Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
PERNIKAHAN TANPA RASA

PERNIKAHAN TANPA RASA

Zevania Vivie

5.0
Komentar
39
Penayangan
1
Bab

Tak ada pilihan lain Anggun harus menerima pilihan yang sangat sulit yakni menikah dengan John Edward, pria yang telah merenggut kesuciannya secara terpaksa. Demi kesembuhan sang anak, Anggun rela menggadaikan kebahagiaan dan hidupnya untuk mengabdi kepada John Edward. Kehidupan seperti neraka yang Anggun jalani, harga diri yang digadaikan dan airmata tanpa henti membasahi pipi Anggun setiap hari. Sanggupkan Anggun menjalani hidup sebagai istri John Edward.

Bab 1 HAMIL

"Bagaimana kau bisa hamil Anggun!? BAGAIMANA BISA!!!" teriakan itu terdengar menggelegar di ruang kerja Edward.

"Aku–,"

"Sudah berkali-kali aku mengingatkanmu bahwa kita hanya pasangan yang saling memuaskan tanpa status dan tanpa ada embel-embel lain! Apa kamu lupa, hah!?"

"Tidak Edward ...."

Dengan berurai air mata Anggun menggelengkan kepalanya. Hatinya begitu sakit saat dia tahu reaksi penolakan Edward terhadap janin yang tidak berdosa.

Anggun Rembulan Cantika seorang gadis belia yang baru satu tahun ini bekerja di rumah Edward. Semenjak kematian kedua orang tuanya Anggun muda harus kerja membanting tulang seorang diri. Hingga akhirnya suatu pekerjaan datang kepadanya. Menjadi maid di rumah John Edward pria muda yang menetap sendiri di mansionnya sendiri.

"Gugurkan janin itu aku tidak mau dia lahir ke dunia ini!"

Edward benar-benar tidak sudi menerima buah cinta mereka berdua.

"Tidak! Aku tidak mau melakukan perbuatan gila itu, aku tidak mau membunuh darah dagingku sendiri!"

"Gugurkan anak itu!"

"Aku masih waras Edward, aku masih waras!" bentak Anggun dengan histeris.

Edward yang mendengar penolakan itu berdecak kesal dan memutar bola matanya. Tanpa pikir panjang. Edward menarik rambut panjang Anggun dan menyeret dia keluar dari ruang kerjanya.

"KELUAR KAU! Aku tidak sudi melihat wajahmu di rumah ini!"

"Ini adalah hari terakhir kamu kerja disini, jangan pernah kamu menginjakan kakimu disini lagi! Aku tidak mau melihat kau atau janin yang ada di dalam kandunganmu itu! Dia bukan anakku!"

"Auuuw ... sakit Edward ... sakit ...! Lepaskan Edward!"

Edward dengan tenaga ekstra dan dengan kekuatan penuh mendorong tubuh mungil Anggun hingga dia jatuh tersungkur dan tidak nyaris kepala Anggun membentur pilar.

Beberapa pelayan yang lewat di depan kamar Edward begitu terkejut melihat amarah Edward kepada Anggun. Di ujung tangga Veronica – Ibu kandung Edward baru saja tiba di mansion ini.

"Astaga Anggun," teriak Veronica yang terkejut saat melihat tindakan anarkis sang putra yang tega menganiaya seorang wanita.

Edward yang langsung menutup pintunya tidak menyadari jika Ibu kandungnya – Veronica kini berada di dalam mansion dan melihat perbuatan buruknya.

"Ssttt, sudah jangan menangis, kita masuk ke dalam kamar Ibu dan jelaskan apa yang terjadi."

"Ayo, kalian bantu Anggun, bawa dia ke kamar saya!"

Veronica dan beberapa pelayan membantu Anggun berdiri dan memapahnya hingga dia dan Anggun masuk ke dalam kamar.

"Sudah jangan menangis," ucap Veronica saat menghapus air matanya.

Anggun hanya terdiam, menunduk dan menangis, dia takut jika Ibu kandung Edward ikut kesal dan marah kepadanya.

"Ceritalah, saya akan mendengarkan cerita kamu sebagai teman, sahabat, kawan atau apapun senyaman kamu."

"Benarkah Nyonya? Saya takut jika Nyonya akan marah dan mengusir saya." ucapnya lirih.

"Cerita saja sayang, cerita lah aku akan bersikap bijak dan tidak akan membedakan."

Anggun dengan polos dan jujur menceritakan semuanya yang terjadi diantara dia dan Edward sang putra mahkota. Dia menceritakan secara rinci dari kehidupannya sebelum datang ke mansion hingga detik ini.

Tidak percaya begitu saja dengan ucapan Anggun, Veronica mengumpulkan semua pelayan di mansion ini. Veronica menginterogasi satu persatu dan mereka mengatakan hal sama jika Edward sering meminta Anggun untuk menemaninya dari malam hingga pagi.

Veronica sangat terkejut dengan cerita semua orang yang ada di mansion Edward ini, tanpa berfikir panjang Veronica menarik tangan Anggun dan membawa dia kembali ke kamar Edward.

Anggun menolak dengan ajakan Veronica, dia takut jika Edward akan menghajar dia dan janin yang ada di dalam kandungannya.

Brak ... Brak ... Brak ...

Brak ... Brak ... Brak ....

Veronica yang sudah naik darah menggebrak pintu kamar Edward. Dia sungguh tidak suka dengan perbuatan Edward yang semena-mena dan tidak bertanggung jawab.

"DAMN!"

"Brengsek! Wanita itu pasti datang lagi," ucapnya sambil bergegas membukakan pintu dan siap melontarkan beberapa umpatan-umpatan.

Klek ...

"DASAR JALANG! sudah ku bilang hubungan kita hanya sebatas pasangan ranjang," maki Edward saat membukakan pintu.

Dia tidak tahu jika Veronica kini berdiri di depan kamarnya dengan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun.

"Siapa yang kau bilang jalang, Edward? Siapa?" bentak Veronica.

Edward mundur beberapa langkah dia tidak menduga jika Ibu kandungnya datang di hari yang bukan hari kunjungannya.

"I–Ibu ..., Ibu kok ada disini?" tanya Edward dengan nada bergetar.

"Kenapa? Apa aku tidak boleh datang ke mansion ini? Ini mansionku aku pemilik sah mansion ini!"

Edward tidak berkutik saat Ibunya–Ratu penguasa di mansion miliknya sudah ikut berbicara. Dengan kepala menunduk dan mata yang sesekali melirik ke arah Magdalena dia mengeraskan rahangnya.

Veronica, benar-benar memarahi Edward. Dia sangat membenci tindakan tercela putra semata wayangnya itu.

"Semua keinginanmu sudah aku lakukan Edward, kamu minta berpisah dan pindah dari mansion utama Ibu ijinkan, kamu meminta untuk tinggal sendiri Ibu ijinkan, tapi nyatanya apa? Kamu malah berbuat tidak senonoh dan tidak bertanggung jawab! Anggun saat ini tengah mengandung benih kamu dan kamu dengan tega memperlakukan dia seperti ini!"

"Tidak Bu ... itu tidak benar ... dia yang selalu menggoda ku setiap hari, bukan aku!"

"Ibu tidak peduli Edward yang jelas saat ini Anggun tengah mengandung anak kamu!"

"Itu hanya omong kosong Bu, itu hanya akal-akalan dia saja agar anak yang dikandungnya mendapatkan harta kekayaan yang kita miliki Bu, percayalah."

PLAK...

Anggun yang sudah kehabisan kesabaran atas semua perbuatan dan ucapan Edward berani menampar sang putra mahkota.

"Bajingan! Kau yang meminta aku menuruti semua hasrat dan keinginan, kau juga yang menyeret aku tengah malam masuk ke dalam kamarmu dan sekarang kau menyangkal semua perbuatanmu! Brengsek!"

Edward yang sudah naik pitam hendak menghajar Anggun tertahan ketika Veronica sang Ibu memeluk Anggun.

"Berani kamu menghajar Anggun, berani kamu menghajar Ibu!"

Ucapan Veronica tidak main-main, dia melihat Edward dengan sangat emosi dan semua perbuatannya sudah sulit untuk dimaafkan.

Anggun hanya bisa menangisi jalan hidupnya. Ditinggal oleh kedua orang tuanya ketika berulang tahun dan kini tengah mengandung di usia yang masih sangat belia.

Delapan belas tahun, umur yang masih di bilang sangat muda. Masa mudanya terenggut oleh keadaan yang membuat dia kini harus menjadi seorang ibu muda.

"Ibu akan menikahkan kalian berdua, secepat mungkin! Ibu tidak mau cucu Ibu hidup merana karena ulah kalian berdua, terserah kamu mau menerima anak itu atau tidak tetapi yang jelas dia adalah Keturunan dari Keluarga John dan di dalam tubuhnya terdapat setengah DNA mu, Edward," putus Veronica.

"Terserah ... terserah Ibu saja, aku muak hidup diatur oleh Ibu, aku muak!" bentak Edward lalu pergi meninggalkan ruang kerja.

Veronica yang melihat Anggun masih menangis, langsung memeluk dan mendekap tubuh wanita mungil yang akan kini mengandung cucu pertamanya itu.

"Sudah sayang, sudah ... kamu jangan menangis. Anak nakal itu tidak dapat berbuat apa-apa, semua kendali hidupnya ada di tangan saya. Sudah kamu dan anak kamu akan mendapatkan pengakuan dari kita."

"Maaf Nyonya ... maaf ... saya tidak ada maksud untuk meminta harta kekayaan Nyonya tidak Nyonya ...," ucap Magdalena sambil menangis.

"Stt ..., sudah ... seharusnya saya yang minta maaf, saya yang sudah lalai mengawasi anak saya. Besok kita akan ke desainer, kita akan membuat gaun pernikahan untuk kamu dan Edward."

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
PERNIKAHAN TANPA RASA
1

Bab 1 HAMIL

08/06/2023