Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terjerat Cinta Sang Kakak Ipar

Terjerat Cinta Sang Kakak Ipar

Gabby

5.0
Komentar
226
Penayangan
11
Bab

"Apa yang Kakak lakukan?" tanya Syera pada Raihan yang merupakan suami dari Kakaknya. "Izinkan aku mencicipimu," sahut Raihan dengan penuh berghairah. .... Syera terjebak oleh Kakak iparnya sendiri, Syera tinggal bersama Syima yang merupakan Kakak kandungnya. Syima ketahuan berselingkuh dengan atasannya, kenyataan ini menampar pipi Raihan dan menyebabkan Raihan berubah dan akhirnya berusaha membalas dendam dengan menjebak Syera adik kandung istrinya. Awalnya hanya ingin membalas dendam dengan merusakkan Syera adik iparnya tetapi perasaan telah merubah niatnya. Dia telah jatuh cinta pada Syera adik iparnya sendiri. Syera dan Raihan menjalankan hubungan terlarang di belakang keluarga mereka hingga suatu saat Syera dinyatakan positif hamil.

Bab 1 Ketahuan

Setelah pernikahan, Syima menjadi istri yang penurut dalam segala hal tapi hanya satu hal saja yang Syima tidak bisa tinggalkan iaitu adalah pekerjaan.

Syima merupakan seorang sekretaris di sebuah perusahaan properti. Semuanya hasil dari bekerja keras Syima selama masih belum menikah hingga saat setelah menikah dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja.

Raihan sebagai suami Syima tidak ingin memaksanya untuk berhenti bekerja karena dia tahu itu adalah impian sang Istri.

"Mas, besok aku ada kerja di luar kota, kamu tolong urusin anak-anak ya," ucap Syima sembari mengambil roti panggang yang telah disediakan di dalam piringnya.

Biarpun sibuk bekerja Syima dan Raihan tetap menyempatkan diri untuk merawat anak-anak mereka. Apalagi dengan kehadiran adik kandung Syima iaitu Syera yang menumpang tinggal di rumah mereka karena jarak dengan tempat Syera kuliah sungguh dekat dengan rumah Syima.

"Berapa hari Sayang?" tanya Raihan sambil mengunyah roti panggang.

"Hanya 4 hari Mas, Syera nanti kamu bantuin Mas Raihan ya, sepulang sekolah jangan ke mana-mana sementara Kakak tidak ada di rumah," jawab Syima dan tidak lupa juga berpesan kepada Syera.

Syera yang dari tadi hanya menyimak obrolan sepasang suami istri itu akhirnya mengangguk.

Memang Syera sudah tahu akhirnya akan meminta dirinya untuk membantu Kakak ipar. Tapi dia tidak keberatan karena dia sadar dirinya cuma menumpang dan harus membantu kedua Kakaknya ini.

Syera melanjutkan sarapan paginya. Setelah jam sudah hampir menunjukkan 6:20 pagi, Syera bergegas pamit untuk menuju ke sekolahnya.

Jarak kampus Syera tidak jauh dan hanya memakan 10 menit menggunakan motor untuk sampai ke kampusnya. Syera masih berada di semester 4.

...

Di kampus Syera.

Syera berjalan santai menelusuri koridor yang membawanya menuju ke dalam kelasnya. Syera berada di kelas desainer dan dia juga merupakan dewi kampus.

Syera memilik rupa paras seperti gadis-gadis Eropah. Mungkin karena neneknya merupakan keturunan asli Eropah.

"Syer!" suara seperti anak kecil itu bergema di ruang koridor yang dilewat oleh Syera.

Syera menoleh ke arah suara tadi.

"Nora," sahut Syera perlahan. Nora merupakan salah satu teman Syera dari bangku SMP.

"Syer, aku kira kamu tidak masuk kelas hari ini," ucap Nora setelah berada berdekatan dengan Syera.

"Hmm, aku harus ikut ujian, Nor, kalau tidak nilaiku bakal dikurangin dan tidak akan lulus semester," jawab Syera.

"Hehhh, tumben seorang Syera rajin," sindir Nora dengan wajah mengejek.

Sampai di dalam kelas seorang siswa pria yang duduk di belakang Syera tampak menunggu kehadiran Syera.

"Syera, Sayang kamu lama sekali," ucap pria itu.

"Berhenti memanggilku Sayang, Aziz! Itu sungguh menjijikkan dan kau berhasil membuat aku ingin memuntahkan sarapanku," sahut Syera memasang wajah ingin muntah.

Aziz merupakan teman Syera dan Nora. Walaupun sebenarnya Aziz menaruh hati pada Syera tapi dia belum bersedia untuk menyatakan perasaannya apalagi Syera sering membuat wajah tidak suka jika dia memanggilnya dengan kata 'Sayang'.

"Teganya kau Syer, kurang apa lagi aku. Sudah ganteng, baik hati pula," ucap Aziz memuji dirinya sendiri.

"Tolong guys! Aku juga pengen muntah mendengarkannya," sahut Nora dengan menutup mulutnya.

Aziz menatap kedua gadis di depannya dengan jengah dan malas. Begitulah kebiasaan kedua gadis itu.

...

Jam istirehat ini Raihan keluar makan bersama teman-temannya. Raihan merupakan manager di sebuah perusahaan guci. Dia memiliki bakat dan seni yang membuatnya cepat untuk diangkat menjadi manager. Apalagi dengan sertifikat ijazah S2 yang merupakan mantan siswa jurusan seni.

Setelah sampai, dekat restoran yang mereka tuju, tiba-tiba Raihan melihat sosok wanita yang begitu dia kenal bersama seorang pria menuju ke arah hotel yang berseberangan dari restoran tempat di mana dia akan makan bersama teman-teman sekantornya.

'Itu Syima,' batin Raihan.

"Eh sorry guys aku baru teringat sesuatu ada hal penting yang harus aku urus. Kalian duluan ya," ucap Raihan lalu terburu-buru ingin pergi.

"Pak Rai, selalu saja setiap kali diajak makan sering cari alasan, ya sudah pergi urus dulu tapi kami tetap tunggu di restoran ya jangan lama-lama," sahut salah satu teman Raihan.

Raihan mengangguk dan dengan cepat dia melangkah menuju ke arah seberang jalan dan dalam diam dia membuntuti Syima istrinya bersama pria asing.

Hati dan perasaan Raihan sangat sakit apabila melihat Syima menggelayut mesra dilengan pria yang tidak dikenalinya. Tapi Raihan coba untuk tenang dan tidak gegabah.

Raihan mengeluarkan ponselnya dan menekan panggilan keluar ke nomor Syima. Cukup lama berbunyi deringan hingga pada akhirnya Syima menjawab panggilan teleponnya.

["Halo Sayang, lama sekali kamu mengangkat panggilanku,"] ucap Raihan sambil memperhatikan gerak gerik Syima.

["Halo Mas. Maaf aku lagi ada meeting sama Pak bos Mas, tidak bisa bicara lama. Mas jangan lupa makan ya,"] sahut Syima dari seberang sana.

["Oh, baiklah,"] ucap Raihan yang telah mengepalkan tangannya karena saat ini Syima jelas menipunya.

["Sampai jumpa di rumah ya Mas, aku sambung kerja dulu,"] ujar Syima lagi lalu mematikan panggilan teleponnya.

Raihan menyimpan kembali ponselnya di dalam saku jasnya. Matanya menatap tajam ke arah Syima dan yang paling menyakitkan hatinya adalah saat pria itu mencium bibir Syima dengan intens.

'Sial, Syima bermain belakang!' batin Raihan dengan penuh emosi.

Akan tetapi, Raihan tidak ingin memergoki istrinya secara terang-terangan, karena dia tidak mau membuat istri yang sangat dia cintai malu di depan umum.

'Apa mungkin karena aku membebaskan dia untuk bekerja, hingga dia tersesat seperti ini?' batin Raihan lagi.

Raihan tidak tega untuk melepaskan istrinya karena dia sangat mencintai Syima. Raihan akan coba memaafkan istrinya dan akan coba berbincang tentang pekerjaan. Raihan bertekad membawa Syima kembali ke jalan yang benar.

Raihan kembali ke kantornya dengan langkah gontai.

'Tidak semua ini bukan salah Syima tapi ini karena dia bekerja sebagai sekretaris. Ya sepertinya begitu,' gumam Raihan menyakinkan dirinya.

***

Makan malam telah disiapkan oleh pembantu rumahtangga mereka. Saat ini Raihan menatap piring kosong yang belum diisinya dengan makanan.

Raihan menghela napas panjang, terlihat sekali pada wajahnya dia mempunyai masalah.

'Syima belum pulang, apa dia masih sama pria itu huhh,' batin Raihan.

Syera yang baru saja selesai bermain game langsung saja memasuki ruang makan. Seperti biasa banyak makanan yang disediakan tapi bedanya kali ini belum ada yang menyentuh makanan tersebut.

Kedua anak lelaki Kakaknya bersama pengasuh mereka menatap bingung ke arah Raihan.

'Lah, Kak Raihan kenapa bengong sih, kasihan tu anak-anak, hmm ... tegur ahh,' batin Syera.

"Ehem, Kak Rai? Apa kakak akan memandangi makanan itu hingga makanannya bisa terbang ke piring Kakak?" Syera berdehem dan bertanya dengan sedikit sindiran.

"Err-eh maaf, kalian makan saja dahulu. Aku akan menunggu Syima pulang," jawab Raihan lalu segera beranjak dari kursi makannya.

"Kak Raihan kenapa?" gumam Syera.

Syera hanya menatap sedikit bingung tapi dia tidak mau mengambil tahu, karena bukan urusannya.

"Kita makan yuk," ajak Syera pada ponakan dan pengasuh ponakannya.

(Tbc ...)

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku