Terjerat Cinta Mafia Kakak Beradik

Terjerat Cinta Mafia Kakak Beradik

Flowf

5.0
Komentar
1.3K
Penayangan
11
Bab

Savana dijual oleh Ibu kandungnya sendiri demi bisa melunasi seluruh hutang keluarganya. Meski awalnya tidak bisa menerima perbuatan Ibunya, tapi setelah Savan bertemu sang rentenir rasa takut di hatinya berubah, karena ternyata rentenir yang telah meminjami uang pada Ibunya adalah seorang laki-laki yang berwajah rupawan dan berhati baik. Luca Zeno. Dia menawarkan kehidupan dan masa depan yang baik pada Savana, asalkan Savan bersedia menyumbangkan sel telur padanya melalui pernikahan kontrak selama 730 hari. Namun sayangnya, setelah pernikahan Luca dan Savana terjadi dan tidak berapa la,a kemudian Savana hamil, ternyata Ayah kandung dari bayinya adalah Ziv Zeno, Adik kandung sekaligus Adik tersayangnya Luca. Kakak beradik itu pun harus bersaing secara sengit untuk memiliki Savana seutuhnya dengan cara yang ekstrem sebagai keluarga Mafia.

Bab 1 Satu

"Bu, Savana tidak mau dijual sama pria tua itu. Savana akan lakukan apapun untuk Ibu yang penting Ibu tidak menjual Savana. Savana takut, Bu."

Savana terus memohon pada Ibunya. Tapi, Inggrid tetap mengabaikan permohonan putri sulungnya itu sekalipun Savana sudah bersimpuh di hadapannya, memeluk kakinya, bahkan sampai mencium kakinya.

"Bu, Savana akan bekerja keras untuk menghidupi keluarga kita. Savana yakin Lucau Savana bisa membayar seluruh hutang Ibu pada rentenir itu dan juga membayar biaya pengobatan Bapak di Rumah Sakit."

"Savana!" Inggrid membentak putrinya sambil menghentakkan kakinya yang dipeluk oleh Savana hingga membuat Savana langsung terdorong kasar dan tersungkur di atas lantai.

"Memangnya kamu pikir mudah mencari pekerjaan dengan gaji besar hanya dari lulusan SMA saja? Ibu yang seorang Sarjana saja kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan kita selama ini. Saking kekurangannya uang, Ibu sampai harus pinjam uang sana sini demi menutupi kebutuhan harian kita. Lalu, dengan mudahnya kamu bicara akan bekerja keras, sedangkan kamu belum punya pengalaman bekerja dan waktu tenggat untuk bayar semua hutang keluarga kita pada rentenir kurang dari satu bulan lagi!"

"Jadi, Ibu akan tetap menjual Savana? Ibu tega mau jual anak Ibu sendiri? Padahal, anak Ibu ini sudah berusaha menjadi anak yang berbakti selama ini."

"Ibu tidak punya pilihan lain. Hanya itu satu-satunya cara untuk bisa keluar dari kehidupan kita yang sangat suram selama ini."

"Lebih baik Ibu bunuh saja Savana daripada Ibu menjual Savana dengan pria tua yang tidak Savana kenal."

"Lucau Ibu sampai membunuh kamu, itu sama saja Ibu menambah masalah di dalam hidup Ibu! Lagipula, Ibu tidak benar-benar menjual kamu, Ibu hanya akan menikahkan kamu dengan pemilik uang yang selama ini telah bersedia meminjami kita uang."

"Apa bedanya, Bu? Bahkan Ibu sendiri belum melihat siapa orangnya."

"Sudahlah, Savana. Kamu jangan terlalu bersedih seperti itu. Ibu yakin Lucau pria itu adalah pria yang baik. Hidup kita juga akan berubah menjadi lebih baik setelah kamu menikah dengannya nanti."

"Memangnya Ibu tahu Savana akan dijadikan istrinya yang ke berapa? Kedua? Ketiga? Keempat? Atau, lebih? Apa Ibu juga tahu pria itu akan memperlakukan Savana seperti apa nanti?"

"BERHENTI, SAVANA!!" Inggrid menghentak dengan kencang. "Ibu pusing mendengar ocehan kamu itu. Pokoknya, Ibu tidak akan mengubah keputusan Ibu untuk menikahkan kamu dengan pria itu!"

Inggrid pun berjalan masuk ke dalam kamarnya sambil membanting pintu. Dia sendiri tidak kuasa menahan kepedihannya yang amat dalam karena harus menyerahkan putri kandungnya sendiri pada pria yang belum dia ketahui sosoknya seperti apa.

Hanya air mata dan penyesalan yang luar biasa yang kini terbelenggu di dalam dirinya. Namun, apapun alasannya, Inggrid tetap akan menikahkan putri sulungnya itu dengan si rentenir karena hal itu sudah menjadi perjanjiannya dengan rentenir itu untuk menjadikan Savana jaminan ketika dia tidak mampu membayar hutangnya kelak. Dan kini, waktu itu akhirnya tiba. Waktu yang paling ditakuti oleh Inggrid dan waktu yang paling tidak pernah ditunggu oleh Inggrid.

**

Malam harinya, dua orang pria berjas hitam lengkap dengan kacamata hitam dan bertubuh tinggi besar mendatangi rumah Savana. Tanpa ada basa-basi dua pria itu langsung meminta Savana ikut bersama mereka ke suatu tempat.

Savana pergi tanpa pendampingan dari Ibunya. Saat ini, dia sudah pasrah akan diperlakukan seperti apa oleh dua pria itu nantinya. Yang Savana lakukan sepanjan perjalanan menuju tempat yang tidak dia ketahui hanyalah menangis dan terus menangis.

Suara dari isakan tangisan Savana yang terdengar cukup kencang membuat kesal dua pria yang tengah duduk mengapitnya. Mereka pun meminta Savana untuk berhenti menangis, tapi Savana malah semakin mengencangkan suara tangisannya, hingga akhirnya salah satu dari pria itu mengambil jalan cepat untuk menghentikan tangisan Savana, yaitu dengan membius Savana menggunakan sapu tangan yang telah disemprotkan cairan untuk membuat Savana langsung tertidur seketika.

Beberapa jam kemudian setelah Savana tidak sadarkan diri, akhirnya Savana pun terbangun.

Dia membuka satu persatu kedua matanya dengan kepala yang terasa sangat berat. Saat kedua matanya sudah terbuka sempurna, benda yang pertama kali dia lihat adalah sebuah lampu gantung mewah yang berada di atas langit-langit tepat di depan matanya saat ini.

Savana yang merasa asing dengan lampu gantung tersebut lantaran belum pernah melihatnya sebelumnya langsung membangunkan cepat tubuhnya dan mengubahnya menjadi duduk.

Sontak saja Savana langsung terkejut begitu dia melihat ada seorang pria tengah duduk menumpuk kakinya di kursi sambil memegang tablet di tangannya. Tanpa menoleh ke arahnya, pria itu langsung mengatakan pada Savana.

"Akhirnya kamu bangun juga."

"Siapa kamu?" Savana bertanya dengan rasa takut yang luar biasa yang tengah melandanya saat ini.

Sebelum menjawab pertanyaan Savana, pria itu lebih dulu meletakkan tabletnya di atas meja kecil di samping kursi yang di dudukinya, lalu dia beranjak dari kursi dan berjalan tegap sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya dan menghadapi Savana.

Dengan lukisan senyuman manis di wajahnya yang sangat tampan, pria dewasa itu menjawab pertanyaan Savana.

"Perkenalkan. Saya adalah Luca Zeno. Saya adalah Pemilik uang dari semua hutang yang kedua orang tua kamu miliki selama ini."

Savana bergeming seketika. Dia sama sekali tidak menyangka Lucau ternyata Tuan rentenir yang meminjami uang pada kedua orang tuanya selama ini bukanlah pria tua seperti yang dia pikirkan selama ini, melainkan seorang pangeran tampan yang seolah seperti keluar dari negeri dongeng. Saking terpesonannya Savana sampai-sampai dia meneguk beberapa kali savilanya tanpa mengedipkan matanya sekalipun.

Tapi, jentikan jari dari tangan Luca Zeno berhasil memecahkan lamunan singkat Savana.

Saat lamunan Savana lenyap, saat itu juga Savana langsung melompat dari atas ranjang lalu bersimpuh di hadapan Luca dan memohon hal yang sama seperti dia memohon pada Ibunya.

"Tuan rentenir."

Luca tersontak kaget saat dia mendengar panggilan untuk dirinya yang disematkan oleh gadis belia yang ada di hadapannya saat ini.

"Saya mohon sama Tuan rentenir. Tolong jangan nikahi saya. Saya masih muda, belum berpengalaman apa-apa, dan masih sangat lugu untuk segala hal. Saya jamin 100%, Tuan rentenir akan menyesal sekali Lucau Tuan rentenir sampai menikahi saya. Jadi, tolong lepaskan saya. Saya janji akan melunasi semua hutang orang tua saya, asalkan Tuan renternir bersedia memberikan saya waktu sampai satu tahun lamanya. Tidak. Dua tahun, dengan jumlah hutang sebanyak itu." Savana merapatkan kedua tangannya dan menundukkan dalam kepalanya di hadapan Luca yang tengah mematung.

"Hei, anak kecil. Kamu pikir, janji kamu itu bisa saya percayai? Janji kamu itu sama persis seperti janji Ibu kamu ke saya dari dua tahun yang lalu. Tapi, buktinya apa? Janji Ibu kamu tidak juga bisa ditepati. Ada berbagai alasan yang dia buat untuk terus mengulur waktu pelunasan semua hutang dia pada saya!"

"Apapun! Apapun saya akan lakukan untuk Tuan rentenir, asalkan bukan pernikahan yang Tuan rentenir minta pada saya." Savana semakin memohon pada Luca.

"Lucau memang kamu tidak ingin saya nikahi, maka kamu layani saya dengan tubuh kamu itu. Saya akan jadikan kamu pemuas nafsu saya ketika saya sedang ingin bercinta."

Deg!

***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Flowf

Selebihnya

Buku serupa

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Juliana
5.0

21+ Dia lupa siapa dirinya, dia lupa siapa pria ini dan bahkan statusnya sebagai calon istri pria lain, yang dia tahu ialah inilah momen yang paling dia tunggu dan idamkan selama ini, bisa berduaan dan bercinta dengan pria yang sangat dia kagumi dan sayangi. Matanya semakin tenggelam saat lidah nakal itu bermain di lembah basah dan bukit berhutam rimba hitam, yang bau khasnya selalu membuat pria mabuk dan lupa diri, seperti yang dirasakan oleh Aslan saat lidahnya bermain di parit kemerahan yang kontras sekali dengan kulit putihnya, dan rambut hitammnya yang menghiasi keseluruhan bukit indah vagina sang gadis. Tekanan ke kepalanya Aslan diiringi rintihan kencang memenuhi kamar, menandakan orgasme pertama dirinya tanpa dia bisa tahan, akibat nakalnya lidah sang predator yang dari tadi bukan hanya menjilat puncak dadanya, tapi juga perut mulusnya dan bahkan pangkal pahanya yang indah dan sangat rentan jika disentuh oleh lidah pria itu. Remasan dan sentuhan lembut tangan Endah ke urat kejantanan sang pria yang sudah kencang dan siap untuk beradu, diiringi ciuman dan kecupan bibir mereka yang turun dan naik saling menyapa, seakan tidak ingin terlepaskan dari bibir pasangannya. Paha yang putih mulus dan ada bulu-bulu halus indah menghiasi membuat siapapun pria yang melihat sulit untuk tidak memlingkan wajah memandang keindahan itu. Ciuman dan cumbuan ke sang pejantan seperti isyarat darinya untuk segera melanjutkan pertandingan ini. Kini kedua pahanya terbuka lebar, gairahnya yang sempat dihempaskan ke pulau kenikmatan oleh sapuan lidah Aslan, kini kembali berkobar, dan seakan meminta untuk segera dituntaskan dengan sebuah ritual indah yang dia pasrahkan hari ini untuk sang pujaan hatinya. Pejaman mata, rintihan kecil serta pekikan tanda kaget membuat Aslan sangat berhati hati dalam bermanuver diatas tubuh Endah yang sudah pasrah. Dia tahu menghadapi wanita tanpa pengalaman ini, haruslah sedikit lebih sabar. "sakit....???"

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Gavin
5.0

Suamiku, Banyu, dan aku adalah pasangan emas Jakarta. Tapi pernikahan sempurna kami adalah kebohongan, tanpa anak karena kondisi genetik langka yang katanya akan membunuh wanita mana pun yang mengandung bayinya. Ketika ayahnya yang sekarat menuntut seorang ahli waris, Banyu mengusulkan sebuah solusi: seorang ibu pengganti. Wanita yang dipilihnya, Arini, adalah versi diriku yang lebih muda dan lebih bersemangat. Tiba-tiba, Banyu selalu sibuk, menemaninya melalui "siklus bayi tabung yang sulit." Dia melewatkan hari ulang tahunku. Dia melupakan hari jadi pernikahan kami. Aku mencoba memercayainya, sampai aku mendengarnya di sebuah pesta. Dia mengaku kepada teman-temannya bahwa cintanya padaku adalah "koneksi yang dalam," tetapi dengan Arini, itu adalah "gairah" dan "bara api." Dia merencanakan pernikahan rahasia dengannya di Labuan Bajo, di vila yang sama yang dia janjikan padaku untuk hari jadi kami. Dia memberinya pernikahan, keluarga, kehidupan—semua hal yang tidak dia berikan padaku, menggunakan kebohongan tentang kondisi genetik yang mematikan sebagai alasannya. Pengkhianatan itu begitu total hingga terasa seperti sengatan fisik. Ketika dia pulang malam itu, berbohong tentang perjalanan bisnis, aku tersenyum dan memainkan peran sebagai istri yang penuh kasih. Dia tidak tahu aku telah mendengar semuanya. Dia tidak tahu bahwa saat dia merencanakan kehidupan barunya, aku sudah merencanakan pelarianku. Dan dia tentu tidak tahu aku baru saja menelepon sebuah layanan yang berspesialisasi dalam satu hal: membuat orang menghilang.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku