Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Gadis Pelampiasan Dendam Sang Miliarder

Gadis Pelampiasan Dendam Sang Miliarder

Lisa PLH

5.0
Komentar
52
Penayangan
2
Bab

Demi kesembuhan ayahnya yang sudah tiga bulan terbaring di ranjang rumah sakit, Zheanna rela menikah muda dengan Elvin seorang pria berusia 27 tahun keturunan konglomerat. Dikira menjadi seorang istri miliarder hidupnya bakal bahagia tidak ada lagi kata menderita. Namun kenyataannya jauh dari kata bahagia. Hidup Zheanna penuh air mata dan derita. Elvin ternyata menikahi Zheanna ada tujuan tertentu. Yaitu membalas dendam masalalu. Ada kisah kelam yang membuat Elvin sangat membenci dan ingin membalas rasa sakit yang ia rasakan dulu.

Bab 1 Tamu Tidak Dikenal

Di salah satu kamar rawat di rumah sakit terbesar di Kalimantan Selatan. Seorang pria berusia sekitar 40 tahunan sudah lima bulan terbaring lemah di atas brankar dengan peralatan medis terpasang di bagian tubuhnya.

"Mah, sampai kapan aku berada di sini? Aku sudah tidak sanggup lama menahan rasa sakit. Kenapa hidupku bisa bertahan selama ini? Aku sudah lelah. Ini saatnya untuk aku beristirahat dengan tenang," rintih pria bernama Rendy mengusap perutnya yang semakin hari semakin membuncit.

Di sebelah brankarnya, terdapat dua orang wanita. Merupakan istri dan anaknya. Mendengar kata putus asa dari sang suami, Fatiya berderai air mata. Begitu pula dengan Zhenna anak tunggal mereka.

"Papa nggak boleh berkata seperti itu, famali. Umur Papa masih panjang, masih ada jalan untuk kita hidup bersama. Percayalah dengan takdir! Papa pasti akan sembuh," bujuk Zheanna mengusap punggung tangan ayahnya.

Zheanna menyambar tissue basah di atas meja. Hendak membersihkan tubuh ayahnya yang sudah berdebu seharian belum dibersihkan. Hanya bantuan istri dan anaknya lah Rendy dapat membersihkan diri.

"Bagaimana Papa bisa sembuh, biaya berobatnya mahal sekali. Jangankan bayar biaya berobat, untuk makan sekali sehari saja sudah syukur. Jadi kesembuhan Papa hanyalah sebuah harapan belaka," desis Rendy merasa harapan hidup sudah tidak ada lagi.

"Papa tidak usah memikirkan biaya berobat. Aku yakin akan ada pertolongan untukmu dalam bentuk apapun itu. Ada banyak jalan rencana Tuhan mengangkat penyakitmu," sahut Zheanna sambil melab kulit tangan ayahnya yang berdebu.

"Benar kata Zheanna. Kalau Tuhan berkehendak, yang mustahil bisa saja terjadi," tambah Fatiya menyeka air mata yang menangisi keluhan suaminya.

Rendy terdiam menatap sedih kedua wanita di samping brankar. Selama ini, dirinyalah menjadi tulang punggung keluarga. Istrinya pengangguran, sedangkan Zheanna baru kelas dua SMA. Mereka jelas membutuhkan dirinya memenuhi kehidupan.

Klek! Tiba-tiba handle pintu ditarik dari luar oleh seseorang dari luar. Sontak situasi yang tadi sedih, hening seketika. Tiga orang di dalam ruangan itu, mengarahkan pandangan ke ambang pintu.

"Em... permisi!" ucapnya lembut menunjukkan diri.

Pria tinggi 180 sentimeter, dengan kumis tipis menghiasi wajahnya, dan bentuk tubuh kekar menambah, berdiri tegak di ambang pintu melirik semua orang di dalam ruangan tersebut.

Rendy, Fatiya, dan Zheanna menatap pria itu dari ujung kaki hingga kepala. Dari penampilannya, dia bukanlah sembarangan orang. Semua barang yang dikenakannya, branded berharga jutaan yang didesain oleh desainer ternama.

Ia melangkah masuk ke dalam dengan tatapan datar. Pria berumur 27 tahun itu masuk ke dalam menghampiri mereka.

"Selamat siang Om, Tante!" sapanya lembut, senyum manis tersiar dari bibir seksinya menyapa Rendy dan keluarga.

"Kamu siapa yah? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Rendy mengenali wajah pria muda yang menjadi inti di tengah diantara istri dan putri semata wayangnya.

Ia hanya tersenyum sembari menjulurkan tangan kanannya ke hadapan Rendy. Dengan tangan bergetar, Rendy membalas uluran tangannya. Rendy merasakan tangan pria muda itu terasa sangat lembut, bak tissue. Pasti dia bukanlah sembarangan orang.

"Perkenalkan... saya Elvin Saputra Maharani...," ujarnya menggantungkan kalimat berganti menjabat tangan Fatiya dan Zheanna.

"Apakah kalian mengingat akan sesuatu dengan nama belakangku?" tanya Elvin menatap ketiga orang di depan silih berganti. "Aku adalah putra Ryder Saputra Maharani, pemilik perusahaan Cahaya Maharani Crop. Perusahaan paling terbesar kedua di Asia," jelas Elvin mengejutkan Rendy dan Fatiya. Sedangkan Zheanna masih polos, belum tahu apa-apa.

"Jadi, kamu anaknya Ryder?" Rendy bertanya dengan detakan jantung yang begitu kencang. Ternyata Elvin adalah anak dari mantan sahabatnya dulu.

"Iya Om. Saat ini sayalah pemegang kendali perusahaan Cahaya Maharani Crop, menggantikan ayah saya yang telah tiga tahun meninggal dunia. Om mengingat Ayah saya, 'kan?" jelas Elvin membuka kembali lembaran usang kisah dirinya dulu menjadi sahabat Ryder.

Ruangan yang tidak hanya ada empat orang di dalamnya, Elvin telah membuat situasi menjadi hening.

Pada waktu SMA, Rendy bersahabat baik dengan Ryder. Persahabatan mereka bagaikan sepasang saudara, berbagi suka dan duka. Seiring berjalannya waktu, persahabatan mereka kandas karena masalah persaingan perusahaan.

Mereka sama-sama mempunyai perusahaan yang besar. Bahkan terkenal dijagat maya. Mereka saling merebutkan kekuasaan lebih dikenal jauh oleh negara. Hal itulah yang menyebabkan persahabatan mereka berakhir.

Karena perbuatan asistennya, perusahaan yang dibina Rendy bangkrut. Perusahaan Rendy terhutang puluhan miliar, menghabiskan seluruh harta yang ia punya.

"Ehem...." Elvin mendehem, mengalihkan perhatian Rendy yang tengah teringat betapa indahnya persahabatannya dulu sebelum mengenal kekusaan.

"Kamu serius putra Ryder Saputra Maharani? Dan apakah benar kamu pewaris satu-satunya perusahaan yang Ryder bina selama ini?" tanya Fatiya memperjelas penjelasan yang Elvin sampaikan.

Dari penampilannya, memang mencolokkan aura seorang CEO. Tapi Fatiya tidak gampang percaya. Zaman sekarang marak penipuan, siapa saja bisa mengaku-ngaku menjadi orang lain.

Elvin menghela nafas panjang sembari mengeluarkan dompet dan mengambil kartu identitas di dalam sana. "Tante bisa membaca, bukan?" Elvin menyerahkan KTP miliknya ke Fatiya untuknya membaca sendiri.

Setelah selesai membaca, Fatiya menyenggol pergelangan tangan suaminya. "Pah, dia beneran anak Ryder. Dia pewaris satu-satunya perusahan Raditya Cakra Group," bisik Fatiya pelan, tetapi tetap terdengar oleh telinga Elvin yang sengaja menguping.

Pria itu melipat tangan di dada, sedikit menyeringai saksikan wajah tegang ketiga orang di depannya yang tampak disambar geledek saat mengetahui siapa dirinya.

Fatiya mengembalikan KTP milik Elvin. Keadaan hidupnya yang dulu kaya sekarang jatuh miskin, Fatiya mengira kedatangan Elvin ingin menghina. Karena sudah kalah dalam hal bisnis.

"Kamu datang ke sini pasti mau mengolok-olok kami. Perusahaan ayahmu sekarang menjadi perusahaan satu-satunya terkenal se-Asia. Sementara perusahaan kami bangkrut. Begitukan maksud kedatanganmu?" cela Fatiya dengan wajah memerah seperti darah.

"Loh, Tante kok marah gitu! Aku tidak bermaksud begitu," ujar Elvin memelas.

"Mah, jaga lisan!" bentak Rendy melototkan kedua belah matanya, bagaikan tengah menegur anak kecil yang susah diatur.

"Aku telah mendengar informasi tentang keadaan Om. Tentang perusahaanmu dan sakit yang Om deri–" jelasnya dipotong Fatiya yang langsung menyambar.

"Masalah keluarga kami, apa urusannya denganmu? Ini pribadi. Kamu cukup tau tidak usah sok care datang kemari," kelakar Fatiya lantang, suara mengisi ruangan.

"Aku tau, kamu datang ke sini untuk menghina kami, 'kan?" duga Fatiya melayangkan tangan ke udara, saat hampir mengenai pipi mulus Elvin, buru-buru Zheanna menahan gerakan tangannya.

"Jangan begitu sama Kak Elvin, Mah!" bisik Zheanna merasa tidak enak.

"Mah, diam!" titah Rendy merasa tidak enak dengan Elvin.

Fatiya mengalihkan pandangan ke sisi lain. Emosinya tidak terbendung kalau menatap wajah dari anak mantan sahabat sekaligus musuh persaingan perusahaan.

"Silakan dilanjutkan!" perintah Rendy.

~~~

Segini dulu yah! Nanti lanjut lagi.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku