/0/23058/coverorgin.jpg?v=4c0ec1f46fbfddc72bcf6894813f78e9&imageMogr2/format/webp)
Di sebuah rumah yang cukup kecil dan sudah hampir rusak terdapat seorang gadis yang tengah berbincang dengan seorang wanita paruh baya.
"Nak, apakah kamu yakin dengan keputusanmu untuk menikah dengan Nak Reza?"
Seorang gadis cantik bermata bening itu menoleh ke arah wanita tersebut dengan tatapannya yang heran, "Mengapa Ibu bertanya seperti itu?"
Wanita itu hanya diam, ia merasa tidak setuju jika anaknya menikah dengan lelaki pilihannya sendiri. Bukan ia tidak memikirkan kebahagiaan anaknya, justru ia sangat ingin anaknya bahagia.
"Keputusanku sudah bulat, Bu."
Percakapan itu terbayang-bayang oleh wanita yang menjadi sosok seorang Ibu untuk gadis yang menikah dengan lelaki bernama Reza. Setelah kepergian anaknya, wanita itu terus teringat bagaimana kehidupan anaknya nanti.
Apalagi, setelah selesai acara pernikahan anaknya langsung dibawa oleh keluarga suaminya dengan alasan tidak mau tinggal di rumah perempuan karena tidak nyaman. Biasanya, setiap yang menikah akan tinggal terlebih dahulu di rumah perempuan, tetapi Reza tidak sama sekali justru ia membawa istrinya untuk langsung tinggal di rumahnya.
Fera Anindi, ia menatap takjub kala melihat rumah yang begitu mewah dengan segala isi yang terdapat barang-barang mewah di sekelilingnya. Reza tersenyum melihat istrinya yang bahagia ketika datang ke rumah tersebut.
"Apakah kamu senang ada di sini?" tanya Reza yang diangguki oleh Fera.
Lantas, lelaki itu membawa istrinya ke kamar yang terdapat banyak tumpukan pakaia. Fera sangat senang dengan banyak hadiah yang telah disiapkan oleh mertuanya. Ia adalah seorang gadis kampung yang ketika melihat barang yang sedikit bagus sebut saja, ia akan senang padahal pakaian yang ada di sana hanya barang biasa bukan barang-barang mahal yang sering digunakan oleh keluarga Reza.
Ketika waktu terus bergulir, kala pagi tiba Fera memang sudah terbiasa bangun lebih awal daripada siapapun. Ia pergi membersihkan tubuhnya yang kemudian setelah itu datang ke dapur. Ia memang biasa memasak setiap pagi ketika berada di rumahnya, maka dari itu hari ini juga ia melakukan hal yang sama.
"Nyonya kenapa ke sini?" tanya asisten rumah tangga.
"Gak apa-apa, saya ingin memasak untuk suami saya."
Seorang wanita yang bersama dengan Fera itu kembali melarangnya untuk berada di dapur karena melihat majikannya datang.
"Nya maaf Nyonya Fera tidak bisa dibioangin, dia ngeyel mau masak untuk suaminya." Wanita itu berbicara pada sang majikan.
"Kamu pergi aja kerjain yang lainnya," titahnya.
"Tapi Nya, saya lagi masaka buat sarapan."
"Gak apa-apa itu gampang, kamu pergi aja."
"Baik, Nya." Wanita itu berlalu pergi.
Fera tersenyum kala melihat mertuanya dan dibalas pula senyuman itu olehnya.
"Apa yang kamu masak hari ini?" tanyanya.
Fera menjelaskan apa yang ia masak, mertuanya mengangguk setuju. Lantas, dikarenakan ia pikir Fera jago memasak, sehingga ia memerintahkan padanya untuk memasak semua makanan yang tadi hendak dimasak oleh asisten rumah tangganya.
Fera mengangguk setuju karena ia memang pandai dalam memasak. Wanita itu tersenyum yang kemudian pergi meninggalkan Fera. Sementara, di ruangan yang cukup luas pun Reza mencari keberadaan istrinya yang ternyata sudah tidak ada di kamar.
"Sepagi ini Fera pergi kemana?" Reza bertanya-tanya sendiri sambil membuka gorden jendela kamarnya.
Kemudian, lelaki itu pergi menuruni anak tangga menuju lantai utama untuk mencari istrinya. Ibunya melihat Reza yang sedang celingukan, sehingga wanita itu bergegas pergi ke dapur untuk menemani Fera.
"Mama ngapain ke sini?" tanya Fera.
"Mama mau bantuin kamu sayang," jawabnya.
Reza tersenyum kala melihat dua ratu yang berada di satu ruangan itu, "Ternyata kamu ada di sini."
"Eh, Mas. Maaf tadi aku bangunin lebih pagi," ucap Fera pada suaminya.
"Iya Fera ini rajin banget sampai bangun pagi-pagi karena mau masak buat kamu katanya," sela ibunya Reza.
/0/12969/coverorgin.jpg?v=f9f0a9301a925a25eff4d0b73e22c85b&imageMogr2/format/webp)
/0/24609/coverorgin.jpg?v=5d0cdcff168207f8bec7dc238e47b804&imageMogr2/format/webp)
/0/22533/coverorgin.jpg?v=ac42a10c716b1b3cb93cf42b843fe60b&imageMogr2/format/webp)
/0/5334/coverorgin.jpg?v=e8958047a80cb46a2ba7e7b7e832679f&imageMogr2/format/webp)
/0/6699/coverorgin.jpg?v=007114197f84085426e11ce0ddeabca0&imageMogr2/format/webp)
/0/28633/coverorgin.jpg?v=d08be8dc8fbc7b5e94b58f575c97813d&imageMogr2/format/webp)
/0/18225/coverorgin.jpg?v=e8d893a9acde5eba377b62355a66e599&imageMogr2/format/webp)
/0/6487/coverorgin.jpg?v=5b7a28da01d709a8d9cb9d8337484d8a&imageMogr2/format/webp)
/0/20251/coverorgin.jpg?v=4c0a3e7038718f340c5d51aaaf74b801&imageMogr2/format/webp)
/0/12423/coverorgin.jpg?v=3d5051c1c0e8628dc3e8520fa5689370&imageMogr2/format/webp)
/0/11003/coverorgin.jpg?v=4c9c871159c713d743e3a5910adc5aa8&imageMogr2/format/webp)
/0/27491/coverorgin.jpg?v=675f3788714408973b0be75b42319707&imageMogr2/format/webp)
/0/16860/coverorgin.jpg?v=9ed20766993988fbd0860831172f4936&imageMogr2/format/webp)
/0/19244/coverorgin.jpg?v=d120edfc595220e29f599bab7a546f88&imageMogr2/format/webp)
/0/10965/coverorgin.jpg?v=cd5e42a9ebc6b2029ca137c6afb76348&imageMogr2/format/webp)
/0/12468/coverorgin.jpg?v=6b5e081caba00de72ae42e35d5fe3ef2&imageMogr2/format/webp)