Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Rasa Tertinggal

Rasa Tertinggal

Zigas!

5.0
Komentar
2.8K
Penayangan
39
Bab

Kesalahan fatal yang Sarah lakukan dengan kekasihnya Reyhan membuat semuanya berubah, bahkan cinta keduanya pun terpaksa kandas di tengah jalan. Selama dua tahun Sarah menanggung beban sendiri, namun keduanya dipertemukan kembali dalam keadaan yang tidak tepat. Bagaimana kisahnya?

Bab 1 Digerebek

Sarah dan Reyhan pasangan muda yang saling mencintai, mereka dua sejoli yang sedang dimabuk cinta, entah setan apa yang merasuki keduanya hingga Sarah mau menuruti apa yang diinginkan kekasihnya Reyhan. Demi cinta mungkin pikir Sarah, Demi cinta Sarah rela kehormatannya direnggut oleh sang kekasih. Kala itu keduanya memang sedang melepas kerinduan sebab Reyhan baru saja pulang selepas meniti karir meneruskan Perusahaan Ayahnya.

Rumah Sarah tampak sepi sebab Darmi Ibu Sarah sudah berangkat berjualan di pasar, sehingga Reyhan menginginkan keduanya untuk bertemu di rumah bukan di luar, sudah hampir dua bulan terakhir Reyhan tidak menemui kekasihnya karena kesibukannya. Sekalinya bertemu keduanya ingin menikmati keintiman dan cinta yang mereka bagi.

"Aku merindukanmu Sarah," Reyhan mendekat mengecup cuping telinga Sarah, membuat wanita itu terdiam seketika. Menatap sendu manik mata sang kekasih lalu tersenyum kecil, bukan hanya Reyhan dirinya pun sangat merindukan kekasihnya.

"Rey aku tahu kau tak perlu mengatakan itu."

" Aku menginginkanmu, "bisiknya sekali lagi. Sarah memejamkan matanya, entah kenapa pandangan Reyhan membuat dirinya seperti terhipnotis olah sentuhan kecil yang Reyhan berikan.

Hening, tak terduga sebuah desahan lolos dari bibir Sarah, akibat ulah Reyhan yang mulai mencumbu kekasihnya.

"Rey..."

Sarah menjilat bibir bagian bawah,mengulum ketika menahan lenguhan, dia menyukai rangsangan yang diberikan Reyhan dibagian gundukan kenyal miliknya dan Reyhan pandai melakukannya. Tangan Sarah mendekap wajah Reyhan lalu mencium lembut kekasihnya, dan mereka Kembali menikmati ciuman yang memabukan.

"Rey.... aku. "

"Syuuttt! pelase sayang sekali saja," ucap Reyhan merajuk pada Sarah. wanita itu mengangguk lemah, dia pun menginginkan hal yang sama karena sudah merasakan horni sedari tadi akibat sentuhan Reyhan.

Reyhan mendorong bahu Sarah hingga gadis itu terkapar pasrah di sofa empuk miliknya. Reyhan meneguk saliva saat kekasihnya sudah dalam keadaan polos. Tangan Reyhan mengusap pinggang ramping Sarah memeluk tubuh tersebut hingga tak berjarak.

"Apa kita akan melanjutkannya?" tanya Sarah, wanita itu sudah berkabut napsu begitu pun dengan Reyhan. Reyhan mengangguk perlahan,Sarah mengangkat tubuhnya lalu mendorong masuk kejantanan Reyhan, wanita itu menjerit karena merasakan sakit saat Reyhan perlahan memompanya.

"Rey...aw..sakit!" bulir air mata jatuh memasahi pipi Sarah, Reyhan menghapusnya meyakinkan kekasihnya jika sakitnya tidak akan lama.

"Kamu tenang sayang, ini tak akan lama kamu perlahan akan menikmatinya, percaya padaku," kata Rey sambil mengecup bibir kekasihnya dan terus memompa kejantanannya. Reyhan mempercepat temponya hingga masuk secara keseluruh di dalam sana. Gerakan itu awalnya samar namun Sarah mulai memaju mundurkan tubuhnya hingga kejantanan Reyhan menggesek dinding kewanitaannya.

"Rey...

Suara desahan saling bersautan,sepertinya benar apa yang dikatakan kekasihnya ini sangat nikmat, dan Sarah mengerang berkali kali akibat ulah ritme yang Reyhan mainkan, mereka saling memeluk satu sama lain, ketika tubuh mereka menegang, saling memompa untuk mencapai pelepasan bersama. Mereka tidak sadar jika sedari tadi rupanya sudah ada sepasang mata yang melihat adegan ranjang yang sebenarnya tidak pantas mereka lakukan.

"Rey I love You, aku mohon jangan tinggalkan aku," ucap Sarah pada Reyhan sambil mendesah Panjang. Pria itu mengangguk dia membenarkan rambut Panjang Sarah dan terus memompa tubuh Sarah meneguk kenikmatan bersama, Sarah memang selalu dibuat mabuk kepayang selalu terlihat sempurna oleh Reyhan dan dia selalu membuatnya bagaikan laki-laki perkasa.

Terkejut melihat apa yang terjadi di dalam rumah Sarah tersebut, tetangga itu melihat dengan rasa ingin tahu lebih lalu mengintip kembali dari celah bilik rumah tersebut yang terbuat dari anyaman bambu, dan matanya terbelalak melihat keduanya telanjang bulat tanpa busana di siang bolong. Meski awalnya dia tidak percaya pada apa yang dilihatnya. karena selama ini dia melihat Sarah sosok wanita yang pendiam tidak banyak tinggkah. Tanpa berpikir panjang, dia segera menghubungi Ketua RT setempat untuk memberitahukan insiden ini. Berita tersebar dengan cepat di kampung tersebut, dan suasana semakin panas dan tegang.

Sarah dan Reyhan tak lama kemudian dikepung oleh warga dan dipaksa masuk ke rumah Kepala Desa. Saat mereka berdua ditangkap, terlihat bahwa Sarah tidak mengenakan sehelai benang pun begitu juga Reyhan mereka tertangkap basah saat sedang menikmati puncak kenikmatan.

"Bangun! Keluar kalian!"

Keduanya terperanjat begitu kaget dengan suara yang tiba-tiba saja ada di hadapan mereka, saking nikmatnya salah satu warga yang berhasil membobol pintu rumah Sarah pun tidak mereka dengar.

Sarah segera turun dari tubuh kekasihnya dia ditarik paksa oleh salah satu warga dan disoraki secara bersamaan, dia tidak mengenakan sehelai benang pun dan langsung dipaksa untuk keluar rumah tersebut. Sarah dan Reyhan digelandang oleh warga tanpa memanusiakan keduanya, Warga semakin murka dan geram dengan tindakan di luar batas yang dilakukan Sarah. Mereka tak pernah membayangkan bahwa Sarah, seorang perempuan yang terkenal sebagai sosok yang alim dan sopan, dapat melakukan hal semacam itu bersama kekasihnya. Warga banyak mencemooh bahkan menghakimi keduanya, Reyhan dan Sarah hanya menunduk malu dan Pasrah atas apa yang mereka lakukan, setelah sampai di rumah pak RT. Istri pak RT langsung memberikan sarung pada Sarah dia geram dengan tindakan warga yang menggelandang Sarah dan Reyhan tidak manusiawi.

"Apa yang kalian lakukan! Bukan begini caranya,ini namanya mempermalukan dan menghina wanita!"teriak bu RT histeris. dia tidak suka warga main hakim sendiri.

"Dia memang sudah hina! Wanita murahan! dia harus diusir dari kampung ini!

"Usir dari kampung kita! Usir dari kampung ini!" teriak salah satu warga.

"Usir Sarah dari kampung kita! Usir sarah Dari kampung kita!" berkali-kali sebagian warga mengatakan itu hingga membuat Sarah gemetar takut lalu menangis. Sudah berapa banyak air mata yang menetes di pipinya, saat ini dirinya seolah menjadi wanita yang paling hina di mata manusia.

"Tenang ... tenang semua harap tenang!" ucap pak RT menolak warganya agar memusyawarahkan permaslahan ini dengan kepala dingin. Dia pun menyuruh salah seorang warga untuk menjemput Darmi ibunya Sarah yang sedang bekerja menjadi tukang sayuran di pasar. salah satu warga akhirnya menjemput Darmi. begitu datang Darmi syok langsung menangis dengan apa yang terjadi, tanpa warga menceritakan, dia tahu jika anaknya berbuat hal yang fatal.

"Ibu maafkan Sarah," kata Sarah begitu melihat sosok ibu paruh baya mendekatinya, air mata menetes saat melihat anaknya hanya mengenakan kain sarung saja, digelandang oleh warga dan saat ini sedang berada di rumah kepala desa. Tentu saja Darmi merasa kecewa, dia mendidik Sarah dengan begitu baik, namun di belakangnya Sarah rupanya sering melakukan hal yang dilaknat oleh Tuhan.

Darmi, ibu Sarah, merasa syok saat salah seorang warga menjemputnya. Dirinya tidak menyangka bahwa anaknya akan berbuat bodoh seperti ini. Darmi dihadapkan pada dua pilihan oleh Pak Lurah, sesuai hasil musyawarah bersama para warga dan Ketua RT. Pilihan pertama adalah Sarah harus meninggalkan kampung tersebut, memilih pergi dari kehidupan yang telah mereka bangun bersama selama ini. Pilihan kedua adalah melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian.

Di tengah kerumunan yang semakin memanas, Darmi terperangah dan berusaha mencerna semua yang terjadi. Ia tahu bahwa apapun pilihan yang ia buat akan berdampak besar pada masa depan Sarah. Darmi merasakan kekecewaan yang mendalam, sekaligus kekhawatiran akan bagaimana Sarah akan melanjutkan hidupnya setelah peristiwa ini.

Dalam keheningan yang mencekam, Darmi mengambil keputusan dengan hati-hati. Ia tahu bahwa meskipun Sarah telah membuat kesalahan, ia masih merupakan anaknya dan Darmi mencintainya dengan tulus. Dengan suara bergetar, Darmi berkata kepada Pak Lurah.

"Saya memilih agar Sarah diberi kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri. Biarkan dia tetap tinggal di kampung ini dan kita akan mengawasinya dengan ketat. Saya yakin dia masih punya masa depan yang baik jika diberi kesempatan untuk bertobat."

"Tidak bisa! Sarah harus diusir dari kampung ini, kita akan terkena musibah jika dibiarkan pezina masih ada di kampung ini! Ucap warga yang tidak setuju keinginan Darmi.

Keputusan itu menyapu angin segar di tengah suasana yang tegang. Meskipun beberapa warga masih merasa tidak puas, mayoritas setuju dengan keputusan tersebut. Sarah diberi kesempatan kedua untuk mengubah perilakunya dan membuktikan bahwa ia bisa belajar dari kesalahan yang telah ia buat. Sedangkan baik Pak RT dan pak Lurah masih berembuk.

Sarah merasa terharu dan bersyukur atas keputusan ibunya. Ia menyadari bahwa tindakannya telah melanggar norma dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat di kampungnya. Sarah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan mengubah diri, menjalani kehidupan yang lebih baik, dan membuktikan kepada semua orang bahwa ia masih layak mendapatkan tempat di kampung itu.

Darmi, sebagai ibu yang penuh kasih, berjanji akan mendampingi Sarah dalam proses perbaikan diri tersebut. Mereka berdua menghadapi cemoohan dan pandangan sinis dari sebagian warga yang masih memandang rendah pada Sarah. Namun, mereka bertekad untuk membuktikan bahwa kesalahan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan batu loncatan menuju perubahan yang lebih baik.

Sarah merasakan hembusan angin yang dingin menusuk ke dalam hatinya ketika beberapa warga menentang keputusan ibunya. Suara-suara menentang semakin menguat, mengakibatkan keriuhan di antara mereka. Sarah merasa hatinya teriris tajam oleh penolakan dan ketidakpercayaan yang melingkupinya.

"Saya tidak ingin kampung ini terkena musibah akibat perbuatan dia!"

"Betul!" ucap salah satu warga. Dan semuanya bergemuruh kompak untuk tetap mengusir Sarah dari kampungnya.

"Tidak ada toleransi lagi untuk orang yang sudah berbuat zina!" teriak salah seorang warga. Mereka riuh Kembali menyuarakan tanda keberatan jika Sarah di maafkan begitu saja, walaupun mendapatkan sanki sosial mereka yakin akan ada Sarah lain yang akan berani melakukan itu jika Sarah dimaafkan begitu saja.

Tatapan yang penuh kecewa dan sedih dari Darmi membuatnya semakin terhimpit. Ia tahu ibunya juga merasakan tekanan yang sama seperti dirinya. Sarah menundukkan kepalanya, air mata perlahan jatuh membasahi kain sarung yang melilit di tubuhnya. Tampaknya semua kebaikan dan perubahan yang telah ia lakukan tidak cukup untuk mengubah pikiran mereka.

Dalam keheningan yang terasa berat, Sarah mengangkat kepalanya dengan tegas. Suaranya terdengar getir saat ia berbicara dengan mantap, "Baiklah, jika itu yang kalian inginkan, maka aku akan pergi dari kampung ini."

Warga Kembali bersorak karena senang dengan keputusan Sarah, namun ada sebagian warga yang merasa Iba dengan Sarah dan ibu Darmi

"Tapi, Nak_"

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Zigas!

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku