Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
akan ku tuju sampai ke ujung

akan ku tuju sampai ke ujung

Sowoone Ice cold

3.5
Komentar
55
Penayangan
41
Bab

Siera wanita yang cantik selalu mengangap dirinya tidak butuh pasangan, walau memiliki sahabat baik bernama roma, roma merupakan sahabat siera dari kecil hingga hal kecil apapun akan di lakukan roma untuk siera, sampai bosnya siera yang utama datang menghadiri perusahaan bernama Xavier pria dingin nan angkuh, yang selalu menang sendiri meleleh karena sikap siera yang sabar akan dirinya.

Bab 1 AKTSKU 1

Tuk tuk tuk.

Langkah kaki yang jalan ke arah koridor besar yang membuka pintu untuk mengadakan konfersi pers, Siera yang menonton tv hanya bisa menghela nafas.

"Ugh."

"Kenapa sayang anaknya mama, kok gak suka sama Tuan Xavier."

"Yah, siapa juga yang suka dia, dimana-mana sekandal hidupnya apa gak capek ya skandal terus."

"Yah, namanya juga pria ganteng apa salahnya kalau pria ganteng, merasa dirinya hebat dan ada skandal terus."

Siera melihat ke arah mamanya, sontak Siera mendekap mamanya dengan erat dan mama bingung ada apa dengan anaknya.

"Ma, Siera janji bakal cari pria yang baik tapi gak kayak Xavier."

"Loh kenapa, mama berharap kamu bisa sama dia, dia ganteng,kaya, mapan apa yang kurang dari dia?"

"Gak ada sih, apalagi skandalnya yang selalu menyelimuti dia bikin aku tambah muak sama dia."

"Aduh Siera sayang, udah ah kamu makan dulu itu sarapan kamu jangan mikir macam-macam ya."

Siera hanya diam senyum sambil makan, selesai makan keluar dari rumah bertemu dengan Roma, Siera salah tingkah kepada Roma.

"Pagi Siera."

"Pagi Roma, kamu gak kerja?"

"Ini aku mau kerja, bareng ayo mau gak?"

"Benran ini? gak ngerepotin aku gak enak kalau repotin kamu, kamu bicara apa sih mana ada aku justru senang kalu di repotin sama kamu."

Siera yang mendengar itu sangat senang sontak naik ke motor Roma, dengan kesederhanaan Roma bisa membuat Siera merasa nyaman dengan sikap Roma yang kadang buat para wanita klepek-klepek akan dirinya, sampai di kantor Siera.

"Makasih ya Roma, aku benar-benar terimakasih banget kamu antar kerja, jadinya aku gak telat deh berkat kamu."

"Gak perlu makash Siera kan kita tetangga apa salahnya membantu tetangga ya kan, apalagi tempat kerja kamu sama aku gak terlalu jauh."

"Makasih ya Roma, kalau gitu aku masuk dulu ke dalam."

Roma hanya senyum begitu juga dengan Siera tanpa sengaja Siera menabrak orang, Xavier mendecik melihat ke arah Siera.

"Tunggu!"

Siera kaget saat mendengar suara itu gak lama Siera dan Xavier berdua di dalam lift, Siera merasa gak nyaman dan lift padam adanya arus pendek listrik yang kurang lebih dua jam.

Xavier merasakan oksigenya abis, Siera yang melihat Xavier merasa kasihan dan ternyata memiliki kelemahanya, Siera sontak mendekap wajah Xavier.

"Kamu liat aku ya jangan liat lain, tenang ada aku di sini aku gak bakal biarin kamu kenapa-kenapa yang penting kamu percaya aja ada aku di sisi kamu ya."

Xavier yang mendengar itu merasa tenang dan nyaman sontak Xavier mendekatkan dirinya kepada Siera, Siera bingung ada apa sontak Xavier mengecup Siera.

Siera merasa kaget dengan tindakan Xavier dan Siera mendorong pelan Xavier dan Xavier pingsan ke dalam dekapan Siera.

"Duh, ini cowo kurang ajar banget sih baru kenal aja udah begini, untung kamu lagi dalam keadaan begini kalau gak udah aku tinggal kali, asli mau marah tapi gabisa marah."

Gak lama lift terbuka mereka ketiduran di lift sontak di bawa ke rumah sakit terdekat, Xavier bangun dan mencari wanita itu.

"Kemana perginya wanita itu."

"Tuan cari siapa?"

Xavier tetap melihat sekitar gak lama wanita itu ada di sebelahnya, Xavier sontak bangun dari tempat tidur mengusap kepala Siera.

"Kenapa perasaan nyaman dan tenang ada di wanita ini siapa dia? kenapa baru kali ini bisa akrab dengan wanita sampai seperti ini."

"Tuan kenal dengan wanita ini? dia yang menyelamatkan tuan di lift tadi."

"Cari tau tentang dia dari sekecil apapun rahasia dia."

"Baik tuan Xavier."

Xavier terus menunggu Siera bangun gak lama Siera bangun melihat sekitar, kaget tadi ada di lift kok tiba-tiba dirumah sakit.

"Kamu udah bangun? makasih udah jagain aku di lift, aku Xavier nama kamu siapa?"

"Siera."

Siera berpikir orang seangkuh Xavier yang di kabarkan di berita bisa selembut ini di depannya, sontak Xavier mendekap tangan Siera.

"Kamu kalau butuh apapun bilang aja ke aku ya, aku akan siap bantu kamu karena kamu juga udah korbanin nyawa kamu untuk aku."

"Gak perlu gitu kok, aku gapapa ini aku juga udah bisa pulang lagian, aw kok sakit ya."

Xavier sontak mengecek dengan lembut tangan Siera, Xavier sontak mengangkat badan Siera dengan lembut sambil menatap dengan wajah yang dekat.

"Kamu mau kemana? aku antar."

"Aku cuman mau minum kok."

"Bentar ya, sini aku bantu duduk nanti aku ambilin air."

Siera masih gak ngerti kenapa cowo sebaik Xavier di anggap cowo angkuh dan dingin, ada apa yang salah ya.

"Ini minumnya."

"Makasih ya Xavier."

"Ya."

Siera sontak minum dengan air yang diberikan kepada Xavier dan gak lama Xavier merasa senang bisa membantu Siera.

Siera bingung apa ada yang salah dengan dirinya mengapa Xavier tersenyum, sontak Xavier mendekat kepada Siera.

"Ada apa?"

"Kamu emang dari lahir secantik ini ya."

"Hah, maksud kamu apa? aku gak ngerti."

Xavier hanya senyum mendengar perkataan Siera, gak lama mama Siera masuk ke dalam ruangan Siera, mama Siera kaget melihat pria yang dekat dengan Siera, Xavier tersenyum.

"Halo tante, aku Xavier tante pasti cemas sama Siera, aku tinggal ya tante."

Xavier keluar dari ruangan mama Siera menatap Siera dengan senyum mematikannya gak lama mendekat kepada anaknya Siera.

"Sayang, tadi pagi ada yang bilang kemama, kalau dia gamau sama cowo yang namanya Xavier tapi kok, tadi mama gak salah liat kan kamu berakhir sama dia."

"Ma, itu gak sengaja kok lagian kan mama tau dia bukan tipe aku jadi untuk apa juga aku sama dia."

"Humm, masasih sayang kalau emang sama dia juga gapapa kok mama mengerti."

Siera hanya diam dan memakai selimut sambil memejamkan matanya, mamanya tersenyum gak lama ada handphone berdering mama keluar dari sepengetahuan Siera.

Cklek.

Bunyi pintu terbuka, Siera hanya merasa bete dengan perkataan mamanya, gak lama Siera mencoba untuk melupakan tentang Xavier tapi gabisa.

"Ma, udah ah jangan bicarain Xavier lagi, aku gak suka dia dan dia juga bukan tipe aku mama kan tau, gimana rumor dia di berita masa mama mau anak mama sama pria yang kejam kayak gitu."

Xavier yang mendengar itu terdiam, Siera bingung kenapa mamanya gak ada respon apa-apa, saat melihat ke arah belakang Xavier mendekap Siera dari belakang, Siera kaget tidak bisa berkata apa-apa.

"Diam Siera kalau kamu berani gerak jangan salahin aku, aku bakal lakuin apapun ke kamu."

Siera merasa takut dan menanggis, sontak mama Siera masuk ke dalam dan mendorong Xavier dari hadpan Siera.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Sowoone Ice cold

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku