Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
ILove The Wolf Prince

ILove The Wolf Prince

Rey Uwais

5.0
Komentar
90
Penayangan
5
Bab

Waktu Jane masih kecil, secara tiba-tiba tempat tinggal Jane dihancurkan oleh kaum vampir dari kerajaan bawah tanah. Beberapa orang digigit oleh vampir dan seketika itu juga berubah menjadi vampir dan menjadi bawahan vampir. Sementara beberapa orang sisanya mati dibunuh dan dibakar beserta rumah mereka, Jane bersembunyi di sebuah lubang di bawah tanah yang tak jauh dari kampungnya. Pasukan serigala datang menyerang vampir dan menyelamatkan Jane. Jane dibesarkan dan dijadikan pelayan oleh kaum serigala. Jane jatuh cinta pada William seorang Pangeran serigala yang sangat tampan. Karena serangan vampir yang tiba-tiba pada kerajaan manusia serigala, Ratu Melissa ibunda Will terluka parah dan hampir sekarar, Jane ditakdirkan untuk mengambil obat yang terletak di kerajaan vampir yang sangay berbahaya. Mampukah Jane menghadapi takdirnya? Mampukah Jane mendapat cinta dari Pangeran Will? Banyak sekali petualangan seru dan menegangkan Jane di dunia manusia serigala melawan vampir ini. Baca kisah selengkapnya di buku ini.

Bab 1 Jane 1

Aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang Pangeran serigala, Namanya Pangeran Alpha William, ia biasa dipanggil Will. Saat itu kami sama-sama berusia 10 tahun, aku dibawa ke istana milik keluarga Pangeran William karena pasukan manusia serigala menyelamatkanku saat kampungku diserang oleh sekelompok vampire dari kerajaan gelap bawah tanah.

Saat itu kampungku benar-benar hancur dan porak-poranda oleh kelompok vampire, mereka menyerang keluargaku dan juga seluruh warga di kampungku dengan membabi-buta. Sebagian orang yang telah menerima gigitan dari vampir berubah menjadi vampir dan otomatis menjadi anak buah mereka, lalu menjadi pengikut mereka menjadi warga vampire di kerajaan bawah tanah.

Sementara itu, setelah para vampir itu puas menggigit beberapa orang, mereka dibakar hingga gosong.

Mengetahui kebengisan serta kekejaman para vampire, para manusia serigala yang baik hati datang menolong kami. Tapi sayang sekali, para manusia serigala telat menolong kampung kami. Hanya aku lah satu-satunya orang yang selamat pada waktu itu, aku bersembunyi di sebuah gua yang tidak terdeteksi oleh kaum vampire kerajaan bawah tanah itu.

Akhirnya, para manusia serigala menolongku dan membawaku ke istana kerajaan mereka yang terletak di ujung timur, cukup dekat dari kampungku. Aku diadopsi oleh mereka, keluarga kerajaan. Tapi tunggu, aku tidak diadopsi dan diangkat anak sebagai anak oleh Raja dan Ratu. Aku hanya dijadikan sebagai pelayan istana. Waktu itu umurku masih 10 tahun, tentu saja aku belum melakukan pekerjaan yang berat, lain halnya dengan aku yang sekarang sudah mulai beranjak dewasa, aku sudah melakukan pekerjaan yang cukup berat sebagaimana layaknya seorang pelayan istana. Bersih-bersih bagian dalam dan bagian luar istana, juga bagian halaman belakang istana. Bagian bersih-bersih adalah tugasku. Tentu saja aku tidak melakukan semuanya sendiri, banyak pelayan di istana ini melakukan tugasnya dengan bagiannya masing-masing.

*****

"Jane!!!" itu suara teriakan Bibi Gilda.

"Iya Bibi!!!" aku berlari kecil menuju asal muasal suara itu.

"Kemana saja kamu Jane Alexandra!" teriak Bibi Gilda dengan sangat lantang padaku.

"Maaf, Bi. Tadi aku habis membersihkan kola mikan di halaman belakang, banyak dedaunan kering yang jatuh ke atas kolam," tuturku padanya dengan sangat sopan.

Bibi Gilda adalah kepala pelayan di istana serigala ini, dia sama manusia sepertiku. Di istana serigala ini, kami manusialah yang menjadi pelayan bagi mereka.

"Kamu itu malah membersihkan kolam ikan di belakang! Bukannya bantu-bantu siapin meja di aula kerajaan! Sbenetra lagi kan bakal ada pesta pertunangan Pangeran William malam ini! Malah ngurusin hal yang tidak jelas kamu ini!" bentak Bibi Gilda tepat di depan wajahku.

"A_apa? Tunangan? Pangeran William akan tunangan? Dengan siapa Bibi?" tanyaku dengan Kedua alis yang saling bertaut.

"Tentu saja dengan Puteri Callista yang sangat cantik dari kerajaan manusia serigala yang terletak di ujung Barat Negeri ini!" seru Bibi Gilda sambal berkacak pinggang.

Degh!

Saat ini juga rasanya lutut lemas sekali, jantungku seakana berhenti berdetak saat ini juga. Aku meremas dadaku dengan sangat erat sekali.

"Hei! Kenapa kamu malah bengong aja! Cepat bekerja! Memangnya bengong bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat!" bentaknya lagi padaku.

"Iya Bibi ...." Jawabku seraya bergegas untuk meninggakannya.

Aku berlari sejauh mungkin menuju aula istana agar tidak mendengar bentakanny lagi.

"Hey! Jangan iya iya saja! Bekerjalah dengan baik!" suaranya masih saja terdengar lantang meski aku sudah agak jauh dari hadapannya.

Aku berjalan di sepanjang Lorong ini.

Huh! Menyebalkan sekali Bibi Gilda itu! Tidak bisakah dia memelankan sedikit suaranya! Aku itu tidak tuli!" aku menoleh ke belakang tapi jalanku luru ke depan.

Tiba-tiba saja ....

Bugh!

Aku menabrak dada bidang seorang pria yang sangat kuat dan kokoh.

"Aduh! Hati-hati dong kalau jalan itu liat-liat! Jadi sakit kan?" bentakku seraya mengelus bahuku kananku yang sakit karena terbentur dengan keras oleh pria tersebut. Kedua mataku masih melihat meratapi nasib bahuku yang sakit, bibirku mengerucut lima senti.

Aku menyadari ada seseorang pria yang tinggi dan tegap dan badan proporsional sedang berdiri tegak di hadapanku tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Saat aku menengadahkan kepalaku untuk melihat siapa gerangan orang yang sudah tega menabrakku ini.

Aku berjalan di sepanjang Lorong ini.

Huh! Menyebalkan sekali Bibi Gilda itu! Tidak bisakah dia memelankan sedikit suaranya! Aku itu tidak tuli!" aku menoleh ke belakang tapi jalanku luru ke depan.

Tiba-tiba saja ....

Bugh!

Aku menabrak dada bidang seorang pria yang sangat kuat dan kokoh.

"Aduh! Hati-hati dong kalau jalan itu liat-liat! Jadi sakit kan?" bentakku seraya mengelus bahuku kananku yang sakit karena terbentur dengan keras oleh pria tersebut. Kedua mataku masih melihat meratapi nasib bahuku yang sakit, bibirku mengerucut lima senti.

Aku menyadari ada seseorang pria yang tinggi dan tegap dan badan proporsional sedang berdiri tegak di hadapanku tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Tu_Tuan Muda, maafkan saya, saya tidak sengaja Tuan ...." Ucapku terbata.

"Jane? Kamu Jane bukan?" tanyanya dengna nada datar.

"Kalau jalan itu hati-hati Jane! Kamu tidak mau kan, kalau hidupmu berakhir seperti Kedua orang tuamu dulu?" bisiknya di telingaku.

Aku hanya mengangguk pelan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Pangeran Will mendengus kesal, ia memasukkan Kedua tangannya ke dalam saku celananya, rambutnya yang ikal berwarna kuning keemasan, rahangnya kokoh, hidungnya yang mancung, tinggi badan yang proporsional sungguh telah membuat jantungku berdebar dengan sangat kencang sekaan mau copot dari tempatnya saja.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Rey Uwais

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku