Perjodohan adalah suatu tradisi lama yang kembali Anna lalui. Papa nya hendak menjodohkan nya dengan seorang pria berumur, itu karna hasutan dari Mama tirinya. Ya, Mama nya melakukan itu karna Lexasa, anak kandung nya menyukai Aldo, pacar Anna. Bagaimana rumitnya perjalanan cinta Anna, pada siapakah akhirnya Anna melabuhkan cintanya? Happy reading (✷‿✷)
"Minggu depan Papa akan menikah dengan Tante Mira." Ucap Wiliam yang membuat mata Anna menbelak.
Anna Wiliam, seorang Anak broken home. Hidup tanpa kasih sayang seorang Mama saat ia berusia 16 tahun hingga saat ini, 20 tahun.
Selama 4 tahun bahkan Papa nya tak pernah bercerita bahwa ia memiliki kekasih. Karna Anna hanya melihat Papa nya selalu sibuk kerja hingga tak ada waktu untuk dirinya.
-POV ANNA.
"Anna gak setuju, Pa." Ucap ku karna memang aku tak rela jika Papa membagi kasih sayangnya menjadi 3, Antara aku, Tante Mira dan anaknya.
"Anna, Papa membutuhkan seorang istri untuk memenuhi kebutuhan Papa." Ucap Papa menatap mataku.
"Tapi tidak dengan wanita yang sudah memiliki anak, Pa. Anna gak mau kalau dia juga akan tinggal disini." Ucapku dengan mata berkaca-kaca. Aku harap Papa mengerti maksud ku.
"Anna, jika Alexsa tidak tinggal bersama Tante dia harus tinggal dimana sayang." Ucap Tante Mira sendu.
"Aku gak peduli! Jika Tante gak mau pisah dengan Alexsa, jauhi Papa saya! Sampai Papa berani menikahi Tante Mira, aku bakal pergi dari rumah ini!" Ucap ku dan berlari menaiki tangga menuju kamar.
"Anna." Panggil Papa yang tak ku hiraukan.
"Ma .." terdengar suara Alexsa yang lirih.
"Alexsa ... "
-Rumah sakit
Kini kami sudah berada di rumah sakit. Ya, Alexsa pingsan dan dengan penuh perhatian nya Papa membawanya ke rumah sakit lalu menyalahkan aku atas kejadian ini.
"Liat, Anna. Ini semua karna mu!" Ucap Papa yang terus menerus menyalahkan ku.
"Ini bukan salah Anna." Jawab ku acuh.
"Bagaimana bukan salah mu, Alexsa pingsan karna kamu yang membuatnya tak nyaman tadi." Ucap Papa dengan nada seperti membentak.
"Papa nyalahin aku? Ini karna dia penyakitan." Aku yang semula duduk pun bangkit dari dudukku dan menatap Papa.
"Jaga bicara mu Anna, kamu boleh menghina saya tapi tidak dengan Alexsa." Ucap Tante Mira yang ikut dalam pembicaraan kami.
"Anak mu memang penyakitan! Jangan jangan kamu mendekati Papa ku untuk membiayai perawatan penyakit Alexsa? Berapa yang kau inginkan! Katakan padaku!" Bentak ku dan menunjuk wajah Tante Mira. Biarlah aku dikira tak sopan, asal Papa ku tak jatuh ketangan orang yang licik seperti nya.
"Anna jaga bicara mu!" Bentak Papa yang dari tadi diam.
"Kenapa? Anak mu itu aku atau dia!" Ucap ku yang mulai emosi, bahkan aku tak memanggil nya dengan embel-embel Papa.
"Permisi, maaf. Keluarga Alexsa." Ucap dokter yang memeriksa Alexsa.
"Saya Mama nya dok, bagaimana keadaan anak saya." Ucap Tante Mira yang menghampiri dokter perawakan tinggi itu.
"Mari ikut saya ke ruangan." Ucap dokter Adi, nama yang tertulis di papan nama di bagian dada nya.
"Mas, aku titip Alexsa ya." Ucap Tante Mira dan berlalu pergi.
Karna tak ingin melihat wajah Alexsa, aku memutuskan untuk pergi dari rumah sakit itu.
"Mau kemana kamu? Minta maaf dulu sama Alexsa." Ucap Papa yang membuat langkah ku tertahan.
"Gak Sudi." Jawab ku dan berjalan tanpa menghiraukan panggilan Papa.
Aku menghubungi Andi, Pacar ku. Andi selalu menemani ku saat masa terpuruk ku. Saat Mama yang pergi meninggalkan ku, Andi lah tempatku untuk berbagai cerita. Saat Papa yang sibuk dengan pekerjaan nya dan jarang ada waktu untuk ku, Andi yang selalu menemani ku.
3 tahun kita menjalani hubungan ini, Papa dan kedua orangtua Andi pun setuju dengan hubungan yang kita jalani. Tak jarang orangtuanya mengajak ku makan malam dirumahnya, atau pun mengajakku untuk menghadiri acara keluarga nya. Sungguh aku dijadikan ratu oleh Andi, bukan Papa.
Aku mengeluarkan ponselku dan menelpon Andi. Tak lama pun ia mengangkat panggilan ku.
[ ..... ] Ucap Andi dari sebrang.
[Hallo, Ndi. Bisa ketemua gak? Aku mau cerita sama kamu.]
[ .... ]
Aku mengirimkan lokasi pada Andi. Tak lama Andi pun datang.
"Ada apa sih, Cantikku ini." Ucap Andi saat baru datang dan duduk disamping ku.
Kini kami berada di sebuah taman. Suasana yang sejuk membuat hatiku sejuk juga.
"Papa mau nikah." Ucap ku spontan. Sama hal nya denganku, Andi pun awalnya terkejut.
"Gimana, An? Nikah? Sama siapa?" Tanya Andi beruntun.
"Iya, kata Papa Minggu depan. Sama orang yang gak aku kenal." Jawab ku menatap Andi. "Aku gak setuju, Ndi." Lanjut ku sambil menggelengkan kepalaku.
Terdengar Andi menarik nafas panjang. "Mungkin udah saat nya Papa butuh pendamping, An. Harusnya kamu senang punya Mama baru." Ucap Andi sambil mengelus rambut ku. Itu lah hal yang Andi lakukan jika aku mengeluh tentang hidupku padanya. Entah kenapa Andi bisa membuatku tenang jika ia sudah mengelus rambut.
"Tapi dia udah punya anak, Ndi. 1 tahun lebih muda dari ku. Kamu pasti tahu kenapa aku gak setuju kan. Aku gak mau kasih sayang Papa terbagi, cukup untuk ku." Eluh ku pada Andi.
"Anna, sayang. Aku yakin pasti kasih sayang Papa jauh lebih besar ke kamu dari pada ke anak itu. Yakin sama aku." Ucap Andi menyakinkan ku.
"Kalau enggak?" Tanya ku.
"Aku yang akan menyayangi mu An." Ucap Andi tulus. Terlihat dari sorot matanya, ia tak pernah bermain main dalam menjalani hubungan ini. Bahkan perkataan nya bisa membuat ku semangat dan yakin.
"Ehm ... An," Panggil Andi.
"Apa?"
"Kamu mau gak nikah sama aku?" Ucap Andi yang membuat ku campur aduk, antara bahagia dan tak percaya.
"Kamu serius, Ndi?" Tanya ku yang dibalas dengan anggukan olehnya.
"Ya aku mau lah. Masa nolak." Ucap ku bahagia. Terlihat senyum Andi merekah, Andi memang benar-benar serius dengan hubungan ini.
"Minggu depan setelah Papa mu menikah, Aku akan melamar ku." Ucap Andi serius.
"Aku tunggu, Ndi." Jawab ku sendu.
Ting ...
Papa.
[Kamu dimana? Cepat kerumah sakit sekarang.]
"Siapa?" Tanya Andi.
"Papa."
"Kenapa?"
"Suruh ke rumah sakit." Jawabku.
"Papa sakit? Kalau sakit kenapa kamu nemuin aku, temani Papa saja." Ucap Andi protes. Dengan cepat aku menggeleng kepala.
"Bukan Papa, calon anaknya." Jawabku malas.
"Oh. Yaudah yuk aku temani ke rumah sakit sekarang." Ucap Andi dan bangkit dari duduknya. Ia mengulurkan tangannya dan menarik tanganku.
"Gak usah khawatir, ada aku." Ucap lirih Andi.
Akhirnya aku dan Andi pergi kerumah sakit untuk memenuhi panggilan Papa. Aku memasuki ruangan dimana Alexsa di rawat.
Ceklek. Kali ini Andi yang membuka kenop pintu. Aku dan Andi pun masuk. Didalam Papa duduk di sofa dan Alexa terbaring di brankar, dengan Tante Mira disampingnya.
"Anna, bersama Andi juga. Mari duduk." Ucap Papa ramah. Awalnya aku malas berlama-lama disini, namun karna Andi menggenggam erat tanganku dan menarik kerah Papa. Akhirnya aku mengikutinya.
Aku melirik ke Alexsa yang tak berhenti menatap kearah Andi dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Ada apa, Pa?" Tanya ku memulai pembicaraan.
"Papa sama Tante Mira mau siapin berkas ke KUA, jadi tolong kamu jagain Alexsa ya." Ucap Papa.
Apakah Papa lupa jika aku belum merestui pernikahan mereka?
Makasih!!!
Bab 1 1
15/12/2021
Buku lain oleh AnggunNhzah17
Selebihnya