Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terjerat Cinta Mafia Kakak Beradik

Terjerat Cinta Mafia Kakak Beradik

Flowf

5.0
Komentar
32
Penayangan
5
Bab

Savana dijual oleh Ibu kandungnya sendiri demi bisa melunasi seluruh hutang keluarganya. Meski awalnya tidak bisa menerima perbuatan Ibunya, tapi setelah Savan bertemu sang rentenir rasa takut di hatinya berubah, karena ternyata rentenir yang telah meminjami uang pada Ibunya adalah seorang laki-laki yang berwajah rupawan dan berhati baik. Luca Zeno. Dia menawarkan kehidupan dan masa depan yang baik pada Savana, asalkan Savan bersedia menyumbangkan sel telur padanya melalui pernikahan kontrak selama 730 hari. Namun sayangnya, setelah pernikahan Luca dan Savana terjadi dan tidak berapa la,a kemudian Savana hamil, ternyata Ayah kandung dari bayinya adalah Ziv Zeno, Adik kandung sekaligus Adik tersayangnya Luca. Kakak beradik itu pun harus bersaing secara sengit untuk memiliki Savana seutuhnya dengan cara yang ekstrem sebagai keluarga Mafia.

Bab 1 Satu

"Bu, Savana tidak mau dijual sama pria tua itu. Savana akan lakukan apapun untuk Ibu yang penting Ibu tidak menjual Savana. Savana takut, Bu."

Savana terus memohon pada Ibunya. Tapi, Inggrid tetap mengabaikan permohonan putri sulungnya itu sekalipun Savana sudah bersimpuh di hadapannya, memeluk kakinya, bahkan sampai mencium kakinya.

"Bu, Savana akan bekerja keras untuk menghidupi keluarga kita. Savana yakin Lucau Savana bisa membayar seluruh hutang Ibu pada rentenir itu dan juga membayar biaya pengobatan Bapak di Rumah Sakit."

"Savana!" Inggrid membentak putrinya sambil menghentakkan kakinya yang dipeluk oleh Savana hingga membuat Savana langsung terdorong kasar dan tersungkur di atas lantai.

"Memangnya kamu pikir mudah mencari pekerjaan dengan gaji besar hanya dari lulusan SMA saja? Ibu yang seorang Sarjana saja kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan kita selama ini. Saking kekurangannya uang, Ibu sampai harus pinjam uang sana sini demi menutupi kebutuhan harian kita. Lalu, dengan mudahnya kamu bicara akan bekerja keras, sedangkan kamu belum punya pengalaman bekerja dan waktu tenggat untuk bayar semua hutang keluarga kita pada rentenir kurang dari satu bulan lagi!"

"Jadi, Ibu akan tetap menjual Savana? Ibu tega mau jual anak Ibu sendiri? Padahal, anak Ibu ini sudah berusaha menjadi anak yang berbakti selama ini."

"Ibu tidak punya pilihan lain. Hanya itu satu-satunya cara untuk bisa keluar dari kehidupan kita yang sangat suram selama ini."

"Lebih baik Ibu bunuh saja Savana daripada Ibu menjual Savana dengan pria tua yang tidak Savana kenal."

"Lucau Ibu sampai membunuh kamu, itu sama saja Ibu menambah masalah di dalam hidup Ibu! Lagipula, Ibu tidak benar-benar menjual kamu, Ibu hanya akan menikahkan kamu dengan pemilik uang yang selama ini telah bersedia meminjami kita uang."

"Apa bedanya, Bu? Bahkan Ibu sendiri belum melihat siapa orangnya."

"Sudahlah, Savana. Kamu jangan terlalu bersedih seperti itu. Ibu yakin Lucau pria itu adalah pria yang baik. Hidup kita juga akan berubah menjadi lebih baik setelah kamu menikah dengannya nanti."

"Memangnya Ibu tahu Savana akan dijadikan istrinya yang ke berapa? Kedua? Ketiga? Keempat? Atau, lebih? Apa Ibu juga tahu pria itu akan memperlakukan Savana seperti apa nanti?"

"BERHENTI, SAVANA!!" Inggrid menghentak dengan kencang. "Ibu pusing mendengar ocehan kamu itu. Pokoknya, Ibu tidak akan mengubah keputusan Ibu untuk menikahkan kamu dengan pria itu!"

Inggrid pun berjalan masuk ke dalam kamarnya sambil membanting pintu. Dia sendiri tidak kuasa menahan kepedihannya yang amat dalam karena harus menyerahkan putri kandungnya sendiri pada pria yang belum dia ketahui sosoknya seperti apa.

Hanya air mata dan penyesalan yang luar biasa yang kini terbelenggu di dalam dirinya. Namun, apapun alasannya, Inggrid tetap akan menikahkan putri sulungnya itu dengan si rentenir karena hal itu sudah menjadi perjanjiannya dengan rentenir itu untuk menjadikan Savana jaminan ketika dia tidak mampu membayar hutangnya kelak. Dan kini, waktu itu akhirnya tiba. Waktu yang paling ditakuti oleh Inggrid dan waktu yang paling tidak pernah ditunggu oleh Inggrid.

**

Malam harinya, dua orang pria berjas hitam lengkap dengan kacamata hitam dan bertubuh tinggi besar mendatangi rumah Savana. Tanpa ada basa-basi dua pria itu langsung meminta Savana ikut bersama mereka ke suatu tempat.

Savana pergi tanpa pendampingan dari Ibunya. Saat ini, dia sudah pasrah akan diperlakukan seperti apa oleh dua pria itu nantinya. Yang Savana lakukan sepanjan perjalanan menuju tempat yang tidak dia ketahui hanyalah menangis dan terus menangis.

Suara dari isakan tangisan Savana yang terdengar cukup kencang membuat kesal dua pria yang tengah duduk mengapitnya. Mereka pun meminta Savana untuk berhenti menangis, tapi Savana malah semakin mengencangkan suara tangisannya, hingga akhirnya salah satu dari pria itu mengambil jalan cepat untuk menghentikan tangisan Savana, yaitu dengan membius Savana menggunakan sapu tangan yang telah disemprotkan cairan untuk membuat Savana langsung tertidur seketika.

Beberapa jam kemudian setelah Savana tidak sadarkan diri, akhirnya Savana pun terbangun.

Dia membuka satu persatu kedua matanya dengan kepala yang terasa sangat berat. Saat kedua matanya sudah terbuka sempurna, benda yang pertama kali dia lihat adalah sebuah lampu gantung mewah yang berada di atas langit-langit tepat di depan matanya saat ini.

Savana yang merasa asing dengan lampu gantung tersebut lantaran belum pernah melihatnya sebelumnya langsung membangunkan cepat tubuhnya dan mengubahnya menjadi duduk.

Sontak saja Savana langsung terkejut begitu dia melihat ada seorang pria tengah duduk menumpuk kakinya di kursi sambil memegang tablet di tangannya. Tanpa menoleh ke arahnya, pria itu langsung mengatakan pada Savana.

"Akhirnya kamu bangun juga."

"Siapa kamu?" Savana bertanya dengan rasa takut yang luar biasa yang tengah melandanya saat ini.

Sebelum menjawab pertanyaan Savana, pria itu lebih dulu meletakkan tabletnya di atas meja kecil di samping kursi yang di dudukinya, lalu dia beranjak dari kursi dan berjalan tegap sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya dan menghadapi Savana.

Dengan lukisan senyuman manis di wajahnya yang sangat tampan, pria dewasa itu menjawab pertanyaan Savana.

"Perkenalkan. Saya adalah Luca Zeno. Saya adalah Pemilik uang dari semua hutang yang kedua orang tua kamu miliki selama ini."

Savana bergeming seketika. Dia sama sekali tidak menyangka Lucau ternyata Tuan rentenir yang meminjami uang pada kedua orang tuanya selama ini bukanlah pria tua seperti yang dia pikirkan selama ini, melainkan seorang pangeran tampan yang seolah seperti keluar dari negeri dongeng. Saking terpesonannya Savana sampai-sampai dia meneguk beberapa kali savilanya tanpa mengedipkan matanya sekalipun.

Tapi, jentikan jari dari tangan Luca Zeno berhasil memecahkan lamunan singkat Savana.

Saat lamunan Savana lenyap, saat itu juga Savana langsung melompat dari atas ranjang lalu bersimpuh di hadapan Luca dan memohon hal yang sama seperti dia memohon pada Ibunya.

"Tuan rentenir."

Luca tersontak kaget saat dia mendengar panggilan untuk dirinya yang disematkan oleh gadis belia yang ada di hadapannya saat ini.

"Saya mohon sama Tuan rentenir. Tolong jangan nikahi saya. Saya masih muda, belum berpengalaman apa-apa, dan masih sangat lugu untuk segala hal. Saya jamin 100%, Tuan rentenir akan menyesal sekali Lucau Tuan rentenir sampai menikahi saya. Jadi, tolong lepaskan saya. Saya janji akan melunasi semua hutang orang tua saya, asalkan Tuan renternir bersedia memberikan saya waktu sampai satu tahun lamanya. Tidak. Dua tahun, dengan jumlah hutang sebanyak itu." Savana merapatkan kedua tangannya dan menundukkan dalam kepalanya di hadapan Luca yang tengah mematung.

"Hei, anak kecil. Kamu pikir, janji kamu itu bisa saya percayai? Janji kamu itu sama persis seperti janji Ibu kamu ke saya dari dua tahun yang lalu. Tapi, buktinya apa? Janji Ibu kamu tidak juga bisa ditepati. Ada berbagai alasan yang dia buat untuk terus mengulur waktu pelunasan semua hutang dia pada saya!"

"Apapun! Apapun saya akan lakukan untuk Tuan rentenir, asalkan bukan pernikahan yang Tuan rentenir minta pada saya." Savana semakin memohon pada Luca.

"Lucau memang kamu tidak ingin saya nikahi, maka kamu layani saya dengan tubuh kamu itu. Saya akan jadikan kamu pemuas nafsu saya ketika saya sedang ingin bercinta."

Deg!

***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Flowf

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku