Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
23
Penayangan
97
Bab

Mati-matian Clarissa menolak berbagai usaha mamanya yang ingin menjodohkan dia dengan salah satu anak temannya yang tergolong sebagai pengusaha sukses. Clarissa lebih memilih mengejar cinta yang sempurna dalam pandangannya, yaitu dosen muda pujaannya, Diaz. Sayangnya, Diaz tidak menaruh hati padanya. Justru Adimasta, teman kuliahnya yang dingin, datar, dan seperti kayu yang ternyata sangat cinta padanya. Demi sang ibu, Clarissa terpaksa menerima Adimasta, ketimbang dijodohkan dengan pria yang Clarissa tidak kenal. Hubungan dimulai tanpa cinta, Clarissa hanya bermain-main dengan perasaan Adimasta. Namun pria muda itu tidak juga beralih hati apalagi ingin meninggalkan Clarissa. Mungkinkah, gadis angkuh dan semaunya, Clarissa, akan memandang Adimasta, yang bukan pria impiannya? Setangguh apa cinta Adimasta, ketika berulang kali dia hanya dipandang sebelah mata oleh kekasihnya?

Bab 1 Dijodohkan untuk yang Kesekian Kali

"Anda memang tampan dan menarik, Pak Rudi. Aku yakin banyak wanita ingin sekali di sisi Anda." Clarissa memandang pria tampan yang duduk di depannya. Dengan senyuman yang menawan, aura cantik nyata dari wajah oval Clarissa.

Kata-kata Clarissa membuat Rudi tersenyum lebar. Sepertinya Clarissa tertarik padanya. Memang sikapnya agak kaku dan angkuh, tapi Clarissa cantik, cerdas, dan berkelas. Tepat sekali orang tuanya memperkenalkan dia dengan Clarissa.

"Sayang saja, bukan seleraku. Terlalu kuno, bapak-bapak banget. Dan yang pasti, aku paling ga suka, kalau harus menikah karena di-jo-doh-kan." Tatapan Clarissa berubah tajam dan sinis pada Rudi.

Wajah sumringah Rudi seketika menghilang. Dia terkejut Clarissa begitu tajam bicara, padahal mereka baru bertemu kali ini.

"Mungkin karena Anda kurang gaul, jadi perlu bantuan untuk sekedar cari teman kencan. Sorry, aku tidak bisa berlama-lama, bahkan menu makan malam ini juga bukan seleraku." Clarissa berdiri, meraih tasnya yang tergeletak di sebelah kursi, lalu melangkah meninggalkan restoran mewah itu.

Rudi tersinggung dan marah. Dia bahkan belum sempat bicara apa-apa selain memperkenalkan dirinya. Ternyata kabar tentang Clarissa yang angkuh itu bukan isapan jempol. Dia benar-benar angkuh. Kata-kata yang diucapkannya seperti tidak disaring saja. Menyesal dia menerima tawaran mamanya untuk datang dan berkenalan dengan Clarissa.

Rasanya dia dibanting oleh bocah baru gede. Bagaimana tidak, dia seorang pengusaha mulai berjaya, direndahkan oleh seorang gadis belia yang baru merasa dewasa. Sangat mengesalkan!

Clarissa meluncur dengan mobilnya langsung menuju ke tempat dia kos. Baru masuk ke kamar, telpon berdering dari dalam tasnya. Clarissa tahu siapa yang menghubungi dia.

"Clarissa! Kamu keterlaluan. Kamu meninggalkan Rudi begitu saja? Mama capek-capek membujuk orang tuanya biar Rudi mau ketemu kamu! Dia itu sibuk, banyak urusan. Kamu benar-benar bikin mama sakit kepala!!" Suara keras dan geram meluncur masuk ke telinga Clarissa.

Clarissa cuma nyengir. Dia justru senang mamanya kesal. Puas membuat wanita yang melahirkannya itu kalang kabut harus meminta maaf pada koleganya. Clarissa sudah jelas tak akan mau dijodohkan. Tapi ini kali yang kesekian mamanya mendesak Clarissa mau berkenalan dengan pria entah siapa dan dari mana.

"Terus kenapa? Aku kan sudah mau bertemu dia. Aku salah di mana? Tuh cowok ngadu aku tinggalin di sana? Bocah banget!" Tenang Clarissa menjawab sambil dia melepas sepatu heels-nya yang lebih 10 senti itu.

"Ya, tapi, kamu jangan kasar gitu, dong. Kenali dulu, ngobrol, bukan langsung ngacir kayak gitu, Clarissa!" Masih kesal suara mama lebih keras saja rasanya.

"Aku sudah bilang kan, aku ga mau dijodohkan. Aku ga mau mikirin nikah. Yang aku jalanin sekarang aku udah enjoy, Ma. Kalau mau Mama aja yang nikah, dari pada pacaran sana sini ga jelas juga!" Dengan kesal Clarissa membantah mamanya.

"Clarissa! Jaga mulut kamu, ya?!" Makin naik pitam Rosita dengan ucapan Clarissa. Gadis itu berani menghina dirinya sekarang?

"Udah deh, Ma. Ini yang terakhir mama paksa aku berkenalan dengan cowok. Aku bisa menemukan sendiri siapa pria yang cocok buat aku. Aku baru juga masuk kuliah, Ma! Kalau aku udah tiga puluh dan ga ada yang mau sama aku, baru mama pusing!" Dan dengan kesal Clarissa mematikan telpon dari mamanya.

Clarissa tidak bisa paham entah apa yang ada di pikiran mamanya begitu ingin Clarissa cepat dapat jodoh. Selalu anak horang kaya yang disodorkan padanya. Tapi tak satupun bisa membuat Clarissa mau memandangnya. Sejak dia remaja memang urusan ini tidak pernah nyambung dengan Rosita. Sementara Clarissa juga lelah melihat mamanya ganti pacar terus setelah bercerai. Itu yang membuat Clarissa makin terluka dan memilih kos di luar rumah meskipun dia tinggal masih satu kota dengan Rosita.

Clarissa mengganti pakaiannya lalu duduk di atas kasur, mulai mengutak atik HP, melihat keributan apa di dunia maya. Sedang asyik scroll sana sini postingan yang menarik, muncul notif di chat group kelasnya. Clarissa membuka dan melihat ada info apa di sana.

Senyum Clarissa melebar. Riuh, ada dosen baru keren, akan menggantikan salah satu dosen senior yang sakit dan tidak bisa lanjut mengajar. Clarissa akan lihat seperti apa dosen baru itu, isi kelas sampai seheboh itu.

*****

Hari ini jam pertama dosen baru itu akan mengajar. Clarissa sudah menyiapkan kejutan untuk dosen baru itu. Dia sengaja datang sedikit telat, dengan penampilan yang sedikit antik. Clarissa mengenakan pakaian dengan warna mencolok, orange dan hijau. Modelnya sedikit unik yang pasti membuat orang langsung melihat ke arahnya. Belum lagi rambutnya, dia cat dengan warna senada bajunya di ujung dan beberapa helai rambutnya.

Kelas baru mulai saat Clarissa berdiri di depan pintu dan dengan santai berjalan masuk ke kelas. Dosen itu mau tidak mau menoleh padanya. Matanya melebar, melihat Clarissa berjalan tanpa permisi dan seperti tidak melihat ada dosen di depan kelas.

"Selamat pagi! Maaf, Nona!" Dosen itu memanggil.

Clarissa menoleh ke arah dosen di depan kelas yang berdiri dan menatap kepadanya. Woww ... Ternyata benar, tampan. Keren. Matanya bagus, bibirnya, dagunya. Clarissa kali ini mengakui selera teman-temannya mantap.

"Hai, sorry telat." Clarissa tersenyum dan sedikit mengangkat tangannya.

"Siapa nama kamu?" Dosen itu menatap tajam pada Clarissa. Dia merasa aneh dengan mahasiswa yang satu ini. Seperti tidak tahu etika. Jelas dia berhadapan dengan dosen, tapi bertingkah seenaknya.

Diaz perhatikan dari kepala hingga ujung kaki, gadis ini nyentrik juga. Cantik, lumayan tinggi dengan senyum cukup menawan. Tapi kelakuan ajaib!

"Kenalkan, aku Clarissa Josephine. Panggil saja Clay." Clarissa melangkah mendekat dan mengulurkan tangan pada dosen itu.

Seisi kelas sudah senyum-senyum. Hafal mereka dengan kelakuan Clarissa yang seperti ini, semaunya sendiri.

"Duduk. Kelas sudah mulai. Dan jangan terlambat lagi." Dosen itu tidak membalas uluran tangan Clarissa.

"Jangan sombong gitu, Pak. Tanganku steril, serius ga mau kenalan?" Clarissa masih mengulurkan tangannya.

"Ini jam belajar. Cepat duduk atau saya suruh kamu tunggu di luar." Dosen muda itu ternyata tegas juga.

"Baiklah. Aku duduk." Clarissa mengalah. Dia melangkah duduk di bangku paling depan, masih ada satu yang kosong.

"Kita lanjutkan. Nama saya Wira Diaz Wardhana. Panggil saja dengan Diaz. Saya diminta menggantikan Prof. Ilham yang sekarang masih dalam perawatan karena kondisinya. Nah, sebagai awal kelas ...." Dosen ganteng itu memusatkan lagi kelas pada apa yang dia mau terangkan.

Clarissa menatap Diaz. Dia memang menarik. Setiap gerak geriknya terlihat tenang, percaya diri, ada kharisma yang membuat orang ingin memperhatikannya. Clarissa merasa ada desiran halus menyapa dadanya.

Selama hampir dua jam kelas, Clarissa yang biasanya usil suka tanya ini itu untuk membuat dosen senewen, kali ini hanya terpaku memandang dosen muda itu. Ada sesuatu yang memaksa Clarissa terus menatap padanya meskipun dia tidak begitu memperhatikan apa yang dosen itu katakan.

Hingga kelas berakhir, teman dekatnya, Yenny, yang duduk di deretan belakangnya menepuk bahunya, merasa aneh Clarissa bisa diam di kelas.

"Kamu sehat, kan?" tanya Yenny. Tangannya menyentuh dahi Clarissa.

"Sehat, kenapa? Aku cantik dengan style gini?" Clarissa memainkan rambut dengan jari-jarinya.

"Kok anteng hari ini?" Yenny bertanya lagi.

"Aku ... terpana ...." Clarissa tersenyum. Giginya yang putih terlihat, makin cantik. "Aku jatuh cinta, Yenny."

"Sama Pak Diaz?" Yenny melotot.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Look At Me!
1

Bab 1 Dijodohkan untuk yang Kesekian Kali

29/03/2022

2

Bab 2 Pak Diaz Wardhana

29/03/2022

3

Bab 3 Bermata Sipit dan Berkacamata

29/03/2022

4

Bab 4 Kenapa Bukan Kamu Saja

29/03/2022

5

Bab 5 Makin Terpesona

29/03/2022

6

Bab 6 Kecewa dan Marah

29/03/2022

7

Bab 7 Tidak Salah Aku Cinta Kamu

29/03/2022

8

Bab 8 Jangan Berharap Apapun

29/03/2022

9

Bab 9 Mendadak Pulang

29/03/2022

10

Bab 10 Tangis Clarissa

29/03/2022

11

Bab 11 Aku Cinta Kakak

30/03/2022

12

Bab 12 Kamu Akan Jadi Milikku

30/03/2022

13

Bab 13 Tidak Akan Berubah

01/04/2022

14

Bab 14 Hari yang Menyebalkan

01/04/2022

15

Bab 15 Clarissa di Mana

02/04/2022

16

Bab 16 Pernyataan Diaz

02/04/2022

17

Bab 17 Situasi yang Mengejutkan

03/04/2022

18

Bab 18 Jadilah Kekasihku

03/04/2022

19

Bab 19 Pesan buat Adimasta

03/04/2022

20

Bab 20 Restu Seorang Anak

03/04/2022

21

Bab 21 Pacar Kesayangan

04/04/2022

22

Bab 22 Pacar Rasa Pembantu

04/04/2022

23

Bab 23 Pacar Hanya Antara Kita

04/04/2022

24

Bab 24 Tawa Bahagia Seorang Rosita

04/04/2022

25

Bab 25 Ikuti Permainanku!

08/04/2022

26

Bab 26 Rencana Adimasta, Trik Usil Clarissa

09/04/2022

27

Bab 27 Kejutan Dari Papa

09/04/2022

28

Bab 28 Pelukan Hangat Seorang Papa

09/04/2022

29

Bab 29 Kekasih Baik Hati

09/04/2022

30

Bab 30 Dengan Adimasta, Kenapa Tidak

09/04/2022

31

Bab 31 Aku Benci Kalian

09/04/2022

32

Bab 32 Permainan Berlanjut

09/04/2022

33

Bab 33 I'll Do What I Want

09/04/2022

34

Bab 34 Be Happy Always, Mom

09/04/2022

35

Bab 35 Menjemput Clarissa

09/04/2022

36

Bab 36 Pacar Kamu Kayak Gini

10/04/2022

37

Bab 37 Pagi Hari di Rumah Adimasta

10/04/2022

38

Bab 38 Membuka Hati, Melihat Kenyataan

10/04/2022

39

Bab 39 Maafkan Aku

10/04/2022

40

Bab 40 Just Say Thank You

10/04/2022