Ethan James Oliver seorang pria berusia 32 tahun terpaksa harus bekerja sebagai pengawal pribadi Karesa Lexi Basilia. Seorang wanita cantik berusia 30 tahun, istri pengusaha kaya raya yang kerap sekali diselingkuhi suaminya. Pada suatu malam, tanpa sengaja mereka melakukan ONS. Ethan merasa bersalah apalagi dia sudah menikah dengan Irene Maghdalena Johson. Tanpa disangka akibat ONS itu membuat Karesa hamil. Awalnya suami Karesa senang saat mendapati istrinya hamil. Namun, begitu tahu anak yang dikandung bukan anaknya semua menjadi petaka bagi Ethan. Apalagi saat Irene tahu hubungan Ethan dan Karesa bukan hanya hubungan majikan dan karyawan saja. Ethan harus dihadapkan pada dua pilihan. Memilih tetap bersama Irene, istrinya atau memilih bersama Karesa yang tengah mengandung anaknya. Lalu siapa sebenarnya Ethan? Bagaimana dia lepas dari cinta segitiga yang membingungkan? Simak ceritanya di sini.
"JANGAN MENDEKAT ATAU AKU AKAN LOMPAT!!!" seru wanita berparas cantik.
Wanita cantik itu sudah berdiri keluar dari pagar pembatas atap gedung dan mengancam hendak melompat jika Ethan mendekat. Ethan James Oliver seorang pria berusia 32 tahun itu berdiri tegang sambil menatap wanita cantik di depannya.
Mata hazelnya nan tajam dengan alis tebal yang membingkai menatap fokus ke wanita cantik di depannya. Anak rambutnya yang ikal berterbangan diterpa angin malam. Hidungnya yang berdiri tegak menjulang ditambah garis tegas di wajahnya menunjukkan sisi maskulin Ethan.
Baru satu bulan dia bekerja sebagai pengawal pribadi di salah satu keluarga terkaya di kota Marina Bay. Namun, gara-gara keteledorannya dia harus menghadapi situasi pelik seperti ini. Istri majikannya yang seharusnya ia jaga, tiba-tiba naik ke bagian paling atas gedung pencakar langit dan mengancam melompat usai melihat suaminya bermesra dengan wanita lain.
Karesa Lexi Basilia adalah wanita yang dimaksud. Meski usianya terpaut dua tahun lebih muda dari Ethan. Namun, Ethan wajib memanggilnya 'Nyonya.'
"Nyonya, ayo kembali ke sini!! Raih tangan saya, Nyonya!!" Kembali terdengar suara Ethan merayu.
Dia sudah kehabisan cara untuk membujuk istri majikannya. Andrew Jeremy Batoleni adalah nama majikannya. Dia yang meminta Ethan untuk selalu mengawal ke mana saja istrinya pergi. Sayangnya hari ini Ethan teledor dan membiarkan Karesa melihat saat Andrew asyik bermesra dengan wanita lain. Itu juga yang membuat Karesa nekat hendak mengakhiri hidupnya.
"GAK!! AKU GAK MAU!! Untuk apa juga aku kembali ke sana? Andrew sudah tidak menginginkanku!!" Karesa kembali bersuara.
Ethan menghela napas panjang sambil mencoba mengolah emosi di dadanya. Ia tidak mau terlalu memaksa. Ethan takut jika dia salah langkah akan berakibat fatal.
"Tuan masih mencintai Anda, Nyonya. Tadi hanya relasi bisnisnya, bukan siapa-siapa. Percayalah pada saya, Nyonya!!"
Karesa menggelengkan kepala dengan cepat. Matanya sudah sembab penuh buliran bening. Riasan wajahnya yang tadi begitu sempurna dan cantik kini tampak berantakan. Belum lagi rambut coklatnya juga tampak acak-acakan.
"Mana ada relasi bisnis yang saling berpelukan dan berciuman seperti itu. Kamu dan Andrew sama saja. Kalian lelaki, semua pembohong."
Ethan membisu, jakunnya naik turun menelan saliva. Tidak bisa dipungkiri kalau yang dikatakan Karesa adalah benar. Ethan sudah tahu jika Andrew suka bermain wanita di belakang Karesa. Mungkin karena status dan visualnya yang menawan selalu berhasil memikat wanita. Itu juga yang membuat suami Karesa ini sering berganti wanita.
Namun, meski demikian Andrew sangat mencintai Karesa. Dia bahkan tidak mau menceraikan istrinya begitu saja. Bisa jadi juga bukan cinta yang mereka rasakan. Status mereka di masyarakat yang mengharuskan mereka menjaga imej. Apalagi pernikahan mereka merupakan pernikahan bisnis. Dua perusahaan raksasa yang dulu saling bersaing kini merger menjadi satu karena pernikahan itu.
Dering ponsel Ethan membuyarkan lamunannya. Ethan segera merogoh saku celana, mengeluarkan ponsel dan melihat ada nama Andrew di sana.
"Iya, Tuan," sahut Ethan.
["Ethan, kamu di mana? Apa Karesa tadi melihatku saat sedang bersama Sally?"] tanya Andrew dengan suara cemas.
Ethan menarik napas kemudian memelankan suaranya. "Iya, Tuan."
["Goblok banget sih, kamu. Masa ngurus wanita satu saja gak becus. Aku gak mau tahu. Pokoknya jangan sampai dia marah. Dia kalau sudah marah nekat, asal kamu tahu itu."]
Ethan terdiam sambil melirik ke arah Karesa yang masih berdiri diam di tempatnya. Kenapa juga Andrew tidak menjelaskan dari awal tentang perilaku istrinya? Ethan memang masih belum paham dengan sikap Karesa. Itu sebabnya dia terkejut dengan ulah nekat Karesa kali ini.
["Sekarang mana Karesa? Aku dengar dari pengawalku kalau dia lari ke atap gedung hendak bunuh diri. Apa benar itu?"]
"Iya, benar, Tuan."
["Waduh!!! Kok bisa, sih. Buruan beresin urusannya. Aku gak mau kalau media sampai mendengar ini."]
"Baik, Tuan."
Andrew sudah mengakhiri panggilannya. Kini Karesa melihat ke arah Ethan dengan tatapan mengejek.
"Apa lelaki hidung belang itu meneleponmu? Dia mau apa? Minta agar kamu yang membujukku, kan? Dia bahkan tidak minta maaf dan datang ke sini untuk membujukku. Dasar, lelaki berengsek!!! Andrew berengsek!!!"
Karesa kembali mengumpat tak karuan. Ethan hanya diam memperhatikan. Ia berjalan mendekat tanpa suara. Berharap Karesa tidak melihatnya. Namun, tiba-tiba Karesa menoleh dan melihat ke arah Ethan.
"Sudah kubilang jangan mendekat. JANGAN MENDEKAT!!!"
Ethan menghentikan langkahnya. Dia sudah lebih dekat ke arah Karesa dari pada tadi. Memang kali ini hanya mereka berdua yang berada di atap ini. Itu sebabnya tidak ada yang membantu Ethan menghentikan ulah Karesa.
"Baik, saya tidak akan mendekat. Saya akan duduk di sini saja."
Ethan memilih duduk tidak jauh dari Karesa. Karesa hanya diam. Ia masih berpegangan pada pagar pembatas. Namun, seluruh tubuh dan kakinya berada di luar pagar. Ia berpijak pada tempat yang kecil, jika bergerak sedikit saja dan terpleset pasti tubuhnya akan terhempas jatuh ke bawah. Bisa dibayangkan apa jadinya tubuh yang jatuh dari gedung berlantai 100 ini.
Karesa terdiam, tubuhnya tampak bergoyang-goyang. Bisa jadi dia kelelahan karena sudah berdiri terlalu lama di sana. Belum lagi dinginnya angin malam yang menerpa ditambah kali ini Karesa mengenakan gaun malam terbuat dari kain satin.
Tangan Karesa yang satu terangkat dan memeluk tubuhnya. Ethan meliriknya dan dia memastikan kalau majikannya sedang kelelahan. Tanpa sepengetahuan Karesa, Ethan bangkit perlahan, melompati pagar pembatas dan berdiri di sebelah Karesa.
Karesa terperangah saat melihat Ethan sudah berdiri bersebelahan dengannya. Ia terlihat gusar sekaligus juga marah.
"Kamu mau apa di sini? Sudah kubilang kalau kamu mendekat, aku akan lompat!!" panik Karesa.
"BURUAN MINGGIR!! PERGI!! PERGI!! AKU AKAN LOMPAT KALAU KAMU MASIH DI SINI!!!"
Ethan menghela napas panjang sambil menatap Karesa dengan lembut.
"Saya tidak akan pergi, Nyonya. Kalau begitu bagaimana jika kita lompat bersama? Anda lompat maka saya juga akan lompat!!"
Mata bulat Karesa terbelalak menatap Ethan. Karesa tertegun usai mendengar ucapan Ethan. Baru ini dia mendengar ada pria yang tidak punya hubungan apa-apa dengannya bersedia melompat bersamanya. Andrew saja yang berstatus suami malah mengacuhkannya.
Ethan bergeming di tempatnya mengamati Karesa lewat sudut matanya. Ia berada sangat dekat dengan Karesa. Ethan bisa melihat betapa sempurna makhluk ciptaan Tuhan di depannya ini. Mata bulat, hidung kecil yang mancung ditambah bibir merah nan penuh dan seksi membuat siapa saja yang melihat menghentikan langkahnya.
Ethan tidak habis pikir mengapa Andrew malah sibuk mencari kepuasan di luar sana jika sudah ada bidadari secantik ini di dekatnya.
Mereka masih terdiam untuk beberapa saat. Kemudian tiba-tiba tubuh Karesa oleng, dia memang sudah lama berdiri dan terlihat lelah. Kemudian pijakan kakinya yang mengenakan sepatu berhak tinggi tiba-tiba tergelincir dan terpleset. Tubuhnya sontak merosot ke bawah bersamaan dengan suara pekikan terdengar dari mulutnya.
"AAAH!!"
Buku lain oleh Aira Tsuraya
Selebihnya