Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
BRAKKKK!
Pria itu menggebrak meja kerjanya dengan keras dan membuat seisi ruangan berjengit karena kaget bercampur takut.
Pasalnya, ketika bos mereka itu mengamuk konsekuensinya berat, kemungkinan besar mereka akan kehilangan pekerjaan.
"Vino, laporan keuangan macam apa ini?! Kamu pikir saya nggak baca ulang laporan keuangan perusahaan?! Mulai hari ini kamu DIPECAT!"
"Maaf, Pak Leon. To-tolong beri saya kesempatan sekali lagi ... firma akuntan kami mungkin melakukan kesalahan yang tidak disengaja, Pak," mohon pria muda itu berlutut di hadapan Leon, CEO Indrajaya Realty.
"Tidak. Keluar dari ruangan saya sekarang, saya muak melihatmu." Leon memberi kode pengawalnya untuk menyeret keluar Vino, kepala firma akuntan publik yang bekerja untuk perusahaannya.
Dia paling benci orang yang tidak kompeten. Bagi Leon, ketika sudah mengeluarkan uang untuk membayar jasa artinya dia harus dilayani dengan sempurna, tak boleh ada cacat atau celah.
Indrajaya Realty adalah sebuah perusahaan multinational. Leon mengepalai cabang di Jakarta, Indonesia. Sementara kakak sulungnya berbeda ibu yang bernama Leeray, mengepalai cabang di Perth, Australia.
Leon menghempaskan tubuhnya di kursi CEO dengan ekspresi lelah. Pria bodoh tadi merusak mood paginya. Dia bisa uring-uringan sepanjang hari karena hal ini.
"Gio, Adri, kalian cari akuntan publik yang baru untuk perusahaan kita. Cari yang jujur dan teliti membuat laporan keuangan. Aku benci orang bodoh! Mana bisa membohongiku ... aku sekolah untuk gelar master bisnisku bukan membeli gelar kosong!" ujar Leon pada kedua sekretaris pribadinya yang sudah bekerja di perusahaan itu sejak dia belum dilahirkan.
Giorgio dan Adrian adalah dua sekretaris pribadi yang sejak muda dipekerjakan oleh papinya Leon yaitu Leonard Indrajaya.
Bagi mereka berdua, ayah dan anak itu berbeda bagai langit dan bumi. Leonard Indrajaya adalah seorang pebisnis yang kawakan dengan segudang pengalaman yang bertemperamen halus dan tenang. Sementara putera bungsunya ini, Vladimir Leon Indrajaya adalah seorang pebisnis muda yang bertemperamen panas dan mudah tersinggung sekalipun secara skill bisnis setara dengan ayahnya.
"Tentu, Pak Leon. Kami akan segera carikan gantinya," sahut Adrian dengan patuh.
Giorgio pun berbicara, "Pak Leon, sekadar mengingatkan ... Anda ada janji konsultasi dengan psikolog di rumah sakit Siloam Internasional hari ini pukul 10.00. Papi Anda yang membuatkan janji temu ini."
Mendengar perkataan Giorgio barusan, Leon mendengkus geli bercampur kesal. Papinya merasa temperamen Leon terlalu kasar dan cenderung meledak-ledak, jadi papinya ingin dia melakukan sesi terapi psikologis dengan ahli kejiwaan.
"Aku masih waras ... apa kalian menganggap aku orang gila yang butuh terapi kejiwaan?!" ucap Leon menanggapi janji temu dengan psikolog itu.
Gio dan Adri saling bertukar pandang dengan senyum terkulum karena geli dengan pertanyaan Leon. Mereka merasa senior boss mereka benar, puteranya agak sedikit agresif dan mudah mengamuk. Jelas sekali Leon butuh sesi terapi kejiwaan.