Look At Me!
t lebih kecil. Tangannya masih memegang buku yang juga dipegang Clariss
sa dengan tatapan ta
k itu melepas pegangan dari bu
ima di Negeri Antah Berantah Membawa Dewa Sambil Terta
sa dia dengar lagi. Panjang, tidak bisa dijelaskan apa ma
aku yang pinjam. Kasih tahu aku, ya?" Satu satu Adimasta
erti hati-hati dan takut salah. Kadang tidak sabar menungg
Dengan cepat Clarissa bicara dengan mata me
ma. Dua minggu lagi berarti tanggal
ng-goyang kepalanya. Rambutnya yang merah ke
pi buat Adimasta tetap saja menarik. Sejak awal mereka kuliah tahun lalu, Adimasta merasa ada
dalam. Hanya saja Adimasta belum berani mendekat. Dia hanya memandang Clarissa dari jauh, atau berurusan dengan gadis itu sesekali ji
e sini, bisa langsung kamu terima. Gimana?" Clarissa me
bil tersenyum tipis. Tampan. Clarissa mengakuinya, t
*
issa terlihat kesal. Dia menerima telpon dari Rosita. Dengan kaki disel
au dikenalin sama cowok anak teman Mama. Malas a
anak. Yenny duduk di kursi di sebelah Clarissa. Dia mencomot brownies yang ada di depan
-mak sosialita. Ga bakalan aku paham, Ma." Masi
lain datang nunjukin anak, Mama kayak janda merana ga p
ikah lagi, udah punya bocil, Mam
dia sampai hampir tersedak dan terbatuk-batuk. Temannya y
u." Clarissa men
gara-gara tersedak dan batuk. Dia minum beberapa
apa? Hargai orang tua, hah?!" Rosita rasanya
n, pingin sekali dia tutup
mah juga terserah, pokoknya kamu datang. Mama beneran minta tolong, Clarissa." Ros
mau kenalin aku sama anak temannya Mama.
n kenal sama cowok. Dengerin ...." Ma
iucapkan mamanya. Lagi-lagi membuat Yenny pingin ngakak. Kali ini dia tutup mulut, takut
ya selesai sudah ceramah panjang sang m
tenang, dia melanjutkan makan brownie
itelpon lagi, diomelin lagi," gerutu Cla
mu ribut ama mama kamu? Kesimpulan
ak pribadiku," sahut Clarissa
ur sama mama kamu?" Yenny ka
aman dengan papanya. Dia merasa kedua orang tuanya tidak sungguh-sungguh sayang padanya. Mereka hanya memikirkan diri sendiri. Karena
ama kayak gini, ribut terus, gimana kalau kumpul.
sa memahami Clarissa sebenarnya protes karena tidak mendapat cinta yang dia butuhkan. Sayangnya, Rosita tidak menge
*
tik dan elegan. Sepatu putih dengan tas tangan senada membuat penampilannya lengkap. Dia masuk k
neran datang sesuai permintaannya. Dia minta Clarissa mendekat dengan lambaian tanga
Clarissa pada teman-temannya. Clarissa tersenyum, mengangguk, memberi salam pada para mama berkel
unya pacar belum?" Bertubi-tubi pertanyaan itu muncul dari para mama. Clarissa han
ng ditata sama cantik seperti yang di hadapan mama-mama itu. Yang duduk di sana
gini. Hm, oke. Kita lihat apa yang ter
g gadis dengan rambut pirang duduk. Bukan bule. Rambutnya saja yang bule. Dan di sebelah kanan, Clarissa