Carissa pergi dari rumah setelah tahu bahwa sang Ayah akan menjodohkan dia dengan seorang duda beranak tiga. Padahal itu hanya sebuah ide jahat yang direncanakan oleh ibu dan adik tirinya, guna menendang Carissa dari rumahnya untuk menguasai seluruh harta miliknya. Dalam pelariannya Carissa mengalami kesialan bertubi-tubi dimulai tasnya yang hilang, kehabisan uang, kelaparan, dan hampir saja dilecehkan. Namun, keberuntungan masih berpihak pada gadis itu, seseorang telah menolongnya dari niat jahat dua manusia laknat. Fabian, pria yang menolongnya membawa Carissa pulang ke rumah pria itu dan meminta Carissa untuk berpura-pura menjadi calon istrinya, demi menghindari perjodohan yang dilakukan oleh sang Mama. Namun, siapa sangka bahwa wanita yang akan dijodohkan dengan Fabian adalah wanita yang dulu sangat dia cintai. Setelah beberapa waktu bersama, Carissa memendam perasaan kepada Bian. Apa yang akan dilakukan Fabian selanjutnya, menerima perjodohan itu atau tetap mempertahankan Carissa menjadi tamengnya? Lalu, apakah Carissa akan terus membiarkan Ibu dan saudara tirinya menguasai rumah dan seluruh hartanya?
Bab 1 Keluarga Baru
Setelah Ibunya meninggal lima tahun lalu akibat kanker yang telah lama menggerogotinya, Carissa dikejutkan oleh keinginan Lucas, sang Ayah, untuk menikah lagi. Carissa tidak melarang bila sang Ayah ingin menikah lagi, mungkin dia merasa kesepian setelah bertahun-tahun hanya hidup berdua dengan dirinya dan ditemani dengan si Mbok yang bekerja di rumah mereka.
Akan tetapi, Carissa merasa terkejut begitu mengetahui siapa wanita yang akan menjadi pengganti ibunya, wanita yang tidak lain adalah mantan pegawai yang pernah bekerja di restoran milik almarhumah sang Ibu yang kini di kelola oleh Ayahnya dan sahabat ibunya, Orlin. Dialah Hanna, seorang janda beranak satu, yang saat ini tengah menjalin hubungan dengan Ayahnya.
Hanna, yang Carissa tahu adalah seorang wanita yang sangat royal begitu juga dengan Sera--puterinya. Hanna diketahui telah beberapa kali melakukan kawin-cerai dengan beberapa pria kaya. Dan bila sekarang Ayahnya ingin menikah dengan wanita itu, apakah hubungan mereka akan awet?
Carissa mengenal Sera yang seusia dengannya dan kebetulan mereka juga satu sekolah. Sera adalah gadis yang populer di sekolah, memiliki banyak teman dan sering bergonta-ganti pasangan. Berbeda dengan Carissa, dia lebih menutup diri, bahkan teman dekat Carissa pun bisa dihitung dengan jari.
Satu bulan kemudian pernikahan sang Ayah dan Hanna pun berlangsung meriah. Selesai resepsi pernikahan, Lucas memboyong Hanna dan juga Sera untuk tinggal bersama di rumah mereka. Rumah berlantai dua yang awalnya sepi dan tenang kini berubah ramai, karena bertambahnya dua anggota keluarga baru.
"Carissa, sekarang kita satu keluarga," ucap Sera kala gadis itu baru saja melihat-lihat kamar barunya.
"Carissa bertemanlah dengan Sera baik-baik, kita sekarang satu keluarga. Dan kau bisa memanggilku Mama jika kau mau," ucap Hanna dengan senyum palsu.
Carissa hanya menatap kedua orang itu malas tanpa menjawab ucapannya.
"Sayang, kalian di sini rupanya." Suara Lucas mengeinterupsi ketiganya. "Ayo, kita makan malam dulu," ajak Lucas.
.
"Biar Rissa bantu, Mbok," ucap Carissa mengambil alih cucian piring yang menumpuk di wastafel. Ini bukan kali pertama sang Nona majikan membantu mengerjakan tugasnya. Tiap kali wanita tua itu melarang tiap kali juga gadis itu akan membantah.
Mbok Wati, yang kini berumur 60 tahun itu sudah lama mengabdi di kediaman keluarga Gunawan dari sebelum putri pertama mereka lahir. Dulu sekali Nyonya Mira, ibunda Carissa, sering mengalami keguguran akibat kandungan lemah. Setelah keguguran yang kali ketiga mereka terpaksa berhenti melakukan program hamil.
Barulah sekitar usia pernikahan menginjak di tahun kelima mereka mencoba lagi untuk program kehamilan. Mereka berhasil, dan lahirlah seorang putri cantik yang mereka beri nama Carissa Putri Gunawan.
Enam bulan pun berlalu, tak terasa kini Carissa telah menamatkan sekolah. Dia sudah merencanakan untuk melanjutkan kuliah di universitas yang sudah lama diimpikannya. Sejak sang Ayah menikah lagi, dirinya sudah jarang sekali mengobrol dengan pria cinta pertamanya itu. Ayahnya selalu menghabiskan waktu dengan Hanna, bila tak sengaja berkumpul pun sepertinya Hanna sengaja membuat jarak antara dirinya dan sang Ayah menjauh.
Malam itu saat Carissa melihat sang Ayah baru saja pulang, segera dia menghampirinya untuk membicarakan perihal keinginannya untuk kuliah di luar kota.
"Ada perlu apa, Rissa?" tanya Hanna datar.
"Aku hanya ingin berbicara dengan Ayahku," balas Rissa ketus.
"Risaa, tolong mengerti. Ayahmu lelah," ucap Hanna. "Katakan saja apa maumu, biar nanti aku yang sampaikan," tambahnya lagi.
Carissa membuang napas kesal. Untuk bertemu dengan Ayahnya saja dia dipersulit. Akhirnya mau tak mau Carissa mengatakan rencananya pada wanita yang kini menjadi Ibu tirinya. Setelah selesai mengatakan rencananya, wanita itu menutup pintu kamar dan membiarkan Carissa berdiri mematung di depan pintu itu.
Malam berganti pagi, seperti biasa Carissa selalu membantu Mbok Wati menyiapkan sarapan. Carissa menata piring di atas meja makan, mata gadis berambut sepunggung itu menatap pintu jati berukiran naga itu sejak tadi, yang tak lain adalah kamar Ayahnya. Dia ingin tahu jawaban sang Ayah atas rencananya semalam. Tapi, dirinya tak yakin bila wanita itu sudah menyampaikannya atau belum.
Carissa menaruh nasi goreng dan menatanya di atas meja makan, bersamaan dengan Lucas yang keluar dari kamar dengan terburu-buru.
"Ayah?" panggil Carissa.
Lucas menghentikan langkahnya dan menatap pada sang putri, Hanna berdiri di belakang Lucas dengan wajah tak suka.
"Ada apa, Sayang?" tanya Lucas.
"Soal semalam apa kau sudah memberitahu pada ayahku?" tanya Carissa pada wanita yang kini menggandeng lengan Lucas mesra.
"Soal apa?" tanya Lucas heran.
Hanna berbisik di telinga Lucas. Setelah itu Lucas menganggukan kepalanya.
"Nanti sore kita bicarakan lagi. Pagi ini Ayah harus bertemu dengan klien karena dia datang dari luar kota dan tidak menetap lama di sini," ungkap Lucas.
Lucas menepuk pundak Carissa sayang, dan melempar senyum. Gadis itu membalas nya dengan senyum yang dipaksakan, dan melepas kepergian sang Ayah dengan rasa kecewa.
Siang itu di kamar Hanna. Hanna dan Sera sedang membuat sebuah rencana untuk menendang Carissa dari rumah ini. Lucas sudah mulai bisa dikuasai oleh Hanna, tinggal bagaimana cara untuk membuat Carissa hengkang dari rumah ini secepatnya.
"Semalam Carissa mengatakan pada mama bahwa dia ingin kuliah di luar kota, tapi mama belum mengatakannya pada Lucas," gumam Hanna.
"Wah, sepertinya itu bisa kita gunakan, Ma. Bagaimana kalo kita membuat skenario seolah-olah ayahnya ingin menjodohkan dia dengan pria tua," usul Sera yang diaplaus oleh sang Mama.
"Ide bagus, Ser. Ayo, kita temui dia sekarang," ajak Hanna seraya bangkit dari duduknya dan gegas keluar kamar mencari Carissa.
Di ruangan lain. Carissa duduk di ruang baca tempat favorit keduanya setelah kamar tidurnya. Ruangan itu dipenuhi oleh bermacam-macam buku-buku tua dan baru.
Suara langkah kaki terdengar dan sepertinya sedang menuju ke arahnya. Sosok Sera dan Hanna berdiri di depan pintu ruangan berukuran 5x4 itu, lalu masuk dan melihat-lihat.
"Rissa," sapa Hanna. "Kau tau, Ayahmu mengatakan ingin menjodohkanmu dengan rekan kerjanya," sambung Hanna. Seketika IPCarissa membelalakan matanya tak percaya dengan apa yang dia dengar barusan. Hanna mengangguk setelah melihat respon gadis itu.
"Semalam aku sudah menyampaikan keinginanmu untuk kuliah di luar kota. Tapi, ayahmu mengatakan kalo dia keberatan kau melanjutkan kuliah. Dia ingin kau menikah dengan pria pilihannya," jelas Hanna panjang lebar. Carissa masih mencerna ucapan Hanna barusan, sangat sulit dipercaya.
"Dan, nanti malam Ayahmu akan mengajak pria itu untuk makan malam bersama kita." Hanna kembali menumpahkan informasi palsu pada Carissa.
"Kau yakin?" tanya Carissa memastikan.
Hanna kembali mengangguk. "Ini demi masa depanmu, kata Ayahmu."
"Tidak! Ini bukan untuk kebaikanku. Mengapa bukan Sera saja yang dijodohkan, mengapa harus aku?!" cecar gadis itu kesal.
"Heh, kenapa aku? Aku 'kan bukan anak kandung ayahmu jadi itu tidak ada hubungannya dengan aku!" sentak Sera.
"Sudah, sudah. Jangan ribut." Hanna menengahi.
Carissa membuang napas kesal begitu pula dengan Sera.
"Rissa, kupastikan kau tidak akan mau menikah dengan pria itu, karena dia adalah seorang duda beranak tiga yang ditinggal mati istrinya. Dan dia juga sudah tua," beber Hanna.
"Bila kau mau, aku punya ide untukmu," bisik Hanna lagi.
"Ide apa?" tanya Carissa ingin tahu.
Bab 1 Keluarga Baru
03/12/2021
Bab 2 Ide Jahat Hanna
03/12/2021
Bab 3 Malam yang tak terlupakan
03/12/2021
Bab 4 Rumah baru
03/12/2021
Bab 5 Ide gila Joe
03/12/2021
Bab 6 Belanja
07/12/2021
Bab 7 Makan malam
07/12/2021
Bab 8 Wanita masa lalu
07/12/2021
Bab 9 Kecurigaan Serra
07/12/2021
Bab 10 Kunjungan Revan
09/12/2021
Bab 11 Makan malam yang canggung
09/12/2021
Bab 12 Kemarahan Bian
11/12/2021
Bab 13 Acara Ulang Tahun
11/12/2021
Bab 14 Cemburu
11/12/2021
Bab 15 Rencana Jahat Hanna
11/12/2021
Bab 16 Kekesalan Aluna
27/12/2021
Bab 17 Fitnah kejam Hanna
27/12/2021
Bab 18 Bian VS Revan
27/12/2021
Bab 19 Bian VS Revan 2
27/12/2021
Bab 20 Pergi
27/12/2021
Bab 21 Rencana jahat Hanna
04/01/2022
Bab 22 End
04/01/2022
Bab 23 Kabar buruk
04/01/2022
Bab 24 Menawarkan hubungan
10/01/2022
Bab 25 Joe-Sera
10/01/2022
Bab 26 Joe-Sera 2
10/01/2022
Bab 27 Persaingan Bian dan Revan
10/01/2022
Bab 28 Kejahilan Joe
10/01/2022
Bab 29 Rencana Aluna
10/01/2022
Bab 30 Mulai terkuak
10/01/2022
Buku lain oleh Usagi
Selebihnya