Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Istri Kontrak CEO Dingin

Istri Kontrak CEO Dingin

Kim Chawo

5.0
Komentar
590
Penayangan
3
Bab

Arshaka Virendra Shafwan seorang CEO tampan yang berusia 26 tahun. Demi mendapatkan harta warisan kakeknya, Arshaka rela menjadikan Office Girl sebagai istri kontraknya. Sebab kakeknya akan memberikan harta warisan kepada cucunya yang sudah menikah, oleh sebab itulah Arshaka melakukan semuanya. Sedangkan wanita yang menjadi istri kontrak Arshaka bernama Inara Kalea Lathifa, gadis cantik yang berusia 23 tahun. Alasan Inara mau menjadi istri kontrak Arshaka adalah demi uang untuk biaya pengobatan ibunya yang menderita penyakit jantung, namun tidak bisa dipungkiri Inara sebenarnya menyukai Arshaka sejak pertama kali mereka bertemu. Akankah pernikahan mereka berakhir hanya sebatas kontrak? Mungkinkah pernikahan kontrak berakhir pada pernikahan sungguhan? Penasaran? Ikuti ceritanya yuk!!!

Bab 1 CEO Baru

Pagi yang begitu dingin seakan menusuk kedalam tulang, membuat gadis cantik bernama Inara Kalea Lathifa enggan untuk melepaskan selimut yang membaluti tubuhnya. Namun alarmnya terus berbunyi memaksanya untuk bangkit dari tempat tidurnya.

"Inara...!" Terdengar suara wanita paruh baya yang memanggilnya dari luar sambil mengetuk pintu kamarnya.

Dengan rasa malas Inara meraih alarm yang tergeletak diatas ben stand.

"What!" ucap Inara terkejut saat melihat alarmnya menujukan pukul 06:30, sebab hari ini ia harus kerja.

"Mati aku," ucap Inara sebab ia lupa kalau hari ini ada acara penyambutan CEO baru ditempat kerjanya dan ia harus datang pagi buta. Sebab sebagian office girl ia harus menjamin kebersihan kantor tersebut.

Inara pun segera menuju kamar mandi lalu menggosok giginya dan mencuci mukanya, tidak ada waktu buat mandi baginya, ia pun meraih baju kerjanya dan menyisir rambutnya dengan secepat mungkin.

"Aaaw...ini rambut nggak tau situasi, mau dibotak apa!" gumam Inara kesal, karena saat ini ia lagi buru-buru. Setelah selesai merapikan rambutnya Inara menyambar parfum dan menyemprot ke seluruh tubuhnya.

"Jika tidak ada waktu untuk mandi, setidaknya ada parfum untuk menghilangkan bau, emang itu kegunaanmu sayang. Mmmuahh!" ucap Inara lalu mencium botol parfumnya.Inara pun kembali melihat rupanya di cermin.

"Cantik, siapa yang bakalan ngira aku nggak mandi hari ini," ucap Inara sambil menggambarkan segaris senyum diwajahnya.

Seperti itulah kebiasaan Inara, bukan sekali ini saja ia tidak mandi melainkan sudah sering, apalagi musim dingin, mungkin bisa dibilang ia tidak bersahabat dengan air.

"Ibu, Inara berangkat dulu," ucap Inara sambil mencium pipi ibunya.

"Nak sarapan dulu!"

"Nggak sempat Bu, Inara sudah telat," ucap Inara lalu ia pun keluar rumah dan mengayuhkan sepedanya.

***

Ditempat lain, seorang pria tampan kini sedang bersiap-siap menuju kantor, pakaian yang ia gunakan merupakan brand fashion termahal di dunia yang dirancang sendiri oleh LV.

Pria itu bernama Arshaka Virendra Shafwan, merupakan cucu dari seorang pria terkaya dan juga terhormat bernama Zuhair Virendra.

Sedangkan ayahnya Arshaka sudah meninggal sejak ia berusia 10 tahun dan ibunya menikah lagi dengan pria lain dan tinggal diluar negeri. Sehingga Arshaka pun tinggal bersama kakeknya.

Arshaka pun keluar dari kamarnya dengan penampilan yang begitu rapi, membuat tubuh idealnya terlihat sangat sempurna. Diruang tengah terdapat sebuah meja makan yang cukup besar dan mewah, disana sudah berdiri beberapa orang asisten rumah tangga yang siap melayani majikannya.

Tidak lama kakek Zuhair pun datang lalu duduk untuk makan bersama dengan Arshaka, rumah yang begitu luar serta meja makan yang begitu mewah, siapa sangka hanya bisa dinikmati oleh Arshaka dan kakeknya, sebab tidak ada keluarga lain disana selain mereka merdua.

"Apakah kamu sudah siap untuk mengurus cabang perusahaan kakek hari ini?" tanya kakeknya, sebab kakek Zuhair menugaskan Arshaka untuk membantunya mengurus salah satu cabang perusahaan miliknya, meskipun hanya cabang namun perusahaan itu cukup mewah bahkan bisa dibilang setara dengan perusahaan besar milik orang lain, sebab perusahaan yang Kakek Zuhair kelola merupakan perusahaan tersebut dan terkenal di seluruh dunia.

"Arsha siap kek," jawab Arshaka.

"Bagus, Kakek harap kamu tidak mengecewakan kakek!"

"Kakek tenang saja, Arshaka akan mengelola perusahaan kakek sebaik mungkin," ucap Arshaka, ia pun mengambil tisu lalu mengelap bibirnya.

"Arshaka berangkat dulu," ucap Arshaka lalu pergi meninggalkan meja makan.

Begitulah kehidupan Arshaka, meskipun perekonomiannya sangat bagus namun kehangatan dalam keluarga sangat jauh dibandingkan dengan keluarga kecil yang hidup sederhana yang penuh kasih sayang.

Setiap kali Arshaka ngobrol dengan kakeknya, mereka hanya akan membahas masalah pekerjaan tidak ada topik lain, sehingga wajah jika Arshaka memiliki sifat yang dingin dan tak banyak bicara.

Arshaka pun melajukan mobil mewah miliknya, dengan tatapan kosong ia meningkatkan kecepatan mobilnya sebab ia tidak mau terlambat dihari pertama dirinya kerja.

Tidak lama seorang wanita yang sedang mengayuhkam sepedanya menyebang didepan Arshaka membuat Arshaka hampir saja menabraknya jika ia tidak segera mengerm mobilnya. Arshaka pun segera turun dari mobilnya saat melihat wanita itu terjatuh didepannya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Arshaka kepada wanita itu yang tidak lain adalah Inara.

Bukannya menjawab, Inara malah bengong menatap Arshaka sambil tersenyum.'Oh Tuhan inikah pangeran berkuda yang engkau kirimkan untukku, sungguh tampan dan terlihat sangat sempurna, jika ini mimpi maka tolong jangan bangunkan aku Tuhan,aku ingin menikmati ketampanannya dalam waktu yang cukup lama' batin Inara sambil tersenyum pada Arshaka.

"Helo...kamu nggak apa-apa? Apa kamu terluka?" tanya Arshaka kembali.

Namun tetap saja Inara tak merespon dan masih sibuk menatap Arshaka sambil tersenyum, seolah-olah pandangannya tidak ingin lepas dari ciptaan Tuhan yang begitu sempurna didepannya.

Arshaka pun melirik jam tangannya, ia pun menaruh kartu namanya dikeranjang sepeda Inara, sebab ia sudah terlambat dan tidak ada waktu untuk mengurusi wanita yang setengah gila didepannya.

"Sebaiknya kamu priksa kedokter! Jika kamu terluka, maka bisa hubungi no yang ada dikartu nama itu!" ucap Arshaka lalu ia pun kembali melanjutkan perjalannya.

Tidak lama ponsel Inara berbunyi sehingga membuat dirinya pun tersadar.

"Halo Inara kamu dimana?" teriak seorang wanita dari sebrang telpon, wanita itu tak lain adalah sahabat Inara yang bernama Irana.

"Aku berada di istana pangeran," jawab Inara yang ternyata tak sepenuhnya tersadar.

"Apa? Cukup, jangan ngehalu lagi. Cepat kekantor sekarang Bu Jovita sudah marah-marah dari tadi nyariin kamu!" ucap Irana ia pun mengakhiri panggilannya. Bu Jovita adalah orang yang bertanggung jawab atas kenerja para office diperusahaan itu.

"Apa? Astaga, Inara kerja!" ucap Inara pada dirinya sendiri lalu ia pun mengangkat sepedanya kembali, sedangkan kartu nama yang Arshaka taruh dikeranjang sepedanya kini terjatuh.

Tidak lama Inara pun sampai di perusahaan GV singkatan dari Virendra Grup. Inara pun segera berlari memasuki gedung perusahaan itu, tanpa sengaja ia menabrak seorang pria didepannya.

"Pangeran..." gumam Inara saat melihat pria didepannya ternyata Arshaka.

"Maaf pak, dia office girl disini. Mohon maafkan dia atas kecerobohannya," ucap Bu Jovita. Ia pun menarik telinga Inara menuju dapur perusahaan.

"Aw...aw...aw...sakit Bu," ucap Inara sambil memegang tangan Bu Jovita.

"Inara! Kenapa kamu selalu buat masalah, sudah datang terlambat dan sekarang cari mati didepan pak Arshaka. Apakah kamu sudah bosen kerja?" bentak Bu Jovita.

"Maaf Bu, tadi Inara hampir ditabrak jadi datang terlambat," jelas Inara.

"Alaah ..kamu setiap kali terlambat pasti punya alasan, sakit perut lah, hampir ditabrak lah, sepeda bocor! Berapa banyak sih alasan yang kamu tabung diotakmu ini?" ucap Bu Jovita sambil menjitak kepala Inara.

"Benar Bu, hari ini Inara hampir saja ditabrak oleh pangeran tadi," jelas Inara.

"Omong kosong macam apa itu? Siap yang kamu maksud pangeran?"

"Itu..." ucap Inara sambil menujuk Arshaka yang sedang ngobrol dengan asistennya.

"Kamu tau dia sampai?"

"Pangeran," jawab Inara.

"Dia CEO baru disini, jadi kamu jangan coba-coba cari masalah dengan pak Arshaka, kalau tidak mau pekerjaanmu berakhir hari ini," ucap Bu Jovita lalu meninggalkan Inara.

"Bu Jovita suka gitu, sedikit-sedikit mengacam masalah pekerjaan, nggak bisa cari ancaman yang lain apa?"gumam Inara,"Apa, dia CEO baru?" ucap Inara melebarkan kedua matanya saat teringat ucapan Bu Jovita bahwa Arshaka adalah CEO baru diperusahaan GV.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku