Cinta yang Tersulut Kembali
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Sang Pemuas
Terpesona oleh Istri Seribu Wajahku
Hamil dengan Mantan Bosku
Gairah Citra dan Kenikmatan
Perjalanan Menjadi Dewa
Hati Tak Terucap: Istri yang Bisu dan Terabaikan
Cerita dewasa
“Menikah?!” Beverley hampir tidak percaya dengan pendengarannya sendiri. Tatapannya dipenuhi dengan kebingungan sekaligus keterkejutan.
“Jika aku menikah, bagaimana aku bisa bekerja dan mengumpulkan uang untuk mengobati ayah?” tanya Beverley.
Ibunya yang bernama Emma mulai merasa kesal. ”Itulah kenapa aku ingin kau menikah dengan putra keluarga Oliver!”
“Jadi kau ingin menggunakan aku untuk membayar utang-utangmu?”
Kedua mata Beverley tampak memerah. Bukan karena dia ingin menangis, tetapi karena merasa sangat marah. Kenapa Emma bisa memikirkan hal seperti itu? Apa karena Emma hanya seorang ibu tiri?
“Bukan itu maksudku. Aku hanya ingin kau hidup dengan nyaman bersama orang kaya. Kau bisa hidup dengan tenang tanpa harus memikirkan uang. Apa aku salah?” Emma bertanya tanpa merasa bersalah.
Beverley langsung mendengkus. “Kau pikir siapa yang sedang kau tipu? Emma, aku bukan anak kecil yang bisa dibodohi. Sampai kapan pun aku tidak akan setuju!” desisnya dengan tajam. Dia tahu situasi apa yang sedang dihadapinya.
Emma, si ibu tiri mata duitan itu ingin menggunakan putrinya untuk melunasi utang-utangnya pada keluarga Oliver. Dengan cara apa? Dengan cara menikahkan Beverley dengan putra Michael Oliver yang sedang dirumorkan sebagai seorang gay!
Beverley sangat paham. Pernikahan itu pasti hanya digunakan untuk menutupi rumor itu. Tentu saja dia tidak mau. Pernikahan adalah hal yang sakral, dia tidak ingin menikah dengan sembarangan. Apalagi dengan orang yang sama sekali tidak dikenal.
Lagi pula orang yang berutang banyak adalah Emma. Kenapa dia yang dikorbankan? Kenapa tidak ibu mata duitan itu saja yang menikah dengan lelaki gay putra Michael Oliver? Dia sangat senang jika ayahnya bercerai dengan wanita sinting itu.
“Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau tidak suka?” tanya Emma. Dia duduk menyilangkan kaki lalu menatap Beverley dengan kepala terangkat.
“Jika kau membantah maka aku akan pergi dari rumahmu. Biarkan ayahmu yang sudah lumpuh itu telantar sendirian,” ucap Emma tanpas ekspresi. Meskipun terdengar halus, tetapi terdapat nada ancaman yang nyata.
“Emma!” Beverley langsung berteriak marah. Dia mengepalkan telapak tangannya dengan kuat sampai tubuhnya ikut gemetar. Matanya terpejam dan mulutnya terkatup rapat.
“Kau berani berteriak padaku?” Emma mengerutkan alisnya dalam-dalam. “Jangan berpikir hanya karena aku adalah ibu tiri lalu kau dengan bebas bersikap tidak sopan kepadaku!” lanjutnya dengan nada yang ditinggikan.
“Lalu hanya karena aku adalah anak tiri, lalu kau bisa dengan bebas menentukan hidupku?!” Beverley balas berteriak.
Dia sudah muak dengan Emma. Wanita itu sama sekali bukan ibu tiri yang baik. Jika dia tahu karakter aslinya seperti itu, maka di masa lalu dia tidak akan mengizinkan James menikah dengannya.