Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Yulia Pujiono sedang duduk di kamar hotel mengenakan gaun pengantin putih dan riasan wajah tipis. Hari ini merupakan hari pernikahannya, tetapi si pengantin pria tidak bisa ditemukan di mana pun.
Di tangannya ada dua buah dokumen. Salah satunya adalah formulir persetujuan untuk melakukan inseminasi buatan, dan yang lainnya adalah surat perjanjian kerahasiaan. Dokumen pertama menunjukkan bahwa proses inseminasi akan dilakukan besok.
Pengacara Keluarga Jayendra sedang menunggu Yulia untuk menandatangani dokumen setelah menyerahkannya beberapa saat yang lalu.
Sperma yang akan digunakan untuk menginseminasi Yulia milik Billy Jayendra, pengantin pria dan putra tertua dari Keluarga Jayendra.
Pernikahan mereka akan menjadi pernikahan termegah pada abad ini. Namun, tiga bulan lalu sang mempelai pria terlibat dalam kecelakaan mobil yang mengerikan. Dari kabar yang beredar, dia tidak memiliki banyak waktu tersisa untuk hidup.
"Nona Pujiono, tolong, Anda harus segera menandatangani surat-suratnya," desak si pengacara pada Yulia, jejak ketidaksabaran terlihat di wajahnya.
Keluarga Jayendra adalah salah satu keluarga terkuat di kota ini. Keluarga tersebut sangat menganggap penting kelanjutan garis keturunan mereka, sama seperti kekayaan mereka. Billy adalah seorang bujangan sebelum kecelakaan itu, jadi ayahnya, Sigit, memutuskan untuk mencarikan putranya seorang istri. Sigit-lah yang telah merencanakan semuanya. Sperma milik Billy yang telah dibekukan bertahun-tahun lalu akan dibuahi ke dalam rahim pengantin baru sebelum putranya meninggal.
Alis Yulia berkerut saat dia melihat dokumen-dokumen itu. Kilatan kepanikan yang tak bisa diungkapkan kata-kata muncul di matanya.
"Aku minta maaf. Aku perlu membaca semua klausul yang ada secara menyeluruh. Apa kamu bisa keluar dulu sebentar?"
Pengacara itu sedikit mengernyitkan keningnya sebelum dia mengangguk dan pergi.
Begitu pintu ditutup, Yulia meletakkan surat-surat tersebut dan menghubungi pacarnya.
Ya, dia memiliki seorang kekasih. Akan tetapi, itu merupakan sebuah rahasia besar.
Pacarnya kebetulan adalah Krisna Jayendra, putra kedua dari Sigit yang juga merupakan adik tiri Billy.
Krisna turut serta dalam semuanya. Nyatanya, konspirasi ini adalah idenya!
Sebulan yang lalu, ayah Yulia meninggal setelah tiba-tiba jatuh sakit. Ibu tirinya, Triana Martiono, mengambil alih semua properti dan mengusirnya dari rumah. Dia meninggalkan Yulia tanpa uang sepeser pun dan bahkan mengambil semua barang milik mendiang ibunya.
Karena itulah, Yulia benar-benar kehilangan segalanya dan dalam keadaan terpuruk. Pada saat itulah pacarnya, Krisna, membuat sebuah rencana. Dia memintanya untuk menikahi Billy dan menyabotase rencana inseminasi buatan ketika waktunya tiba. Krisna ingin menjadi satu-satunya pewaris kekayaan keluarganya begitu kakak tirinya meninggal.
Dia berjanji akan menikahi Yulia. Untuk memperlancar kesepakatan itu, dia juga bersumpah untuk membantunya mengambil kembali barang-barang milik ibunya dari Triana yang jahat.
Krisna berusaha membujuk berkali-kali hanya untuk membuat Yulia setuju dengan tawarannya. Namun, sekarang, Yulia mulai berubah pikiran. Rasa bersalah sudah merasuki hati nuraninya. Dia tidak berpikir dia bisa melanjutkan rencana Krisna.
Krisna tidak mengangkat panggilannya bahkan setelah dihubungi berkali-kali. Ini semakin membuat Yulia panik. Dia berjalan mondar-mandir di kamar. Karena putus asa, dia menyelinap keluar untuk mencari keberadaan Krisna.
Hati Yulia rasanya melompat di mulutnya saat dia berjalan menyusuri lorong. Dia takut dia akan menemui seseorang yang mengenalnya di lift, jadi dia melepas sepatu hak tingginya dan menuju ke tangga.
Tepat ketika dia tiba di depan kamar besar terakhir yang ada di ujung koridor, dia menghentikan langkahnya.
Pintu kamar ini sedikit terbuka. Suara tawa manja yang terdengar tidak asing datang dari dalam ruangan tersebut.
"Oh, jangan berhenti, Krisna. Tetaplah bersamaku sedikit lebih lama lagi. Lagi pula, Yulia sudah tidak punya waktu untukmu sekarang."
Hati Yulia seketika dipenuhi kekecewaan. Kakinya seberat besi saat ini. Namun, dia perlahan berjalan mendekat dan mengintip melalui celah pintu yang terbuka.
Seorang pria dan wanita muda berbaring setengah telanjang di atas sofa. Wanita yang melilitkan tubuhnya pada pria itu tidak lain adalah saudara tiri Yulia, Vina. Dan pria yang bersamanya adalah Krisna sendiri!
"Sayang, kamu tahu aku ingin tetap bersamamu, tapi aku tidak bisa melakukannya sekarang. Aku khawatir Yulia tidak akan melanjutkan rencanaku dan melarikan diri. Aku harus mengawasinya," ucap Krisna sambil mendengus, berusaha mendorong Vina menjauh.
Vina tidak menerima jawaban tidak. Dia menundukkan kepalanya dan memberi Krisna ciuman penuh gairah. "Kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu. Wanita jalang itu tidak akan melarikan diri. Dia selalu menurut padamu. Ingatlah bahwa kita masih memiliki barang-barang milik ibunya. Dia bersedia melakukan apa saja untuk kembali mendapatkannya."
"Hmm. Apa yang kamu katakan ada benarnya." Mendengar kata-kata ini, Krisna kembali berbaring di sofa. Dia melingkarkan satu tangan di pinggang Vina dan menyelipkan tangan lainnya di bawah gaunnya. "Hahaha! Dia tidak memiliki siapa pun yang bisa diandalkan sejak ayahnya meninggal. Dia tidak punya pilihan lain selain menuruti perintahku."
"Semuanya tidak akan berjalan semulus ini jika kamu tidak mengotak-atik obat ayahnya," ucap Vina sambil tertawa kecil. Begitu tangan Krisna bergerak di atas tubuhnya, dia mengerang. Tubuhnya gemetar dan meleleh di dalam pelukan pria itu. "Kakakku yang konyol itu mengira kamu akan menikahinya setelah melakukan semua yang kamu minta. Dia tidak tahu bahwa kamulah yang sudah membunuh ayahnya. Kamu pria yang jahat, Krisna."
"Bukankah karena itu kamu mencintaiku?" Tiba-tiba Krisna berbalik dan menekan Vina di bawah tubuhnya sambil menciumnya. "Tidak perlu khawatir, kamu akan menjadi pengantinku ketika semuanya sudah berakhir. Mataku hanya tertuju padamu seorang. Untuk saat ini, izinkan aku menunjukkan betapa jahatnya aku sebenarnya ...."