Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Di Ujung Penantian.

Di Ujung Penantian.

Safira Estes

5.0
Komentar
131
Penayangan
7
Bab

Kisah seorang wanita yang mendapatkan pelecehan dari majikan nya kemudian hamil dan di nikahi pria lain yang sama jahat nya dengan majikan nya. Suami nya hanya menganggap dia sebagai alat pemuas nafsu saja, perlakuan buruk dan hinaan dari suami dan keluarga suami nya dia terima karna berusaha kabur dari siksaan suami nya selalu berakhir dengan KDRT sehingga membuat nya harus berusaha sabar dan bertahan.

Bab 1 Keluarga ku yang hancur.

Di sebuah rumah kontrakan yang sangat kecil, hiduplah sebuah keluarga, Suaminya bernama Parman dan istri nya bernama Lastri, mereka memiliki seorang anak perempuan yang bernama Anita.

Anita berusia 10 tahun, walaupun Anita adalah anak satu-satunya, tapi ayah dan ibunya tidak memanjakan nya, justru kedua orang tua nya tidak pernah perduli kepadanya, sehingga dia terpaksa harus mandiri dan memasak sendiri jika mau makan.

Suatu hari kedua orang tua nya memutuskan untuk bercerai karna Ibu Lastri bosan dengan suaminya yang miskin itu, mereka berdua menolak merawat Anita, jadi mereka meninggalkan nya sendirian di rumah kontrakan.

Tidak ada uang yang di miliki Anita, dia pun terpaksa berhenti sekolah kemudian memutuskan menjadi pemulung hanya untuk bisa makan.

Setelah beberapa hari kemudian, sang pemilik rumah menagih uang sewa rumah kepada nya, tapi karna dia tidak punya uang maka dia pun diperintahkan untuk segera meninggalkan rumah itu dan tinggal di mesjid, di belakang mesjid ada sebuah bangunan kecil bekas gudang, tempat itu tidak lagi digunakan karna bahkan atap nya juga banyak yang bolong, setelah beberapa hari tinggal di tempat itu hujan turun di semua ruangan dan Anita terpaksa duduk untuk mengurangi air hujan membasahi tubuh nya.

Suatu hari Anita bertemu seorang perempuan yang kira-kita seusia dengan ibu nya, wanita itu berteduh karna dia kehujanan dijalan, setelah memarkir motor nya wanita itu masuk ke dalam mesjid, dia melihat Anita membersihkan mesjid kemudian wanita itu mendekati nya dan mulai bertanya.

"Kamu bekerja disini?" tanya wanita itu, dengan heran Anita melihat kearah wajah wanita itu, kemudian wanita itu mengulurkan tangan nya sambil berkata.

"Nama ku Romlah, apakah kamu bekerja di sini?"

"Tidak Bu' tapi karna saya tinggal disini, jadi saya membantu Abang Encup membersihkan mesjid ini." sahut Anita dengan sopan sambil menunjuk kearah pria yang tadi dia sebut nama nya dan Romlah pun juga mengikuti arah yang di tunjukan Anita, kemudian Romlah melihat lagi ke arah Anita.

"Berapa usia mu?"

"10 tahun Bu!" sahut Anita.

"Gimana kalau kamu bekerja di tempat ibu saja," pinta Romlah pada Anita.

"Tapi saya...." sahut Anita sambil dia melihat pakaian nya yang lusuh dan kotor.

"Jangan khawatir tentang pakaian mu, karna anak ibu seusia mu dan ada beberapa baju bekas nya yang cocok untuk kamu, ibu juga akan menggajih kamu 500 ribu sebulan." sahut Romlah, kemudian Anita pun mengangguk dan setelah hujan reda, dia ikut Romlah pergi dengan motor nya.

Sampai nya di rumah, Anita langsung di sambut sinis oleh anak perempuan nya Romlah yang bernama Miranda, dengan nada sedikit membentak Miranda bertanya.

"Mengapa ibu mengajak gembel kerumah kita?" ucap nya dengan nada tinggi.

"Dia pembantu baru kita." sahut sang ibu cuek sambil berjalan masuk kedalam rumah, diikuti oleh Anita dari belakang, setelah itu ibunya berkata kepada anak nya.

"Ambilkan ibu buku dan pulpen." titah nya pada anak nya dan sesegera mungkin anak nya datang dengan membawa barang yang di sebut ibunya tadi, kemudian sang anak menyerahkan kepada ibunya tapi ibunya menunjuk kearah Anita dan anak nya faham bahwa kedua barang itu harus dia berikan kemana, dengan bingung Anita mengambil kedua barang itu sambil menatap kearah wanita yang tadi mengajak nya.

"Catat semua tugas-tugas mu di buku itu agar kamu tidak lupa." ucap nya, Anita pun faham, jadi dia mulai bersiap untuk mencatat nya.

"Jam 05:00 pagi, kamu sudah harus bangun untuk memasak dan menyiapkan sarapan sambil menyapu dan mengepel lantai, ingat! sarapan harus selesai sebelum jam 7 pagi, setelah itu kamu mencuci, membersihkan kamar mandi, juga membersihkan seluruh perabotan di semua ruangan, usahakan kamu selesaikan semua nya sebelum jam 12 siang dan jangan lupa! sambil mengerjakan yang lain kamu juga harus selesai memasak makan siang, dan jika saya menemukan sedikit saja debu yang menempel maka gajih kamu akan saya potong 10%, setelah jam 12 siang kamu membersihkan taman karna banyak daun yang gugur dari pohon di taman dan kamu usahakan selesai sebelum jam 4 sore, setelah jam 4 sore kamu antarkan beberapa pakaian bersih dan ambil pakaian kotor juga dari rumah para pelanggan, jangan lupa berikan nama di setiap kantong kresek nya dan semua itu harus selesai jam 6 sore, Mang Ujang akan menemani kamu nanti naik mobil, setelah jam 6 sore kamu mulai memasak makan malam sambil menimbang pakaian kotor yang baru datang dan menulis jumlah berat nya dikantong kresek nya, dan harus selesai semua jam 8 malam, kemudian kamu mencuci mobil Bapa', setiap malam, setelah itu kamu menyetrika pakaian dan setelah semua setrikaan mu selesai, kamu boleh tidur." ucap nya sambil memandangi wajah Anita dan dengan wajah putus asa Anita membaca kembali isi kertas itu tapi keadaan nya tidak memungkinkan baginya untuk pilih-pilih pekerjaan, karna bahkan di mesjid dia sering kelaparan dan tempat berteduh nya juga tidak layak, dia pun melamun yang membuat calon nyonya nya tidak sabar mendengar jawaban nya kemudian berteriak.

"Jawab, apakah kamu sanggup!!!"

"I_iya Bu' akan saya usahakan." sahut Anita gugup.

"Jangan panggil Ibu, tapi Nyonya! ingat?" sahut Romlah kesal.

"I_iya Bu'! eh...Nyonya," sahut Anita gugup.

"Sekarang kamu mulailah bekerja karna ada banyak cucian menumpuk, Miranda! tunjukan tempat nya." perintah ibunya pada anak nya.

Kemudian terdengar suara perut kosong Anita dan dengan takut Anita berkata.

"Nyonya, apakah saya boleh minta segelas air putih, karna saya belum makan sejak kemaren." ucap nya memelas.

"Apa_apaan kamu ini, kerja saja belum, tapi mau minta macam-macam, sudah! pergi sana kerja dan jangan banyak permintaan!!!" bentak nya, dengan takut Anita pun menundukkan kepala nya, Miranda pun mulai berjalan diikuti oleh Anita sambil memegang perut nya yang sangat lapar.

setelah tiba di sebuah ruangan, Anita pun terkejut melihat tumpukan cucian yang sangat banyak itu dan juga puluhan buah mesin cuci, dia pun faham usaha majikan nya adalah Laundre, dia juga mengerti bahwa setiap kantong kresek berbeda maka berbeda juga pemilik nya, dia mulai membuka satu kantong kresek dan Miranda mengajarinya cara menggunakan mesin cuci, Anita merupakan anak yang sangat cepat faham jadi dia pun mulai bekerja dibawah pengawasan Miranda, sesekali ketika Miranda sibuk dengan ponsel nya Anita mencuri-curi kesempatan untuk meminum air kran itu karna dia merasa sangat lapar dan haus.

Waktu menunjukan jam 11 siang dan dari tempat berbeda terdengar teriakan Nyonya nya dari ruangan lain.

"Babu...." dengan suara lantang dan membuat Anita terkejut langsung repleks wajah nya memandang kearah Miranda kemudian Miranda berkata.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku