Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Wanita Tanpa Rahim

Wanita Tanpa Rahim

Dewi Aksara

5.0
Komentar
71
Penayangan
4
Bab

Wulan harus merelakan suaminya untuk menikah lagi dengan wanita lain, karena setelah menikah selama 5 tahun, Wulan tidak memiliki anak dengan suaminya. Wulan terpaksa harus menerima pernikahan poligami yang di lakukan suaminya atas paksaan Ibu mertuanya karena Wulan sudah tidak mungkin ada harapan untuk mempunyai anak lagi karna rahimnya sudah di angkat. Bagaimana kehidupan Wulan setelah mengijinkan suami berpoligami? Bagaimana juga kehidupan anak-anak dari istri kedua suaminya? Baca terus kisahnya ya

Bab 1 Pernikahan kedua

"Saya terima nikah dan kawinnya Rahma binti Hartawan dengan Mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar seratus juta rupiah dengan Mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai!" Ucap Mas Seno dengan sangat lantang sambil memegang tangan Ayah mempelai wanita.

"Bagaimana para saksi, sah?" Tanya pak penghulu kepada para saksi.

"Sah!" Ucap para saksi yang menyaksikan pernikahan kedua suamiku.

Baarakallahu likulii wahidimmingkumaa fii shaahibihi wa jama'a bainakumma fii khayrin" Doa pak penghulu yang diaminkan oleh seluruh warga yang menyaksikan pernikahan antara Mas Seno dengan Rahma.

Sakit....

Itulah yang aku rasakan saat ini, Bagaimana tidak sakit karena hari ini aku harus menyaksikan pernikahan kedua suamiku dan Bodohnya aku. Akulah yang meminta suamiku untuk menikah lagi.

"Mas Sudahlah, turuti saja perintah ibu kamu itu! Wulan sudah capek, Wulan tidak mau lagi terus jadi bahan hinaan oleh ibumu itu. Kalau Ibu memang menginginkanmu untuk menikah lagi ya silakan saja Mas menikah lagi! tapi jangan Ceraikan aku! Aku tidak bisa hidup tanpa Mas! Mas tahu sendiri kan sekarang, Aku sudah tidak punya rahim lagi, tak akan ada satu orang pria pun yang mau menikah denganku jika aku bercerai denganmu" Ucapku saat itu pada suamiku.

"Mas tidak mau Wulan, Mas takut jika Mas tidak bisa adil pada kalian berdua nantinya, Mas tidak perduli, bagaimanapun keadaan kamu! Mas hanya ingin hidup berdua dengan kamu, hidup tanpa anak pun tidak masalah bagi Mas karena Mas hanya ingin hidup berdua denganmu saja, Mas sungguh tidak mau menyakitimu!" jawabnya saat itu

"Iya benar apa yang dikatakan oleh Wulan, Seno! Apakah kamu tidak kasihan pada ibu yang sudah tua ini? Ibu ingin segera mendapatkan seorang cucu tetapi istrimu itu malah sakit dan harus diangkat rahimnya. Maka dari itu ibu tidak punya harapan lagi untuk mempunyai cucu darinya Harapan Ibu satu-satunya adalah dari kamu! turutilah keinginan ibu Seno! Ibu ingin kamu menikah lagi agar kamu mendapatkan keturunan dari istri barumu nanti, Toh istrimu saja sudah mengijinkan kamu untuk menikah lagi... Mengapa kamu malah bimbang? Apa yang kamu fikiran Seno? Dan apa yang kamu harapkan. Dari wanita yang sudah tidak ada rahim ini?"

"Sekarang ini saja Wulan masih cantik.. Tapi nanti setelah tua.. Dia tidak akan cantik lagi... Ibu yakin nanti kamu tidak akan mau lagi dengannya,"

"Sudah cukup bu! kan sudah Seno katakan berapa kali Seno berkata pada ibu, kalau Seno tidak ingin menikah lagi dengan siapapun, Seno hanya ingin hidup berdua dengan Wulan sampai tua... Seno tidak peduli pada apapun yang Ibu katakan, ini rumah tangga Seno dan Ibu tidak berhak untuk ikut campur pada kehidupan rumah tangga Seno!" Bentak Mas Seno saat itu kepada ibunya.

Mendengar perkataan anaknya saat itu, mendadak ibu mertuaku memegangi dada kirinya, matanya terbelalak menghadap ke atas lalu menjatuhkan dirinya ke lantai. Tak lama kemudian ibu mengalami kejang sepertinya ibu mengalami serangan jantung kala itu.

"Ibu.. ibu Kenapa Bu? Maafkan Seno Bu tolong bangun Bu! Maafkan Seno yang sudah membentak ibu tadi.. Seno tidak bermaksud berkata seperti itu, Bu! bangun Bu!" Ucap Mas Seno sambil. Memeluk tubuh Ibunya itu.

"Mas lebih baik kita bawa ibu ke rumah sakit, sepertinya Ibu terkena serangan jantung," Saranku pada Mas Seno kala i

Mas Seno pun langsung mengambil ponselnya lalu menelepon ambulans untuk segera datang ke rumah ini dan membawa ibu ke rumah sakit.

"Halo dengan rumah sakit harapan sehat? bisa tolong bawa ambulans ke rumah saya di jalan Jati Nomor 22... Ibu saya mengalami serangan jantung dan harus dibawa ke rumah sakit secepatnya," ucap Mas Seno di telepon.

"........."

"Baiklah, Pak saya akan tunggu Tolong secepatnya Yah!" Minta suamiku saat itu.

Setelah berkata seperti itu Mas Seno langsung mematikan teleponnya.

"Mas sih, Seharusnya kan Mas menerima permintaan ibu yang menginginkan kamu menikah lagi kalau kamu tadi mengikuti permintaan Ibu pasti Ibu tidak akan seperti ini mas!" Ucapku pada Mas Seno saat itu.

"Mas hanya tidak ingin kamu tersakiti Wulan! kenapa sekarang kamu malah menyalahkan Mas? kalau memang kamu benar-benar menginginkan Mas untuk berpoligami dan menikah dengan orang lain apa boleh buat nanti jika ibu sembuh aku akan menuruti semua perkataan dari ibu. Tapi kamu jangan menyesal dengan apa yang kamu putuskan saat ini. Mas tidak ingin kamu menyalahkanku Jika sesuatu terjadi nanti setelah Mas menikah lagi. "

"Dan satu lagi yang Mas mau dari kamu, Mas ingin agar kamu yang memilihkan calon istri untuk Mas nantinya dan juga mengurus semua pernikahan Mas nantinya, Mas tidak ingin repot sedikitpun dalam mengurus pernikahan Mas."

"Mas juga tidak ingin kamu sampai merepotkan Ibu, pokoknya Jika kamu memang benar-benar ingin agar Mas menikah lagi, carikan aku jodoh untuk dijadikan istri keduaku dan juga urus pernikahanku! itulah syarat yang aku ajukan untukmu Jika kamu ingin aku menikah lagi." Perintahnya kala itu.

Sakit... itulah yang aku rasakan saat itu aku memang menginginkan Mas Seno untuk menikah lagi, tetapi aku tidak menyangka jika Mas seakan berkata seperti itu, Mana mungkin aku bisa mencarikan jodoh untuk suamiku sendiri? tetapi aku juga tidak mau terus tersakiti oleh ibu mertuaku dan juga tidak ingin disalahkan olehnya terus-terusan karena aku tidak bisa memberikan Mas Seno keturunan.

Aku tidak berkata apa-apa, pada saat itu karena ambulans yang akan membawa ibu ke rumah sakit sudah datang dan Mas Seno serta beberapa orang perawat dengan sigap membawa Ibu ke mobil ambulans untuk dibawa ke Rumah Sakit Harapan sehat.

Aku pun lalu mengikuti Mas Seno yang duduk di belakang kamudi dan tepat di pinggir Ibu, Mas Seno terus menerus berteriak Memanggil nama Ibunya dan membangunkannya.

"Ibu.. Bangun Buk! Maafkan Seno! Seno hanya ingin hidup bersama dengan Wulan selamanya, tetapi jika Ibu menginginkan agar Seno menikah lagi saat ini Seno akan mengabulkan permintaan Ibu asalkan Ibu bangun dan tersenyum lagi kepada Seno, tolong Bu! bangun bu! Seno tidak ingin menjadi anak yang durhaka.

Selang oksigen terpasang di hidungnya juga beberapa kabel lainnya yang mendukung kehidupan ibu mertuaku.

Sepanjang perjalanan Mas Sterus saja menangisi ibunya dan meminta untuk ibunya kembali sadar.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit akhirnya Ibu Pun sampai di rumah sakit Harapan sehat, Setelah sampai di IGD Rumah Sakit ambulans itu memarkirkan mobilnya. Setelah mobil berhenti dan terparkir di depan IGD di rumah sakit, beberapa perawat datang dengan sigap membawa ibu mertuaku dan dibawa ke bangsal rumah sakit.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku