"Kau haus kekuatan, aku butuh senjata hidup untuk membalaskan dendamku. Bukankah itu suatu kebetulan yang sempurna?" Malam ini, entah kenapa bisa jadi seperti ini. Haim yang awalnya bertujuan untuk membunuh dan menghisap habis darah manusia paling langka yang mampu membuat kekuatan vampir menjadi berlipat ganda, justru malah mendapatkan tawaran kerja sama darinya. "Aku akan memberikanmu kesempatan untuk menghisap darahku ketika bulan purnama sekali setiap dua bulan. Sebagai gantinya, kau harus menghabisi para vampir yang telah membunuh keluargaku. Bagaimana?" Hei, ini tidak buruk juga. Karena bagaimanapun Haim tetaplah Haim, vampir licik yang rela melakukan apa saja demi keuntungan pribadinya. Haim akan memonopoli darah langka milik Elios supaya bisa memiliki kekuatan super masif dan menjadi tak tertandingi. "Senang bisa bekerja sama." Setidaknya, itulah yang Haim pikirkan sebelum mengetahui kalau ternyata Elios sama liciknya dengan dirinya.
"Sudah waktunya, ya?"
Degup jantung Haim seolah terdengar semakin kencang seiring dengan semakin banyaknya langkah yang ia ambil di dalam ruangan ini.
Samar-samar Haim dapat melihat bayangan Elios dari balik tirai. Haim menyibak tirai itu, tubuh basah Elios yang sedang berendam di dalam bathtub membuat otak Haim tidak dapat berpikir jernih.
Elios membuka kelopak mata sayunya yang sejak tadi terpejam. "Mendekatlah."
Haim menurut, ia menempati tepi bathtub, ujung jemari lentiknya mulai menyentuh dagu Elios, Haim telah siap untuk melakukan ini.
Meskipun ini bukan yang pertama kalinya, tetapi sensasi itu tetap terasa. Degup jantung Haim yang seolah akan meledak ketika berada di jarak sedekat ini dengan Elios, rona merah pada wajahnya yang muncul ketika ia mempersempit jarak.
Haim membuka mulutnya, menampakkan taringnya yang mulai menyentuh Elios, Haim bersedia untuk menghisap darahnya.
Benar, Haim adalah seorang vampire.
Sesuai dengan kesepakatan mereka beberapa bulan lalu, sekarang adalah waktunya bagi Haim untuk menghisap darah Elios supaya Haim bisa mendapatkan kekuatan yang berlipat ganda.
"Hei, apa yang kau lakukan?" Tanya Elios di tengah-tengah kegiatan ini.
Ah! Haim baru menyadari kekeliruannya. Bukannya menggigit leher Elios, Haim justru menciumnya, melumat lembut lidahnya dengan mata terpejam.
Haim tanpa sadar jadi tergoda, ia menjauhkan wajahnya, mengelap bibirnya yang basah dengan ujung jarinya.
Kali ini Haim akan melakukannya dengan benar. Ia menancapkan taringnya pada leher Elios dan menghisap darahnya. Haim memejamkan matanya, rasa darah Elios memang tidak tertandingi dari setiap darah manusia manapun yang pernah ia bunuh.
Rasanya sangat sulit untuk dijabarkan, tetapi darah Elios seolah-olah mengandung zat adiktif yang dapat membuat Haim kecanduan hingga ingin menghabiskannya hingga ke tetes terakhir.
Namun, tentu saja Haim harus menahan diri karena ia tidak mau membunuh Elios.
"Darahmu memang yang terbaik." Ujar Haim setelah puas menghisapnya. Sebagai penutup, Haim menjilat bekas gigitannya pada leher Elios, membuat pria itu kegelian. Haim tak akan pernah membiarkan satu tetes darah pun terbuang sia-sia.
Haim jadi teringat akan malam itu, di mana untuk pertama kalinya Elios mengulurkan tangannya, mengajaknya membuat kesepakatan.
Elios Karisen, yang merupakan satu-satunya garis keturunan Karisen yang tersisa yang memiliki genetik super-langka sehingga darahnya mampu memberikan kekuatan berkali-kali lipat untuk kaum vampire, memiliki dendam membara pada pemimpin aliansi vampire yang telah meluluhlantahkan keluarganya. Bertemu dengan Haim Equesteria, vampire yang membutuhkan kekuatan untuk memenuhi ambisinya, yakni menjadi pemimpin para vampire.
Hubungan yang terjalin di antara mereka itu memang sangat menguntungkan bagi satu sama lain.
"Sekarang, ayo susun rencana selanjutnya." Ujar Elios sembari bangun dari bathtub dan memakai baju handuknya.
Bab 1 Prolog
07/08/2023