Di sebuah kamar yang didominasi warna abu-abu dan hitam dengan penerangan yang sedikit redup, sepasang anak adam dan hawa sedang menikmati pergulatan panas mereka. Desahan dan erangan mereka saling sahut menyahut bagaikan irama yang indah di malam itu. Malam yang semakin larut tidak menyurutkan hasrat mereka untuk terus menerus bercinta, saling memberikan kenikmatan masing-masing. Dinginnya AC di ruangan itu tidak mampu menghilangkan hawa panas yang menggelora di tubuh polos mereka.
"Hubby ... ummh ...."
Desahan lembut itu berkali-kali keluar dari bibir wanita cantik berambut panjang itu. Matanya terpejam dengan tubuh yang bergerak maju mundur karena sosok bertubuh tinggi dan besar tanpa henti menghujamnya. Sang pria yang mendengar suara lembut nan manja dari sang wanita itu semakin bersemangat untuk terus menghujamkan kejantanannya lebih dalam lagi. Sedangkan kondisi sang wanita, tubuhnya sudah mulai melemah, tidak mampu mengimbangi gerakan sang pria yang terlalu kuat dan cepat.
"A–ku su–sudah tidak ku–kuat, By!" ucapnya terbata-bata.
"Sebentar lagi!" jawab sang pria sambil terus menggerakkan pinggulnya. "Aarggh … kau sangat nikmat malam ini, Baby."
Mendengar jawaban itu, sang wanita hanya pasrah saja.
Pria itupun semakin cepat gerakannya menghujam sang wanita. Beberapa hentakkan kemudian, cairan hangat penuh kenikmatan itu menyembur keluar di dalam rahim wanita yang saat itu sudah tidak berdaya. Tubuh polos wanita itu akhirnya ambruk ke sofa dengan napas sengal-sengal.
"Thank you, Baby." Pria itu berucap sambil membersihkan sisa pelepasannya di liang kenikmatan sang wanita dengan tisu. Kemudian ia memindahkan wanitanya ke tempat tidur. Senyum manis dari sang wanita merekah saat sang pria mengecup keningnya dengan lembut.
"Tidurlah! Kamu pasti lelah 'kan?" ucapnya sambil merebahkan tubuh sang istri di kasur dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polos sang istri.
"Kiss me!" ucap wanita itu dengan manja seraya memajukan bibirnya.
Pria itu menurut, ia melabuhkan kecupan singkat di bibir sang wanita. "Tidurlah!" ucapnya.
"Kamu tidak tidur?" tanya wanita itu yang kini matanya sudah terpejam.
"Nanti, aku mau mandi dulu," jawab pria itu sambil mengenakan celana pendeknya.
Wanita itu mengangguk mengerti, membiarkan suaminya pergi ke kamar mandi.
**
Pagi hari telah tiba, sinar matahari mencoba menyusup masuk ke sela-sela tirai jendela yang masih tertutup. Cuaca yang sedikit mendung membuat siapa pun enggan untuk bangkit dari tempat tidur, apalagi dengan selimut yang tebal. Rasanya tubuh sulit sekali untuk diajak beranjak.
Seorang wanita masih tertidur pulas dengan selimut tebal menutupi tubuhnya. Perlahan matanya terbuka, memperlihatkan manik indah menghiasi wajah cantiknya. Matanya mengerjap berkali-kali, mencoba beradaptasi dengan sekitar. Tubuhnya juga menggeliat sambil tangannya meraba-raba tempat di sebelahnya.
"By!" panggilnya dengan suara khas orang bangun tidur. Namun panggilannya tidak ada sahutan dari seseorang yang ia panggil Hubby itu. Kemudian ia membuka selimut tebalnya, dan berlenggang menuju kamar mandi dengan tubuh yang tanpa sehelai benang pun.
"Aww!" Tiba-tiba ia terhenti karena merasakan pinggangnya yang terasa sakit.
"Pinggangku sakit! Awas kau!" gerutunya sambil terus berjalan menuju kamar mandi dengan memegangi pinggangnya.
Selesai mandi, wanita yang biasa dipanggil Ara itu turun ke lantai dasar sambil terus memanggil suaminya yang ia panggil Hubby itu.
"By …! Hubby …!" Lantangnya suara Ara membuat para pelayan yang ada di rumah itu berlarian menghampirinya.
"Ada yang bisa kami bantu, Nyonya?" tanya salah satu pelayan.
"Mana pria maniak itu?" tanya Ara.
Para pelayan yang ada di sana saling memandang, mereka tidak mengerti siapa yang dimaksud pria maniak. Salah satu pelayan wanita memberanikan diri untuk bertanya.
"Ma–maksud Anda Tuan Cadis, Nyonya?" tanyanya gagap.
"Tuan Cadis sudah berangkat sejak tadi pagi, Nyonya," sahut seorang pelayan paruh baya yang baru datang.
Raut wajah Ara bertambah kesal, ia pun berlalu begitu saja meninggalkan para pelayan.
"Heri, siapkan mobil untukku!" ucapnya sambil terus berjalan keluar.
"Tapi Nyonya, Anda dilarang untuk keluar dari mansion ini," jawab pria bernama Heri dengan takut-takut.
"Menyebalkan!" umpat Ara. Kemudian ia melanjutkan langkahnya menuju garasi mobil.
Sampai di garasi yang luas, Ara berniat ingin masuk, tapi tangannya ditahan oleh wanita paruh baya yang merupakan kepala pelayan di rumahnya.
"Nona, Anda mau kemana?" tanya wanita itu.
"Keluar sebentar, Bi," jawab Ara tanpa menoleh.
"Tapi Non, Anda tidak diizinkan Tuan untuk keluar, apalagi … dengan pakaian Nona yang seperti ini," ucap wanita itu sambil menelusuri penampilan sang majikan.
"Aku bosan di sini terus, Bi," jawab Ara sambil masuk ke dalam mobil.
"Non Ara, tunggu! Saya bisa dimarahi lagi oleh Tuan kalo Nona berulah terus," teriak wanita paruh baya itu.
/0/9067/coverorgin.jpg?v=c97c160b1f7e5de936fe89beed03c9f0&imageMogr2/format/webp)
/0/3968/coverorgin.jpg?v=ceb6ecf5c18b901dd17f817d8465961f&imageMogr2/format/webp)
/0/18144/coverorgin.jpg?v=15b1340d5ddc298759b5c0fc43f49d98&imageMogr2/format/webp)
/0/24179/coverorgin.jpg?v=e00f98169063678a1b684ffacd95da09&imageMogr2/format/webp)
/0/6564/coverorgin.jpg?v=c72b177e278c9e6af24fd98df77dff73&imageMogr2/format/webp)
/0/21212/coverorgin.jpg?v=7cc3ea19cbf418d3537e6f56b8b2e12f&imageMogr2/format/webp)
/0/30743/coverorgin.jpg?v=206a36a220d7e12db2205562ad6c9db6&imageMogr2/format/webp)
/0/16428/coverorgin.jpg?v=3d8410225546bfa5035f1dc4b89f685f&imageMogr2/format/webp)
/0/29187/coverorgin.jpg?v=5619c1fee4829449be2abe5a6e8a3a99&imageMogr2/format/webp)
/0/16927/coverorgin.jpg?v=7b46931921d8c029c2f0426f3bf18b01&imageMogr2/format/webp)
/0/10891/coverorgin.jpg?v=35954a113c9f1b9eeb4607a5ae7a545e&imageMogr2/format/webp)
/0/16777/coverorgin.jpg?v=74f167ae85a6ab8e65573e4de19a0998&imageMogr2/format/webp)
/0/4249/coverorgin.jpg?v=2b55e868690414efc217db2b331ff6ee&imageMogr2/format/webp)
/0/24654/coverorgin.jpg?v=0995dc762b2d9a75057d0f824a2438f2&imageMogr2/format/webp)
/0/15858/coverorgin.jpg?v=437451542586af31549968a254f81cc6&imageMogr2/format/webp)
/0/20458/coverorgin.jpg?v=fa31c4420d3b4676f9029979308f5564&imageMogr2/format/webp)
/0/14914/coverorgin.jpg?v=c06b91a92410edccaee2387dc6f8d05b&imageMogr2/format/webp)
/0/19830/coverorgin.jpg?v=1bcd7e88161e2f04c828944220655382&imageMogr2/format/webp)
/0/13557/coverorgin.jpg?v=fc94ee21ff3cb328b0874d2e8f3d6d46&imageMogr2/format/webp)
/0/16153/coverorgin.jpg?v=ec1ea740cd6fbfb9ad9fd8904ac421d9&imageMogr2/format/webp)