Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Jodohku Ceo Dingin

Jodohku Ceo Dingin

durrahnoer502

5.0
Komentar
2.1K
Penayangan
15
Bab

Vivi Raminta mengalami masa yang sulit, dia terpaksa harus menerima perjodohan dengan Devo seorang Ceo yang dingin dan membuat dia kesal. Awalnya dia tidak bisa menerima perjodohan ini namun ibunya terus saja memaksa. Selain itu dia harus menerima kenyataan kekasihnya menikah dengan wanita yang lebih kaya, dia putus asa dan akhirnyan menerima perjodohann. Devo menerima perjodohan untuk menutupi perselingkuhannya dengan artis terkenal yaitu Karen. Berjalannya waktu perasaan cinta mereka berdua mulai tumbuh Devo dan Vivi mulai ada percikan cinta namun mereka enggan untuk menyadari. Dapatkah Devo meninggalkan Karen dan mencintai Vivi dan cinta mereka akan bersatu. Baca kelanjutannya dibab selanjutnya

Bab 1 Wawancara Kerja

Suara jam weker membangunkannya dan Vivi terbangun dia segera mematikan jam weker di meja. Vivi kembali tidur lagi dan dia mengambil selimut sambil kembali tidur. Ketukan pintu terdengar dalam hati Vivi mamanya pasti ingin membangunkannya padahal dia itu ingin tidur lagi malas jika harus bangun pagi.

"Vivi ayo bangun ini sudah jam berapa?" ucap Mama.

Vivi masih malas-malasan dalam hatinya dia sangat kesal jika harus bangun Pagi. Dia menutup kupingnya dengan selimut. Mama tahu kalau Vivi masih tidur padahal ini adalah hari yang penting buat Vivi.

"Vivi ayo bangun kamu lupa kalau hari ini kamu ada wawancara kerja," ucap Mama.

Vivi terkejut dia segera membuka mata, dia terbangun dan melihat kalender. Sekarang dia ada wawancara kerja yang penting. Dia segera berlari membuka pintu, dia, dia melihat mama dengan wajah kesal.

"Vivi kamu itu harus tahu kalau sekarang sudah jam berapa kenapa baru bangun sekarang?" tanya Mama dengan marah.

"Iya Mama ini aku juga lagi bangun, aku mau mandi dulu," ucap Vivi sambil memegang handuk.

"Kamu itu jangan sampai kamu telat wawancara kerja," ucap Mama.

"Iya mama," ucap Vivi.

Vivi pergi meninggalkan mamanya dan dia pergi ke kamar mandi. Mama hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Vivi. Setelah mandi Vivi tidak sarapan dia segera pergi ke halte bus. Di dalam Bus dia segera belajar dia tahu untuk masuk ke perusahaan ini sangat sulit dan saingannya juga banyak. Bus sampai di depan kantor dan dia segera turun. Ketika turun dari bus dia terjatuh sehingga membuat bajunya kotor. Dia sangat marah namun dia urungkan niatnya dia harus segera ke perusahaan itu tidak ada waktu lagi. Di dalam kantor dia melihat sudah banyak orang yang duduk menunggu giliran wawancara. Vivi duduk di sebelah perempuan yang cantik dan rapi selain itu wanita itu berbau wangi.

"Peserta selanjutnya Vivi Raminta," ucap karyawan wanita.

Vivi segera berjalan dan masuk ke dalam ruangan. Di dalam ruangan sudah ada tiga orang pria dan satu orang wanita. Vivi terlihat gugup dan cemas berhadapan dengan mereka. Salah satu pria memakai kaca mata menatap Vivi dengan tajam"Silahkan kamu perkenalkan diri kamu," ucap Pria itu.

Vivi menarik nafas panjang sambil berkata"Nama saya Vivi Araminta, usia saya 25 tahun," ucap Vivi.

Pria berkacamata itu berkata"Saya ingin kamu memperkenalkan diri yang tidak ada di cv ini, apakah kamu paham?" tanya Pria itu dengan ketus sambil memegang cv milik Vivi.

Vivi makin gugup dalam hatinya dia tidak tahu harus berbuat apa, apa lagi dia tidak ada persiapan. Vivi memejamkan mata dalam hatinya dia harus bisa walaupun dia merasa kecemasan sampai berkeringat.

"Maksud bapak bagaimana saya tidak paham?" tanya Vivi.

Pria itu menatap Vivi dengan sinis dengan tatapan mata tajam dalam hatinya pria itu wanita itu sepertinya ceroboh lagi pula bajunya ada kotoran dan penampilannya kurang rapi.

"Oke apa kelebihan dan kekurangan kamu?" tanya Pria itu.

"Kelebihan saya saya orang pekerja keras dan kekurangan saya yaitu saya kurang rapi," ucap Vivi dengan suara lirih sambil gemetaran.

Pria itu meletakkan Cv punya Vivi di meja dengan wajah ketus dan malas.

"Silahkan anda keluar dulu saja," ucap Pria itu.

Vivi segera keluar dari ruang wawancara dalam hatinya dia merasa sedih tidak bisa menjawab pertanyaan untuk wawancara kerja. Dia berjalan dengan lemas tatapan matanya kecewa. Dia keluar dari kantor dengan perasaan marah dengan pria kacamata itu. Perut Vivi keroncongan dan dia pergi ke restoran dekat kantor. Dia memesan ayam goreng dan es teh tanpa sengaja dia bertabrakan dengan pria itu sampai membuat baju pria itu kotor. Pria itu sangat kesal hingga dia menatap Vivi dengan tatapan mata tajam.

"Kamu itu kalau jalan hati-hati, ini baju kamu aku kotor," ucap pria itu.

"Maaf aku tidak sengaja lagipula aku tidak tahu kalau kamu di depanku," ucap Vivi.

Pria itu segera pergi meninggalkan Vivi tanpa sengaja Vivi melihat sebuah flashdisk dari kantong celananya. Dia mengejar pria itu namun pria itu sudah pergi naik mobil. Vivi menyimpan flashdisk itu di tasnya. Dia akan mengembalikan flashdisk ke pria itu lain waktu. Vivi segera membayar makanan dan pulang ke rumah. Sampai di rumah mamanya menatap Vivi dengan kebingungan sambil berkata"Vivi kamu berantakan sekali," ucap Mama sambil geleng-geleng kepala.

"Nanti aja mama aku akan cerita sekarang aku ingin istirahat dulu," ucap Vivi.

Vivi masuk ke dalam kamar dengan perasaan marah dia membanting tasnya ke kasur dalam hatinya dia tidak menyangka kalau dia akan gagal wawancara. Dia penasaran dengan pria itu sebenarnya dia itu siapa, dia tahu kalau pria itu tampan, tinggi namun kenapa sangat menyebalkan. Dia ingat flashdisk itu dan dia mengambilnya dan meletakkan di laci. Sekarang dia mandi sore dulu lagi pula badannya sudah bau.

Pria itu merapikan laporan di dia akan pulang namun dia terkejut ketika dia tidak menemukan flashdisk di kantong celananya. Dalam hatinya kemana flashdisk itu, dia segera mencari ke lacinya namun dia tidak menemukan. Dia mencari di bawah kursi namun tidak menemukannya. Dia ingat kalau dia tadi siang bertabrakan dengan wanita itu apakah mungkin wanita itu menemukan flashdisk itu. Pria itu segera mencari cv milik Vivi di tumpukan berkas. Sesudah mandi Vivi penasaran dengan isi flashdisk itu, dia merasa terkejut ketika melihat isi flashdisk itu ternyata foto liburan Pria itu dengan artis terkenal. Dia tahu kalau artis itu sudah punya tunangan dalam hatinya apakah mungkin Pria itu selingkuhan artis itu. Vivi melihat lagi foto itu dia yakin kalau pria itu adalah artis terkenal itu. Dalam hatinya dia tidak menyangka kalau Pria itu menjalin hubungan dengan wanita yang sudah bertunangan. Vivi mencari nama pria itu di kolom pencarian internet betapa terkejutnya kalau Pria itu adalah Ceo perusahaan terkenal. Dia hanya bisa menghela nafas melihat itu, ponselnya berdering dan Vivi melihat ponselnya ada telepon dari orang yang tidak di kenal, dia ragu ingin mengangkat teleponnya. Ponsel itu terus berdering dan dia mengangkat telepon itu.

["Halo apakah ini Vivi Raminta," ucap Pria itu.

"Iya ini saya dan ini siapa?" tanya Vivi.

"Saya Devo Armando, apakah kamu tadi siang bertabrakan dengan saya di restoran?" tanya Devo.

"Iya apakah kamu ingin menanyakan flashdisk ini," ucap Vivi.

Devo terkejut dengan ucapan Vivi dan dia berkata"Kamu menemukan flashdisk milikku dan apakah kita bisa bertemu?" tanya Devo.

"Iya kita bisa bertemu di mana?" tanya Vivi.

"Kita bertemu di café dan aku akan kirim alamatnya, aku harap kamu kembalikan flashdisk ku," ucap Devo.

"Iya aku tahu lagi pula tidak mungkin aku ambil milik kamu," ucap Vivi dengan kesal.

Suara jam weker membangunkannya dan Vivi terbangun dia segera mematikan jam weker di meja. Vivi kembali tidur lagi dan dia mengambil selimut sambil kembali tidur. Ketukan pintu terdengar dalam hati Vivi mamanya pasti ingin membangunkannya padahal dia itu ingin tidur lagi malas jika harus bangun pagi.

"Vivi ayo bangun ini sudah jam berapa?" ucap Mama.

Vivi masih malas-malasan dalam hatinya dia sangat kesal jika harus bangun Pagi. Dia menutup kupingnya dengan selimut. Mama tahu kalau Vivi masih tidur padahal ini adalah hari yang penting buat Vivi.

"Vivi ayo bangun kamu lupa kalau hari ini kamu ada wawancara kerja," ucap Mama.

Vivi terkejut dia segera membuka mata, dia terbangun dan melihat kalender. Sekarang dia ada wawancara kerja yang penting. Dia segera berlari membuka pintu, dia, dia melihat mama dengan wajah kesal.

"Vivi kamu itu harus tahu kalau sekarang sudah jam berapa kenapa baru bangun sekarang?" tanya Mama dengan marah.

"Iya Mama ini aku juga lagi bangun, aku mau mandi dulu," ucap Vivi sambil memegang handuk.

"Kamu itu jangan sampai kamu telat wawancara kerja," ucap Mama.

"Iya mama," ucap Vivi.

Vivi pergi meninggalkan mamanya dan dia pergi ke kamar mandi. Mama hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Vivi. Setelah mandi Vivi tidak sarapan dia segera pergi ke halte bus. Di dalam Bus dia segera belajar dia tahu untuk masuk ke perusahaan ini sangat sulit dan saingannya juga banyak. Bus sampai di depan kantor dan dia segera turun. Ketika turun dari bus dia terjatuh sehingga membuat bajunya kotor. Dia sangat marah namun dia urungkan niatnya dia harus segera ke perusahaan itu tidak ada waktu lagi. Di dalam kantor dia melihat sudah banyak orang yang duduk menunggu giliran wawancara. Vivi duduk di sebelah perempuan yang cantik dan rapi selain itu wanita itu berbau wangi.

"Peserta selanjutnya Vivi Raminta," ucap karyawan wanita.

Vivi segera berjalan dan masuk ke dalam ruangan. Di dalam ruangan sudah ada tiga orang pria dan satu orang wanita. Vivi terlihat gugup dan cemas berhadapan dengan mereka. Salah satu pria memakai kaca mata menatap Vivi dengan tajam"Silahkan kamu perkenalkan diri kamu," ucap Pria itu.

Vivi menarik nafas panjang sambil berkata"Nama saya Vivi Araminta, usia saya 25 tahun," ucap Vivi.

Pria berkacamata itu berkata"Saya ingin kamu memperkenalkan diri yang tidak ada di cv ini, apakah kamu paham?" tanya Pria itu dengan ketus sambil memegang cv milik Vivi.

Vivi makin gugup dalam hatinya dia tidak tahu harus berbuat apa, apa lagi dia tidak ada persiapan. Vivi memejamkan mata dalam hatinya dia harus bisa walaupun dia merasa kecemasan sampai berkeringat.

"Maksud bapak bagaimana saya tidak paham?" tanya Vivi.

Pria itu menatap Vivi dengan sinis dengan tatapan mata tajam dalam hatinya pria itu wanita itu sepertinya ceroboh lagi pula bajunya ada kotoran dan penampilannya kurang rapi.

"Oke apa kelebihan dan kekurangan kamu?" tanya Pria itu.

"Kelebihan saya saya orang pekerja keras dan kekurangan saya yaitu saya kurang rapi," ucap Vivi dengan suara lirih sambil gemetaran.

Pria itu meletakkan Cv punya Vivi di meja dengan wajah ketus dan malas.

"Silahkan anda keluar dulu saja," ucap Pria itu.

Vivi segera keluar dari ruang wawancara dalam hatinya dia merasa sedih tidak bisa menjawab pertanyaan untuk wawancara kerja. Dia berjalan dengan lemas tatapan matanya kecewa. Dia keluar dari kantor dengan perasaan marah dengan pria kacamata itu. Perut Vivi keroncongan dan dia pergi ke restoran dekat kantor. Dia memesan ayam goreng dan es teh tanpa sengaja dia bertabrakan dengan pria itu sampai membuat baju pria itu kotor. Pria itu sangat kesal hingga dia menatap Vivi dengan tatapan mata tajam.

"Kamu itu kalau jalan hati-hati, ini baju kamu aku kotor," ucap pria itu.

"Maaf aku tidak sengaja lagipula aku tidak tahu kalau kamu di depanku," ucap Vivi.

Pria itu segera pergi meninggalkan Vivi tanpa sengaja Vivi melihat sebuah flashdisk dari kantong celananya. Dia mengejar pria itu namun pria itu sudah pergi naik mobil. Vivi menyimpan flashdisk itu di tasnya. Dia akan mengembalikan flashdisk ke pria itu lain waktu. Vivi segera membayar makanan dan pulang ke rumah. Sampai di rumah mamanya menatap Vivi dengan kebingungan sambil berkata"Vivi kamu berantakan sekali," ucap Mama sambil geleng-geleng kepala.

"Nanti aja mama aku akan cerita sekarang aku ingin istirahat dulu," ucap Vivi.

Vivi masuk ke dalam kamar dengan perasaan marah dia membanting tasnya ke kasur dalam hatinya dia tidak menyangka kalau dia akan gagal wawancara. Dia penasaran dengan pria itu sebenarnya dia itu siapa, dia tahu kalau pria itu tampan, tinggi namun kenapa sangat menyebalkan. Dia ingat flashdisk itu dan dia mengambilnya dan meletakkan di laci. Sekarang dia mandi sore dulu lagi pula badannya sudah bau.

Pria itu merapikan laporan di dia akan pulang namun dia terkejut ketika dia tidak menemukan flashdisk di kantong celananya. Dalam hatinya kemana flashdisk itu, dia segera mencari ke lacinya namun dia tidak menemukan. Dia mencari di bawah kursi namun tidak menemukannya. Dia ingat kalau dia tadi siang bertabrakan dengan wanita itu apakah mungkin wanita itu menemukan flashdisk itu. Pria itu segera mencari cv milik Vivi di tumpukan berkas. Sesudah mandi Vivi penasaran dengan isi flashdisk itu, dia merasa terkejut ketika melihat isi flashdisk itu ternyata foto liburan Pria itu dengan artis terkenal. Dia tahu kalau artis itu sudah punya tunangan dalam hatinya apakah mungkin Pria itu selingkuhan artis itu. Vivi melihat lagi foto itu dia yakin kalau pria itu adalah artis terkenal itu. Dalam hatinya dia tidak menyangka kalau Pria itu menjalin hubungan dengan wanita yang sudah bertunangan. Vivi mencari nama pria itu di kolom pencarian internet betapa terkejutnya kalau Pria itu adalah Ceo perusahaan terkenal. Dia hanya bisa menghela nafas melihat itu, ponselnya berdering dan Vivi melihat ponselnya ada telepon dari orang yang tidak di kenal, dia ragu ingin mengangkat teleponnya. Ponsel itu terus berdering dan dia mengangkat telepon itu.

["Halo apakah ini Vivi Raminta," ucap Pria itu.

"Iya ini saya dan ini siapa?" tanya Vivi.

"Saya Devo Armando, apakah kamu tadi siang bertabrakan dengan saya di restoran?" tanya Devo.

"Iya apakah kamu ingin menanyakan flashdisk ini," ucap Vivi.

Devo terkejut dengan ucapan Vivi dan dia berkata"Kamu menemukan flashdisk milikku dan apakah kita bisa bertemu?" tanya Devo.

"Iya kita bisa bertemu di mana?" tanya Vivi.

"Kita bertemu di café dan aku akan kirim alamatnya, aku harap kamu kembalikan flashdisk ku," ucap Devo.

"Iya aku tahu lagi pula tidak mungkin aku ambil milik kamu," ucap Vivi dengan kesal.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh durrahnoer502

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku