Ketahuan selingkuh dengan adik ipar, Vivienne akhirnya merencanakan pembunuhan pada suaminya sendiri, Soren Blackwood. Setelah mencari keberadaan Vivienne untuk memberi hukuman, mereka berhasil menangkap seorang wanita. Sayangnya, mereka salah. Itu adalah Kira, kembaran Vivienne. "Hidupku hancur sejak menjadi istri palsu seorang CEO kejam dan berbahaya." Namun, kecelakaan itu tak mampu melenyapkan Soren. CEO kuat dan berbahaya itu hanya mengalami lumpuh di kakinya. Apakah Soren bisa tertipu begitu saja? Atau justru dia mulai menikmati peran Kira, dan dalam prosesnya, jatuh cinta? Lalu, bagaimana reaksi keduanya kala Vivienne tiba-tiba muncul kembali? Drama semakin memanas. Kekecewaan, kebohongan, dan dendam yang membara-semuanya berputar dalam satu lingkaran yang penuh teka-teki.
Langit sore itu berwarna kelabu, seakan menandai awal dari kehancuran besar yang segera terjadi. Di dalam kediaman megah keluarga Blackwood, suara dentingan kaca dan langkah kaki terdengar menggema di aula yang luas. Soren Blackwood, CEO perusahaan ternama yang terkenal dengan reputasi dinginnya, duduk di ruang kerja sambil menatap tajam layar laptopnya. Laporan keuangan terpampang jelas di depan mata, tetapi pikirannya melayang jauh. Ada sesuatu yang mengusik-sesuatu yang membuat rahangnya mengeras dan matanya semakin tajam.
"Vivienne," gumamnya pelan, nama itu terasa seperti racun di lidahnya.
Ia baru saja menerima pesan anonim berisi foto-foto istrinya bersama pria lain. Tidak sembarang pria, tapi saudaranya sendiri, Damian Blackwood. Foto-foto itu terlalu jelas untuk disangkal. Senyuman Vivienne, tatapan intens Damian-semuanya berbicara tentang sesuatu yang lebih dari sekadar hubungan keluarga.
Pintu ruang kerja terbuka perlahan. "Tuan Blackwood, nyonya Vivienne menunggu di ruang makan," kata salah satu pelayan dengan nada hati-hati.
Soren mengangguk, menyembunyikan kemarahan di balik wajah datarnya. "Aku akan segera ke sana," jawabnya dingin. Begitu pintu tertutup, ia mengepalkan tangannya. Tangannya gemetar, bukan karena takut, tapi karena amarah yang hampir tak terbendung.
Di ruang makan, Vivienne duduk dengan anggun, mengenakan gaun berwarna merah marun yang menonjolkan kecantikannya. Senyumnya lebar, seperti tidak ada yang salah.
"Kau terlambat, sayang," katanya manis saat Soren akhirnya masuk.
Soren hanya menatapnya tajam tanpa berkata apa-apa. Ia menarik kursi dan duduk di hadapannya, menatap wanita yang dulu ia pikir adalah segalanya. Tapi sekarang, setiap senyuman Vivienne terlihat seperti penghinaan.
"Ada yang ingin kubahas," kata Soren akhirnya, suaranya rendah namun tajam.
"Oh? Apa itu?" Vivienne memiringkan kepalanya, berpura-pura tidak tahu.
Soren menyandarkan tubuhnya ke kursi, matanya menembus langsung ke dalam jiwa wanita itu. "Aku menerima pesan hari ini. Foto-foto yang sangat... menarik," katanya sambil membuka ponselnya dan menunjukkan salah satu gambar ke wajah Vivienne.
Wajah Vivienne pucat seketika. "Soren... ini tidak seperti yang kau pikirkan," katanya tergagap, suaranya goyah.
"Tidak seperti yang kupikirkan?" Soren menyeringai dingin. "Lalu apa ini, Vivienne? Pertemuan bisnis? Diskusi keluarga?"
Vivienne mencoba meraih ponsel itu, tapi Soren menariknya menjauh. "Jangan berpikir untuk berbohong lagi," katanya dengan nada penuh ancaman. "Aku tahu semuanya."
"Soren, kumohon, biarkan aku menjelaskan!" Suara Vivienne kini terdengar panik. Tapi Soren sudah memutuskan. Ia berdiri, menatap wanita itu dengan rasa jijik.
"Kau menghancurkan kepercayaan, Vivienne. Mulai sekarang, aku yang akan bermain," katanya dingin sebelum pergi meninggalkan ruangan.
Vivienne duduk membeku di kursinya. Ia tahu Soren bukan tipe pria yang mudah dikhianati tanpa balas dendam. Bibirnya gemetar saat ia memikirkan apa yang akan terjadi. Tetapi di balik ketakutannya, ada pikiran lain yang mulai tumbuh-sebuah rencana untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari kehancuran yang ia buat.
Sementara itu, di tempat lain, Kira sedang sibuk dengan pekerjaannya di sebuah toko kecil di pinggir kota. Dia tidak pernah tahu bahwa hidupnya akan berubah sepenuhnya dalam hitungan hari-bahwa ia akan menjadi bagian dari permainan dendam yang tidak pernah ia bayangkan.
Bab 1 Bayangan Pengkhianatan
30/01/2025
Bab 2 Kira menggulung lengan bajunya dengan terburu-buru
30/01/2025
Bab 3 Jatuh Ke Dalam Jerat
30/01/2025
Bab 4 wanita yang menjadi sumber segala masalah
30/01/2025
Bab 5 Kira merasa dirinya semakin terhimpit
30/01/2025
Bab 6 Pencarian yang Menghancurkan
30/01/2025
Bab 7 Pembalasan yang Terpendam
30/01/2025
Bab 8 Kira masih terdiam
30/01/2025
Bab 9 Semuanya sudah terlalu jau
30/01/2025
Bab 10 matanya penuh dengan rasa superioritas yang jelas.
30/01/2025
Bab 11 Kira berlari dengan napas yang berat
30/01/2025
Bab 12 Ketika Semua Terungkap
30/01/2025
Bab 13 Soren menarik tangannya
30/01/2025
Bab 14 Kata-kata itu terus berputar di kepalanya
30/01/2025
Bab 15 meninggalkan jejak langkah yang tercecer
30/01/2025
Bab 16 Suasana di dalam gudang itu begitu sunyi
30/01/2025
Bab 17 tidak pernah melakukan kesalahan apapun
30/01/2025
Bab 18 Kira dan Rael berlari menuruni lorong gelap yang panjang
30/01/2025
Bab 19 Ruangan itu dipenuhi keheningan yang menegangkan
30/01/2025
Bab 20 seakan terpisah oleh jurang
30/01/2025
Bab 21 Setelah malam yang penuh kecemasan
30/01/2025
Bab 22 menyusun rencana terakhir
30/01/2025
Bab 23 Markas Soren semakin dekat
30/01/2025
Bab 24 Kalian akan segera tahu betapa keliru kalian
30/01/2025
Bab 25 Kira dan Rael terjebak dalam pertarungan yang semakin sengit
30/01/2025
Bab 26 Meskipun dunia luar kini terasa lebih terang
30/01/2025
Bab 27 melanjutkan perjalanan
30/01/2025
Bab 28 Neraka yang Kembali Terbuka
30/01/2025
Bab 29 Asap hitam masih mengepul
30/01/2025
Buku lain oleh nasir
Selebihnya