenny sambil melihat ke arah james, membuat james tanpa pikir panjang pun mengangguk sambil mengangkat alisnya.
“yes please mam” jawab james sambil tersenyum, membuat kenny mengangguk saja.
“tunggu disini oke”….
James tak menjawab apapun dan hanya melihat kenny berjalan menjauhi nya saja.
.
.
.
Mariah mendes seorang dokter ternama yang ahli di bidang bedah dan penyakit dalam, ia menjabat sebagai kepala dokter pada bidang ahli medis dalam dan wakil direktur pelayan medis di sebuah rumah sakit besar di Los Angeles.
Sekarang mariah tengah berada di ruangan nya sambil melihat beberapa perkembangan pasien yang ia pegang.
“ugh jika seperti ini mungkin aku akan menurut saja untuk bersekolah di bidang bisnis” dengus mariah dengan lemas.
Mariah tengah di pusingkan dengan pekerjaan nya yang tak ada habis nya, belum lagi panggilan mendadak dari suster disana, seperti sekarang ia harus di panggil kembali karena pasien yang bernama bae wo ahn mengalami collapse sehabis operasi.
Sambil berjalan mariah memakai baju putih nya dengan rambut yang di ikat asal dengan sangat elegan namun juga seksi karena leher jenjang nya terlihat.
"bagaimana keadaan pasien terakhir, kenapa bisa sampai seperti ini, aku kan sudah mengatakan untuk terus memantau nya, terlambat sedikit kita bisa kehilangan dia, apa kau mengerti" tukas mariah bertubi pada suster jaga.
Suster yang bersama mariah sontak menunduk dan menggelengkan kepala nya.
"s-saya tidak melakukan apapun dok, s-saya pergi untuk menelfon sebentar dan detak jantung nya tiba tiba melemah" ujar suster itu dengan suara yang bergetar karena takut dengan mariah.
Mariah mendengus sebal saja, ia termasuk dokter yang bekerja keras dimana ia tak akan pernah menyerah akan hidup pasien nya bahkan jika kesempatan hidup sang pasien hanya 1 % saja.
Tanpa menjawab suster itu, mariah pun memeriksa pasien nya dari mulai infus yang tersendat dan detak jantung nya yang semakin melemah.
Suster lain pun membawa alat kejut jantung yang di minta mariah saat berjalan menuju ruangan.
“one, two”…
JDUGH
Mariah mencoba memompa jantung sang pasien dengan wajah yang khawatir, ia melihat monitor dimana tak ada perkembangan yang berarti, membuat mariah bersiap untuk melakukan nya lagi.
“again, one, two”….
JDUGH
tiiiiiiiiit
Mariah pun melihat monitor yang melengking, membuat nya sedikit panik.
“gimme that” pinta mariah pada suster yang menyiapkan suntikan di tangan nya.
Mariah pun menerima alat suntik yang sudah terisi cairan untuk memacu detak jantung pasien nya, tanpa menunggu lama ia menyuntikan cairan pemacu otot jantung dan menunggu sebentar.
Mariah menelan saliva nya melihat monitor smabil berharap pasien nya selamat, tapi ia langsung menghela nafas nya kala terlihat detak jantung nya yang lemah mulai terlihat.
“oh god” tukas mariah yang lega karena ia rak kehilangan pasien nya, membuat mariah melihat dua suster yang menemani nya.
“suntikkan cairan untuk melancarkan aliran darah nya, pantau pasien ku, nadi nya dan detak jantung nya, aku tak mau kehilangan nya, understood” tukas mariah dengan tegas pada kedua perawat yang hanya bisa mengangguk takut itu.