Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
HARGAI AKU SEBAGAI MENANTU

HARGAI AKU SEBAGAI MENANTU

Adi Haryanto

5.0
Komentar
36
Penayangan
1
Bab

Vira adalah seorang gadis desa yang menikah dengan seorang putra konglomerat ternama di negri ini, Angga adalah suami yang menikahi Vira. Tidak lama setelah menikah dengan suaminya Vira diboyong oleh suaminya itu untuk tinggal dirumah orang tuanya, Papa Baskoro dan Mama Sandra. Angga memiliki seorang adik perempuan Bernama Sabrina. Hubungan Vira dengan mama mertuanya kuranglah baik, begitu pula hubungannya dengan adik iparnya. Kehidupan Vira dirumah mertuanya tak jauh beda dengan seorang pembantu, perlakuan mama mertua dan adik iparnya sudahlah sangat keterlaluan, karena setiap hari mereka dengan teganya selalu memperlakukan Vira layaknya seorang budak. Hingga suatu hari Vira difitnah oleh mama mertuanya dan mengatakan kepada Angga bahwa Vira telah berselingkuh dengan seorang tukang ojek bernama Rafa. Awalnya Angga tidak mempercayai soal itu, tapi mama Sandra terus menjelek-jelekan Vira dan bahkan ia bersekongkol dengan Carla ,putri dari rekan bisnis papanya Angga yang kebetulan jatuh hati kepada Angga. Keduanya sepakat untuk menyingkirkan Vira dari kehidupan Angga, sehingga berbagai cara dilakukan agar Angga menceraikan Vira. Hingga dengan cara memfitnah Vira yang berselingkuh dengan Rafa seorang tukang ojek langganan Vira jika dirinya pergi kepasar. Akhirnya Angga termakan fitnah dari mamanya itu dan kemudian mengusir Vira dari rumahnya. Dengan hati yang hancur Vira meninggalkan rumah mertuanya tanpa uang sepeserpun, hingga akhirnya ia bertemu dengan ojek langganannya dan ia diajak kerumah tantenya Rafa yang memiliki usaha catering, Vira pun diterima dengan baik oleh tantenya Rafa dan ia diberikan tempat tinggal dirumah tantenya Rafa itu serta Vira pun ikut membantu pekerjaan tantenya Rafa. Tidak lama kemudian keberadaan Vira dirumah tantenya Rafa diketahui oleh Angga, bukannya menjemput istrinya untuk kembali tapi justru Angga menceraikan Vira. Hati Vira begitu hancur dicerai oleh suaminya begitu saja, dirinya sudah putus asa dan mencoba untuk mengakhiri hidupnya, akan tetapi usaha untuk mengakhiri hidupnya dapat dicegah oleh tantenya Rafa, dengan penuh kasih sayang tantenya Rafa menasehati Vira agar menjadi wanita yang kuat, dan akhirnya Vira pun luluh juga. Dan sejak saat itu semangat Vira kembali bangkit, ia pun dengan penuh semangat membantu usaha katering milik tantenya Rafa itu. Semenjak kehadiran Vira usaha katering tantrnya Rafa semakin maju, sehingga segala sesuatunya tantenya Rafa mempercayakan semuanya kepada Vira. Dengan keuletan Vira akhirnya usaha katering milik tantenya Rafa berkembang pesat dan terkenal dimana-mana, bahkan sampai akhirnya Vira dan tantenya Rafa membuka sebuah usaha Restoran. Semakin lama usaha restoran yang dijalani Vira menjadi maju dan memiliki beberpa cabang di tanah air. Saat berada di puncak kesuksesan Vira bertemy dengan Angga mantan suaminya. Apakah yang terjadi selanjutnya...? Ikuti terus Novel terbaru karya Adi Haryanto dengan judul "HARGAI AKU SEBAGAI MENANTU"

Bab 1 AKU MENANTU BUKAN PEMBANTU

Vira seorang wanita yang berasal dari desa, ia menikah dengan Angga seorang pria matang dengan wajah yang sangat tampan dan kaya raya. Diawal pernikahan kedua pasangan tersebut terlihat bahagia, bahkan Angga terlihat begitu menyayangi istrinya. Hanya saja mama mertua dari Vira tidak menyukai Vira yang notabene berasal dari kampung.

Saat ini usia pernikahan mereka baru terhitung beberapa bulan, semenjak menikah dengan suaminya Vira langsung diboyong oleh suaminya untuk tinggal di rumah kedua orang tuanya Angga yang sangat mewah. Dalam rumah tersebut Angga tinggal bersama papa dan mamanya. Kedua orang tua Angga adalah salah satu konglomerat di negri ini. Angga adalah anak pertama dikeluarga Baskoro dan Sandra, Angga memiliki seorang adik perempuan bernama Sabrina yang saat ini masih duduk di bangku kuliah semester akhir.

Semenjak kedatangan Vira dirumah tersebut sudah terlihat ketidak sukaan dari mama mertuanya kepada dirinya, begitu juga dengan Sabrina adik satu-satunya dari Angga suaminya. Hanya Pak Baskoro saja yang terlihat menerima kehadiran Vira dirumah tersebut.

Hari-hari Vira menjalani kehidupannya sebagai seorang istri yang tinggal dirumah mertuanya seperti biasanya, ia selalu melayani suaminya dengan baik, bahkan tak sungkan pula Vira rela mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya, walaupun dalam rumah tersebut keluarga Baskoro memiliki beberapa orang pelayan.

Suatu hari disaat Vira baru saja membereskan kamarnya tiba-tiba mama mertuanya memanggil dirinya.

"Viraaaa....!!" Teriaknya

"Iya mah..." Jawab Vira sambil menghampiri mama mertuanya itu

"Kamu ngapain didalam kamar saja !!" Ujar mama mertuanya dengan ketus

"Vira lagi beresin kamar mah..." Jawab Vira sambil menundukkan kepala

"Alasan saja kamu...!, Ingat ya Vira... Kamu disini itu numpang jangan seenaknya saja kamu mau berbuat sesuka hati kamu, walaupun kamu istri dari Angga, bukan berarti kamu bisa seenaknya disini...!" Ujar mama mertuanya

"Iya mah... Vira ngerti"

"Sekarang kamu bersihkan kamar Mama, dan awas jangan coba-coba kamu mencuri barang barang yang ada di kamar...!" Perintah mama mertuanya

"Iya mah..." Jawab Vira

Iapun langsung menuju ke kamar mamanya itu, namun tiba-tiba Sabrina adik iparnya menghampiri dirinya yang akan membersihkan kamar mertuanya itu.

"Heh orang kampung...! Habis bersihin kamar mama sekalian kamarku juga dibersihkan !!" Perintah Sabrina kepada kakak iparnya itu

"Iya nanti aku bersihkan..." Jawab Vira

"Ya sudah cepat...!"

Virapun dengan patuh menuruti perintah mertua dan adik iparnya itu, walaupun dalam hatinya ia sangat sedih diperlakukan demikian tapi ia tetap menerimanya dengan ikhlas.

Disaat dirinya akan membersihkan kamar mama mertuanya itu, datanglah salah seorang pelayan dirumah tersebut yang berniat ingin membantu Vira membersihkan kamar.

"Non Vira...biar bibik bantuin ya beresin kamarnya" ujar Siti salah satu asisten rumah tangga dirumah mertuanya itu

"Nggak usah bik, biar Vira aja yang ngerjain... Bibik ngerjain yang lainnya saja" jawab Vira

"Tapi Non... Non Vira kan disini bukan pembantu, bibik nggak enak kalo sampe den Angga mengetahui soal ini" jawab Siti

"Sudah nggak apa-apa, yang penting bibik jangan bilang sama Mas Angga ya soal ini" ujar Vira

"Iya Non..."

"Heh kalian ini malah ngobrol saja bukannya cepat beresin kamar...! Dan kamu Siti ngapain kamu disini...!" Tegur mama Bu Sandra mertuanya Vira

"Maaf nyonya saya hanya ingin bantuin non Vira saja" jawab Siti

"Ngapain kamu bantuin dia...! Kamu kan punya kerjaan lainnya, gak usah kamu bantu-bantu Vira kalo lagi saya suruh...!" Ujar Bu Sandra

"Baik Nyonya..." Jawab Siti dengan menundukkan kepala

Lalu Bik Sitipun segera bergegas menuju ke dapur untuk mengerjakan pekerjaan lainnya.

"Cepat kamu beresin kamar saya dan setelah ini kamu beresin juga kamar Sabrina...!" Perintah Bu Sandra kepada menantunya itu

"Baik mah..." Jawab Vira

Lalu Vira segera membersihkan kamar mama mertuanya itu dengan telaten, dan setelahnya ia bergegas menuju ke kamar adik iparnya untuk dibersihkan juga.

Sementara di area dapur dimana para pelayan rumah tersebut baru saja mengerjakan pekerjaan rutin mereka sehari-hari. Kemudian para pelayan tersebut nampak sedang istirahat sejenak dan saling mengobrol diantara mereka.

"Siti memangnya tadi kamu kenapa dimarahi sama Nyonya...?" Tanya Ijah teman kerja Siti

"Tadi aku bermaksud ingin mau bantuin non Vira tapi nyonya datang dan langsung marah-marah sama kami" jawab Siti.

"Kasihan ya non Vira, dia disinikan menantunya Nyonya tapi perlakuan nyonya sama non Vira seperti itu" ujar Ijah

"Iya aku juga nggak tau kenapa Nyonya memperlakukan Non Vira kayak sama pembantunya saja" jawab Siti

"Mungkin karena Non Vira berasal dari Kampung kali ya...?" Ujar Ijah

"Entahlah.. bisa juga seperti itu" jawab Siti

Tidak lama kemudian datanglah Vira ke areal dapur dimana para pelayan sedang bersantai karena mereka telah mengerjakan pekerjaan rutin mereka.

"Bik Ijah kalo teh kesukaan mama naronya dimana ya ?" Tanya Vira

"Eh Non Vira... Apa nyonya minta dibuatin teh herbal kesukaannya ?" Tanya Ijah

"Iya bik..." Jawab Vira

"Ya sudah biar bibik yang buatkan saja" jawab Bik Ijah

"Sudah bik biar saya aja yang bikin" jawab Vira

Kemudian Bik Ijah menunjukan dimana teh herbal kesukaan mama mertuanya di simpan, Vira pun segera membuatkan teh herbal pesanan mama mertuanya itu.

Kemudian Vira mengantarkan pesanan teh herbal mama mertuanya itu diruang tengah.

"Ini mah teh nya" ujar Vira

"Taruh saja di atas meja" jawab mama mertuanya

"Iya mah"

Lalu Vira meletakkan teh herbal mama mertuanya itu diatas meja, kemudian ia akan beranjak untuk kembali kedapur dan berbaur dengan para pelayan. Akan tetapi mama mertuanya itu memanggilnya kembali sebelum ia melangkahkan kakinya.

"Mau kemana kamu Vira...!" Tanyanya

"Saya mau kedapur dulu mah..."

"Sekarang kamu pergi ke toko kue untuk belanja beberapa snack dan cemilan lainnya, soalnya nanti sore mau ada arisan ibu-ibu dirumah ini...!" Perintahnya

"Tapi mah..aku nggak tau dimana toko kue langganan mama itu, dan aku juga belum tau jalan di Jakarta ini" ujar Vira

"Kamu mau ngebantah perintah saya !!" Ujar Mama mertuanya itu

"Bu...bukan begitu maksud Vira mah, tapi Vira memang benar-benar tidak tau jalan" jawab Vira ketakutan

"Kamu kan punya mulut, punya otak juga...! Dipake dong mulut kamu buat nanya-nanya jalan kalo nanti kamu lupa jalan pulangnya

"Tapi mah..." Ujarnya

"Jangan ngebantah kamu, cepetan sana kamu beli semua yang ada dicatatan ini...dan alamat tokonya sudah tertulis disitu...!" Ujar mama mertuanya sambil menyerahkan catatan kecil dan memberikan sejumlah uang kepada Vira

"Baik mah..." Jawab Vira

Kemudian Virapun berlalu untuk memenuhi perintah mama mertuanya itu.

Dengan perasaan ragu-ragu Virapun akhirnya keluar rumah untuk menuju ke toko kue langganan mama mertuanya itu.

Dengan berbekal alamat yang ada dalam catatan yang diberikan mama mertuanya tadi akhirnya Vira pergi juga dengan menggunakan Ojek yang kebetulan lewat didepannya saat dirinya berada di depan pintu gerbang rumah mertuanya.

"Ojek mbak..." Ujar seorang ojek motor ya g kebetulan lewat didepannya

"Eh iya bang... Bisa antarkan saya ke alamat ini" ujar Vira sambil menyerahkan secarik kertas berisikan alamat toko kue

"Oh bisa mbak, tapi inikan agak jauh ongkosnya 50 ribu ya...?" Ujar tukang ojek tersebut

"Kok mahal bang..." Ujar Vira

"Soalnya ini lumayan jauh mbak dari sini" jawab tukang ojek tersebut

"Ya sudah deh, tapi bisa ngga nanti abangnya nunggu saya belanja kue dulu dan anter saya balik lagi kesini" ujar Vira

"Berarti bolak balik ya mbak...? Kalo begitu ongkosnya 100 ribu ya mbak ditambah uang tunggunya 20 ribu jadi 120 ribu, bagaimana ?" Ujar tukang ojek tersebut

"Ya sudah deh nggak apa-apa" jawab Vira

"Ya sudah ayook naik mbak, ini helmnya dipake dulu" jawab tukang ojek tersebut sambil menyerahkan helm kepada Vira

Kemudian berangkatlah Vira menuju toko kue langganan mertuanya itu dengan menggunakan jasa ojek.

Sampainya ditoko kue yang dituju, Vira segera membelanjakan semua pesanan yang telah dicatat oleh mertuanya itu.

Setelah selesai membeli kue pesanan mertuanya Virapun kembali menuju ke tukang ojek yang tadi mengantarkannya.

"Sudah mbak belanjanya..?" Tanya ojek tersebut

"Iya bang sudah, ayok antarkan saya balik lagi ketempat tadi" ujar Vira

"Oke mbak"

Vira pun kembali kerumah mertuanya dengan diantar menggunakan jasa ojek, sehingga dirinya tidak lagi kuatir akan kesasar.

Dan tidak lama kemudian sampailah Vira dirumah mertuanya dengan membawa begitu banyak barang belanjaan pesanan mama mertuanya itu.

Disaat ia melewati pos sekurity dirumah mertuanya kemudian salah seorang satpam menyapa Vira yang datang dengan membawa begitu banyak barang belanjaan.

"Loh non Vira habis belanja ya ?" Tanya Pak Burhan salah satu satpam dirumah tersebut

"Iya pak Burhan, ini mama yang nyuruh beli macam-macam kue ditoko langganannya" jawab Vira

"Sendirian aja non berangkatnya ?" Tanya Pak Burhan

"Iya pak, memangnya kenapa...?"

"Nggak apa-apa non, sini bapak bantuin bawanya" ujar Satpam tersebut

"Iya pak terima kasih" jawab Vira sambil menyerahkan sebagian barang belanjaannya itu

Setelah berada didalam rumah Vira segera menghampiri mama mertuanya untuk menyerahkan kue dan snack pesanannya.

"Ini mah kue-kuenya..." Ujar Vira

"Tuh kamu bisa kan, nggak nyasar juga..!" Ujar mama mertuanya

"Iya mah soalnya tadi aku naik ojek" jawab Vira

"Ya sudah sana kamu beresin di dapur dan ditata yang rapih, o iya nanti kalo teman-teman arisan sudah pada datang kamu sajikan semua kue ini untuk mereka...!" Ujar mama mertuanya

"Iya mah"

"Tapi ingat ya, kalo ada yang nanya soal kamu, bilang saja kamu pelayan baru dirumah ini, dan awas jangan ngaku kalo kamu istrinya Angga...!" Ujarnya

"Kenapa mah...? Aku kan memang istrinya mas Angga" jawab Vira

"Nggak usah ngebantah saya bisa nggak...!! , Kamu tau kenapa saya bilang begitu sama kamu...!, Karena saya malu punya menantu orang kampung seperti kamu !!!" Ujar mamanya

"Deg....!"

"Ya Allah apa salahku sehingga mama mertuaku malu punya menantu seperti diriku ini...." Ujar Vira dalam hatinya

"Kenapa kamu malah bengong....!!, Ayo cepetan sana ke dapur, beresin semua kue-kue ini...!" Perintah mama mertuanya

Dengan perasaan yang hancur Vira segera mematuhi perintah mama mertuanya itu, iapun segera menuju kedapur untuk menyimpan dan merapihkan kue-kue yang dibelinya tadi.

Saat sedang merapihkan kue kue tersebut tak terasa Vira meneteskan air matanya karena pernyataan mama mertuanya tadi yang meminta dirinya untuk tidak mengakui sebagai istrinya Angga didepan teman-teman mama mertuanya itu.

"Aku ini menantu dirumah ini tapi mengapa mama memintaku untuk mengatakan kepada teman-temannya kalo aku ini pembantu disini.... Ya Allah kenapa semua ini terjadi padaku, Aku ini menantu Bukan Pembantu" ujar Vira dalam hatinya dengan perasaan yang teramat sedih

***BERSAMBUNG***

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku