Look At Me!
punya nasib yang sama dengannya, diajak ke acara sosialita, lalu diberi waktu bebas berkenalan dengan anak-anak para
dimasta menepuk kursi di sebe
da Adimasta dan berbisik, "Kamu udah berapa kali diajak ke acara kayak gini?
ini rambutnya coklat terang, cocok sekali buatnya. De
"Maksudnya gimana? Aku nggak ngerti. Ini kali
jika memang Adimasta baru sekali
i. Dia berbisik lagi pa
n, memilih meja yang hanya dengan dua kursi, agar bisa duduk berdua saja dengan Adimasta. Ba
nnya. Dia meneguk beberapa kali, meletakkan gelas di meja
Aku ga kayak mama-mama i
u sering ikut acara seperti ini? B
annya. Pingin aku dapat pengusaha sukses. Menyeram
bibirnya. Lucu melih
jodoh?" Iseng Ad
karena ga mau ribut terus sama mama."
u yang pakai baju putih itu." Adimasta menoleh ke ar
ajahnya lembut dan sangat sederhana. Tidak menor dan penuh seperti penampilan
dohkan. Mereka terserah anak-anaknya mau cari
t cari jodoh buat dia, kenapa bukan sama Adimasta saja? Hei, tungg
engerutkan kening. Dari tatapan gadis itu Adimasta
pikirkan?" ta
apa bukan kamu saja
an mata sipitnya yang tet
a ribet cari cowok buat aku. Bantu a
nembaknya. Gadis itu begitu santai tidak ada beban. Seperti tidak juga berpikir
ssa ngakak. Cepat-cepat dia tutup mulut takut
netralkan hatinya. Memang dia cinta Clarissa, tapi jelas bukan deng
issa, sedikit cemberut. Adimasta
. Aku itu cinta sama kamu. M
Kamu cinta sama aku?! Ngaca!! E
merah, tangan dua-duanya terkepal siap men
masta. Adimasta gelagapan. Dia melamun, membayangkan a
larissa menatap Ad
ikirannya, sekali bohong akan merembet pada bo
kawan." Clarissa
raih gelas di depannya, meneguk hi
h dulu. Dia beralasan ada tugas mendesak harus diselesai
ewah itu. Hati Adimasta makin meluap dengan rasa sayang. Clarissa gadis yang malang. Dia but
nerima aku. Aku juga belum tahu seperti apa nanti." Hati
*
, datang telat. Dia mau lihat reaksi dosen muda ganteng itu seperti apa. Y
gol. Mana tidak bisa pakai HP lagi kalau sudah mulai kuliah. Yen
Seperti yang lalu, dengan santai dia masuk. Bedanya
at lagi." Dengan senyum lebar
adis itu. Kali ini rambutnya rada norma
h ada yang telat datang kelas s
kin ditahan, kan?" Clarissa beralasan. Beberapa
arissa. Dia bisa tahu kalau seseor
k .
at lebih baik tidak masuk, atau sekalipun kamu duduk di dalam kelas, saya tetap anggap kamu absen dari ke
Clarissa menaikk
ngganggu kelancaran kelas. Saya hitung sampai sepuluh kamu haru
osong. Dan sebelum Diaz menyebut angka sepuluh,
a. Diperhatikan begitu Clarissa men
ti mengerjai kelas. Karena memang seperti itu tabiat gadis itu. Ta
ekati guru itu. Di kelas tidak efektif. Padahal wajah t
t kosnya!!" Di kepala Clar
sa? Apa dia berhasil menar