Look At Me!
pemilih dengan cowok. Berapa kali dia menolak cowok yang nembak dia. Itupun dengan cara yang kurang manusiawi. Dia ladenin aja cowok yang mengejanya. Ja
u?" Yenny belum. Beralih dari
tahu, Yenny." Clarissa memandang langit-langit ke
ga galak. Senyumnya, ga jaim. Posturnya, ohh, tidak ... Yenny, b
rissa, seolah memeriksa kondisi
k manis, ngapain duduk berlama-lama d
ma mahasiswa ajalah. Mau yang dewasa lihat kakak tingkat. Banyak yang oke juga.
elintir-pelintir lalu dia lepas lagi. Tid
ukarela, atau yang memang didatangkan mamaku, karena kerinduannya punya menantu pengusaha, ga ada yang nyangkut. Kali
amu pasti ga peduli lagi." Yenny geleng-geleng, m
aik hati dan suka memberi," ujar
annya benar-benar terganggu karena ingat Pak Diaz. Dia akan cari
oceh apa saja hari ini. Begitu kelas bubar, Clarissa segera meluncur, pulang ke kosan. Bagus, Y
encari akun Diaz Wardhana. Namanya unik, bukan nama yang umum, pasti gampang menemukannya. Ben
dosen itu masih single. Jangan sampai dia sudah beristri atau punya cewek. Ternyata aman. Tidak ada status te
t. Tunggu saja, aku akan beri kamu banyak kejutan. Dan pasti kamu akan m
emang, dosen itu sudah memberi nomor HP, alamat email juga. Tapi dia harus elegan caranya tidak asal menyerb
*
pustakaan siang itu karena jadwal mengembalikan buku yang dia pinjam. Padahal dia tidak membacanya dengan benar j
masuk. Dada Clarissa bergemuruh. Cakep banget, astaga. Ini kebetulan atau apa?
. Dan dia tidak lupa, sedang ada di perpustakaan.
n tas yang dikenakannya. Diaz ingin tertawa. Ini cewek seperti manekin di toko pakaian yan
Diaz. Dia mengh
k?" Clarissa menemukan cara berkomun
saya ajar? Atau apa?"
t buat aku." Clarissa memandang Diaz dengan tatap terp
n perpustakaan. Ada meja dan kursi untuk mereka yang ingin kerja kelompok dan berdiskusi.
duduk di sana, berhadapan. Diaz mulai bertanya tentang buku apa yang Clarissa cari. Clarissa tak ragu lagi bic
rlu dan di mana dia bisa menemukannya. Sepertinya dosen ini hafal lagi semua letak buku di perpustakaan
yang lain?" Diaz
nang sekali bisa ketemu Bapak. Rasanya kayak tanah k
ersenyum. Dia akui Clarissa sangat cantik. Meskipun penampil
Salah satu yang Diaz suka dengan menjadi dosen bukan hanya masalah berbagi ilmu secara akademik, tapi juga berbagi pengal
n merasa aku rempong ya, Pak. Aku mau ja
Aku ini banyak yang dikerjakan. Pas aku longgar waktunya pasti aku r
," angguk Clarissa. "Thank
Dan membuat Clarissa tak bisa mena
karang dia menuju ke rak buku. Setidaknya dia akan pinjam dua buku yang dia catat dari hasil n
rissa tersenyum. Ini dia. Tepat saat tangan Clarissa menarik buku itu, ada tangan