Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Pagi yang cerah dan tembusan cahaya matahari tepat di jendela kamar milik seorang gadis yang berhasil membangunka seroang gadis yang masih betah dalam mimpinya itu.
Ia adalah Amelia Abraham Leonard. Seorang gadis yang biasa di panggil oleh Amel itu memiliki umur sekitaran 25 tahun dan memiliki postur tubuh tinggi, kuning langsat, dengan alis tebal.
Pagi ini Amel sedang terburu buru. Pasalnya hari ini adalah hari dimana ia akan bekerja sebagai sekretaris di perusahaan terbesar yang berada di kotanya.
Dan hari ini sudah menunjukkan pukul 8.30 yang artinya ia sudah sangat terlambat untuk pertama kalinya. Dengan langkah tergesa-gesa ia langsung berjalan menuruni satu persatu tangga yang berada di rumahnya.
Terpancar senyum indah dari seorang wanita paruhbaya yang sedang sibuk untuk mempersiapkan sarapan.
Tanpa pikir panjang, Amel langsung melangkahkan kakinya menuju tepat dimana kearah dimana seorang wanita yang sangat berharga bagi dirnya itu.
“Mama! Amel berangkat ya!” pamit Amel kemudian mencium pipi kanan dan pipi kiri mamanya.
“Kamu nggak sarapan lagi?” tanya Luna-mama dari Amel.
Amel dengan sigap menggeleng dengan mengecek beberapa barang bawaannya. “Enggak deh ma,” ujar Amel.
“Hati-hati ya!”
Amel mengangguk mantap kemudian menyalami tangan mamanya.
***
Amel menginjak rem mobil miliknya tepat di depan sebuah perusahan yang tugasnya adalah menciptakan dan menerbitkan buku dari penulis yang mempunyai beberapa bakat.
Dengan langkah tergesa-gesa ia masuk ke dalam perusahaan tersebut karena ia tau ia sudah sangat terlambat untuk masuk kedalam kantor apalagi ia adalah seorang pegawai yang bisa dibilang sangat baru.
Amel menghela nafasnya secara kasar kemudian ia langsung mengetuk pintu ruangan dari seorang direktur yang tak lain adalah seorang yang memiliki perusahaan ini.
“Tok!”
“Tok!”
“Tok!”
Suara ketukana pintu yang berasal dari jari-jemari Amel.
“Masuk!” terdengar sebuah suara yang berasal dari dalam ruangan.
Tanpa pikir panjang Amel langsung melangkahkan kakinya menuju masuk kedalam ruangan dari direktur utama yang akan bekerja sama dengan dirinya selama ia bekerja di perusahaan besar yang ternama ini.
“Maaf Pak, Saya telat,” ujar Amel merasa tak enak kepada seorang pria yang sedang duduk di bangku kebesarannya tanpa ada niatan sama sekali untuk melihat Amel.
Mendengar ucapan Amel, Pria tersebut langsung membalikan badan dan melihat tepat ke arah dimana Amel sedang berdiri.
Betapa terkejutnya Amel saat melihat seorang pria yang berbalik badan tersebut adalah seorang pria yang tak asing bagi Amel.
Ia adalah Alexander Gernion Abraham seorang laki-laki yang bisa dipanggil oleh Alex itu merupakan seorang yang dulunya pernah masuk kedalam hati Amel dan mengisi hari-hari Amel.
Alex tak jauh berbeda dengan Amel. Melihat seorang wanita yang dulunya pernah menjadi bagian dari hidupnya itu dan kini takdir mempertemukan lagi.
Alex menghela nafasnya kemudian ia menatap wajah Amel dengan serius menatap wajah seorang wanita yang dulunya pernah menjadi bagian hidup dari dirinya.
“Lo kok bisa disini?” tanya Alex dengan serius.
“Kan gue yang akan menjadi sekretris penggati lama lo sementarar,” ujar Amel yang masih menampakan tampang yang masih terlihat bingung dengan semua scenario yang di ciptakan oleh tuhan untuk dirinya itu.
Alex menggeleng cepat kemudian ia langsung berdiri dari sebuah bangku kebanggaanya. Ia berdiri tepat ke arah dimana Amel berdiri.
“Nanti lo temui saya di kantin yang berada di perusahaan ini!” pesan Alex kemudian pergi dari hadapan Amel.
Setelah mendengar ucapan Alex, Amel melihat punggung Alex yang semakin lama semakin menghilang dari hadapannya.