/0/13690/coverorgin.jpg?v=34d407bff7def1b62c3b6d9da1a2d824&imageMogr2/format/webp)
Rayyan, seorang Duda kaya raya berumur 32 tahun, berwajah tampan, berkulit putih, perut sixpack yang dibalut dengan kemeja berwarna hitam terlihat ngepas di badannya, dia baru saja turun dari mobil mewahnya dan berjalan dengan langkah tegap masuk ke dalam restoran terkenal di kota tersebut.
Pancaran auranya yang berkarisma membuat siapa saja yang menatapnya akan merasa takjub. Dia mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya dan fokus menatap layar ponsel sambil terus berjalan menuju meja paling belakang yang biasa dia tempati.
Dia lebih suka ketenangan dan tidak suka di ganggu, apalagi saat ini, dia baru saja gagal memasarkan produk terbarunya, membuat suasana hatinya kacau.
Bruk!
“Aww!” seru seorang gadis berambut lurus yang diberi cat tipis berwarna coklat susu, kulitnya yang putih, dengan bibir yang di poles dengan lipstik warna pink natural, matanya yang agak sipit membuat dia terlihat seperti wanita berketurunan blasteran, padahal aslinya dia gadis pribumi.
Dia bernama Mayra, yang bisa ditaksir umurnya sekitar 19 tahun, dia mengenakan kaos lengan pendek yang over size dengan jins yang hanya sebatas lutut.
Mayra hampir terjungkal ke belakang karna kaget, tapi dia segera pegangan pada pinggang Rayyan yang ada di hadapannya, dan begitu sadar dia memegang lelaki yang tidak di kenalnya, dia langsung melepaskan pegangannya saat itu juga.
Mayra mengelus kepalanya, sedangkan Rayyan menggemeretuk giginya melihat ponselnya yang melayang begitu saja ke lantai karna ulah Mayra.
Mayra tidak sengaja menjatuhkan ponsel milik Rayyan karna berdiri dengan tiba-tiba setelah mengikat tali sepatunya, kepalanya Mayra menyundul sikunya Rayyan hingga ponsel di tangan Rayyan lepas dan jatuh begitu saja.
“Maaf Bang, maaf, saya tidak sengaja,” ucap Mayra sambil berusaha menjangkau ponsel milik Rayyan, tapi sialnya, Rayyan juga ikut menunduk membuat dua kepala tersebut terantuk dan kali ini mereka sama-sama mengelus kepala mereka masing-masing.
“Bang, bang! Bang kepalamu!” desis Rayyan sambil mengelus pelipisnya. Dia meraih ponselnya dengan cepat dan langsung memasukkannya ke dalam kantong celananya sambil menatap Mayra dengan memicingkan matanya.
“Kan saya sudah minta maaf, kenapa harus marah? Dasar lelaki payah!” ucap Mayra ikutan kesal, kemudian berlalu pergi dari hadapan Rayyan.
“Apa?!” erang Rayyan mendengar ucapan Mayra, tapi percuma, Mayra sudah pergi dan Rayyan tidak berniat mengejar gadis itu.
Rayyan menatap Mayra yang berlalu dari hadapannya dengan jengkel.
“Bang, Bang! Emangnya dia gak bisa panggil dengan panggilan yang lebih sopan untuk orang yang lebih tua dari dia! Anak jaman sekarang benar-benar gak ada sopan santun sedikit pun!” gerutu Rayyan sendirian sambil memilih kursi untuk dia tempati, menurutnya, panggilan Mas lebih cocok untuk dia.
Rayyan mengeluarkan ponselnya dan menyalakannya.
“Apa? Ponsel gua pecah layarnya? Astaga! ... ini semua gara-gara gadis itu! Aku harus mengejarnya dan memintanya untuk bertanggung jawab!” ucap Rayyan dengan emosi.
Dia bergegas keluar dari restoran untuk mengejar Mayra yang belum pergi terlalu jauh.
“Hei kamu!” ucap Rayyan sambil menarik tangan Mayra yang berdiri di pinggir jalan sedang menunggu taksi.
Rayyan yang sedang jengkel, menarik tangan Mayra dengan kuat hingga Mayra terpental ke hadapan Rayyan, bahkan menubruk tubuh Rayyan membuat Rayyan hampir terjungkal ke belakang, dia segera memeluk tubuh Mayra untuk menyeimbangkan tubuhnya sendiri.
“Rayyan, kamu sedang apa sama- ....”
/0/6639/coverorgin.jpg?v=db738a8cdac87a5646c65647c90a198b&imageMogr2/format/webp)
/0/6428/coverorgin.jpg?v=0f83a95c61c20d11ae83d91c8a9d1c76&imageMogr2/format/webp)
/0/2743/coverorgin.jpg?v=b61e50aca27298b5b23c39bafa64dc9f&imageMogr2/format/webp)
/0/16926/coverorgin.jpg?v=475a56703eb046d6273718d3aeb6fd1f&imageMogr2/format/webp)
/0/14731/coverorgin.jpg?v=927f4fb1d364819af2fa48c52b77907e&imageMogr2/format/webp)
/0/15143/coverorgin.jpg?v=6567172c27abf2003cd8b26ffcf31850&imageMogr2/format/webp)
/0/25068/coverorgin.jpg?v=d3a2e8d55c7a4d0a049d77e091ae9bbb&imageMogr2/format/webp)
/0/5168/coverorgin.jpg?v=79b9005cb01a5264f8298e6bdffd90fd&imageMogr2/format/webp)
/0/16399/coverorgin.jpg?v=1e15c1b5d5554d21af64e257ce86aabf&imageMogr2/format/webp)
/0/7030/coverorgin.jpg?v=66ef500fba68df5246c38220ee708a7f&imageMogr2/format/webp)
/0/2795/coverorgin.jpg?v=043d4b1da96165844a701a244b3febde&imageMogr2/format/webp)
/0/2640/coverorgin.jpg?v=cd404ed8e307d022c965a36eb2d49305&imageMogr2/format/webp)
/0/7314/coverorgin.jpg?v=a1082c86ea6699e6432ece45218c8f91&imageMogr2/format/webp)
/0/5184/coverorgin.jpg?v=72b988390c55a957b5306f33b865e4e6&imageMogr2/format/webp)
/0/27921/coverorgin.jpg?v=4eda760d43a833803876b057d0adbf78&imageMogr2/format/webp)
/0/7196/coverorgin.jpg?v=7592a2eb81064573854cf2324235abe9&imageMogr2/format/webp)
/0/10909/coverorgin.jpg?v=5122a39c4be9b04d20fc1c65de293bfa&imageMogr2/format/webp)
/0/10516/coverorgin.jpg?v=01aff05d00205982dc45aa23981f69dc&imageMogr2/format/webp)