Seorang gadis dari masa lalu terbangun di masa yang lebih modern. Dia tidak mengingat dirinya di masa lalu. Gadis itu bernama Naladhifanka, usia 25 tahun. Dia bekerja di perusahan punjualan barang antik bersama sahabatnya Regina. Suatu hari dia bertemu dengan seorang pria dari masa lalu. Pria itu mengaku sebagai tunangannya di masa lalu. Dia adalah Asoka, pengusaha muda yang sukses di kehidupan masa depan sekarang. Tetapi dia juga terhubung dengan kehidupan di masa lalu. Lewat portal cermin sebagai jembatan penghubung dunia masa lalu dan juga masa sekarang. Di masa lalu Asoka adalah putra mahkota dari kerajaan Raksa, dan Nala adalah putri dari kerajaan Moja. Mereka dijodohkan untuk menyatukan kedua wilayah tersebut, yang nantinya akan berubah menjadi kerajaan Mojaraksa. Perjalanan mereka tidaklah gampang,karena banyak rintangan yang harus dilewati untuk mewujudkan impian tersebut. Akankah mereka bisa mewujudkan impian itu? simak ceritanya di sini.
Seorang gadis terbangun dari tidurnya dengan nafas tersegal-sengal. Keringat dingin meluncur dengan deras disekujur tubuhnya. Dengan gemetar, kedua tangannya menyeka air yang terasa asin itu dari dahinya. Beberapa saat kemudian setelah dia sadar, dia semakin tergagap karena jam dinding di rumahnya sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi. Dengan secepat kilat, dia melompat turun dari tempat tidurnya dan berlari menuju kamar mandi.
Gadis itu adalah Naladhifanka, usianya 25 tahun tetapi dia sudah bekerja menjadi seorang manager pemasaran di salah satu perusahaan ternama di kota Belin. Perusahan tersebut bergerak dalam bidang jual beli benda antik yang langka dan bernilai fantastis. Tidak ada barang murah yang dijual perusahaannya. Nala merupakan anak tunggal dari keluarga yang berada, tetapi hal itu tidak membuatnya lantas berleha-leha untuk menikmati harta kekayaan keluarganya. Dia malah lebih suka terbebas dari bisnis keluarga dan mencari jalan kesuksesannya sendiri. Kedua orang tua Nala sangat membebaskan kehidupannya. Asalkan dia bisa menjaga nama baik keluarga, itu sudah cukup untuk Nala dalam memilih jalan hidupnya sendiri.
"Nala! Kau terlambat lagi?" tanya direktur keuangan di perusahaan tersebut."Maaf Regina, ini untuk yang terakhir kalinya," kata Nala berjanji kepada direktur yang sekaligus sahabatnya tersebut."Kau sudah sering menjajikan hal yang sama kepadaku Nala, dan semua janjimu itu palsu," kata Regina dengan kesal."Please, Regina! Kali ini saja, tolong berikan aku kesempatan," kata Nala penuh harap."Baiklah, untuk yang terakhir kalinya aku melindungimu dari laporan keterlambatan kerja, jika kau mengulanginya lagi, aku tidak akan sungkan mencatat kehadiranmu dengan tinta merah," kata Regina dengan serius."Terima kasih Regina, aku janji ini yang terakhir," kata Nala dengan semangat."Ok! mulailah bekerja, kau harus menyerahkan hasil laporan penjualan tahun ini, ingat?" tanya Regina dengan serius."Astaga! Aku belum selesai mngerjakan laporan itu," kata Nala dengan panik."Nalaaa!!" teriak Regina dengan marah."Ahahahaha aku hanya bercanda, aku sudah selesai meletakkan laporan itu di meja pak bos," jawab Nala sambil tertawa."Baguslah," kata Regina sebelum pergi meninggalkan Nala di ruangannya.
Regina kembali ke ruang kerjanya, sedangkan Nala sibuk dengan komputernya. Saat sedang sibuk dengan kerjaannya, tiba-tiba seorang bawahan Nala datang dengan tergesa-gesa."Bu Nala, ada yang gawat!" kata bawahan Nala dengan nafas tersengal-sengal."Apa yang terjadi Key?"tanya Nala penasaran."Malam ini akan diadakan lelang benda antik yang kita tunggu-tunggu waktu itu," kata bawahan Nala dengan gugup."Apa?! Bukankah waktu lelang masih diadakan bulan depan? Kenapa tiba-tiba mereka mengubah jadwalnya?" tanya Nala dengan kaget.
"Saya dengar akan ada tamu penting yang baru kembali dari luar kota, dan mereka tidak ada waktu banyak untuk berada di kota ini, jadi panitia memajukan waktu pelelangan menjadi hari ini,"jelas Key kepada Nala."Baiklah kita juga harus pergi kesana, persiapkan segalanya dan setelah itu kita langsung berangkat ke tempat acara," kata Nala dengan tegas."Baik bu," jawab Key sebelum pergi meninggalkan rungan Nala.
Di tempat acara, Nala, Regina dan Key menunjukkan undangan kepada petugas yang berjaga di depan pintu. Dan dengan ramah petugas tersebut mempersilahkan mereka masuk setelah mengecek undangannya."Kau tahu siapa tamu penting mereka?" tanya Nala penasaran."Aku dengar dia adalah seorang pimpinan perusahaan Diamon grup yang baru" jawab Regina dengan santai."Benarkah? Seberapa pentingnya orang itu untuk acara ini?" tanya Nala penasaran."Dia adalah sponsor utama dalam acara ini, dan jika kita bisa bekerja sama dengan mereka, perusahaan Lili grup akan berkembang pesat," jelas Regina dengan semangat."Kita bisa membesarkan Lili grup tanpa bantuan dari Diamon grup," jawab Nala dengan ketus."Aku dengar pimpinan mereka juga sangat tampan, dan ternyata itu memang benar," kata Regina dengan wajah yang berseri-seri."Mana orangnya?" tanya Nala sambil celingukan mencari seseorang. "Itu, di deretan bangku khusus VVIP," jawab Regina sambil menatap ke depan.
Tetapi Nala tidak bisa melihat dengan jelas wajah pria tersebut."Sepertinya seleramu semakin menurun sejak kau putus dengan pacar terakhirmu," ejek Nala terhadap Regina. "Apa maksudmu? Kau tidak bisa melihat pria setampan itu?" protes Regina dengan kesal."Aku hanya bisa melihat punggungnya saja dari sini," kata Nala dengan cuek."Dari punggung saja sudat terlihat kalau dia itu pria tampan, kau tidak tahu hal itu?" tanya Regina dengan serius."Aku rasa kau mulai rabun karena terlalu lama jomblo,"kata Nala dengan cuek. "Susah bicara soal cowok denganmu, kau selalu membuatku kesal jika berhubungan dengan seorang pria," jawab Regina dengan kesal. Nala hanya tertawa menanggapi perkataan dari Regina yang selalu sensitif jika membahas masalah lawan jenis.
Acara lelangpun dimulai, barang yang dilelangkan sebagai pembuka adalah sebuah parfum langka milik seorang artis legendaris yang sudah lama meninggal."Kau akan menawar barang itu?" tanya Regina kepada Nala."Tidak, siapa juga yang akan membeli parfum itu, kita akan rugi jika membelinya dan parfum itu tidak ada yang mau membeli dari kita," jelas Nala dengan serius."Mungkin saja kau berjodoh dengan parfum itu," sindir Regina kepada Nala."Tidak terima kasih," jawab Nala dengan cuek."Jadi apa incaranmu kali ini?" tanya Regina penasaran."Mereka bilang akan ada sebuah cincin berlian merah yang dilelang disini, dan itu adalah cincin kerajaan di masa lalu," kata Nala dengan serius."Jadi apa hubungannya dengan kita?" tanya Regina penasaran." Langgan kita pasti akan suka dengan barang yang kita dapat hari ini untuk mereka," jawab Nala dengan semangat. "Baiklah, ayo kita fokus untuk merebut cincin itu," kata Regina dengan semangat. "Tentu!" jawab Nala dengan semangat juga.
Beberapa saat kemudian, barang incaran mereka pun akhirnya keluar. Dengan semangat Nala mulai menawar barang tersebut. Tetapi dia dikejar oleh seseorang yang duduk di bangku paling depan. Nala tidak bisa melihat wajahnya, dia hanya bisa melihat papan yang diangkat dari kejauhan saja."Sepertinya kita punya saingan berat sekarang," kata Regina dengan serius."Tidak masalah, aku akan berusaha mendapatkan barang itu bagaimanapun caranya," kata Nala dengan serius. Saling kejar mengejarpun terus terjadi, hingga pada akhirnya Nala sampai dititik terakhir penawarannya."Apa kau akan menyerah?" tanya Regina kepada Nala."Aku tidak bisa menawar lebih dari ini, karena jika itu aku lakukan perusahaan akan kehilangan banyak uang dan merugi," kata Nala dengan penuh perhitungan."Aku percaya kau bisa mengambil keputusan yang tepat untuk kebaikan perusahaan," jawab Regina dengan bangga. Setelah selesai menawar, akhirnya barang tersebut jatuh ke tangan lawannya di tawaran terakhir mereka.
Acara lelang belum berakhir, Nala yang melihat saingannya keluar dari tempat acara segera mengikutinya untuk merundingkan sesuatu."Mau kemana kau?" tanya Regina saat melihat Nala beranjak dari kursinya." Aku akan pergi sebentar, kau tunggu saja disini," kata Nala sebelum dia pergi."Bolehkah aku mengganti cincin itu pak?" tanya Nala saat berhasil mengejar lawannya di pelelangan tersebut."Kau?!" kata lawan Nala dengan terkejut.