Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Balas Dendam : Kembalinya Sang Miliarder

Balas Dendam : Kembalinya Sang Miliarder

Rval05

5.0
Komentar
3.4K
Penayangan
11
Bab

Di rumah sakit swasta mewah di Chicago, Presiden Gonzales tidak menunjukkan kebahagiaan sama sekali saat mendengar kabar tentang bayi laki-lakinya yang baru lahir. Justru dia dengan dingin menolak anak itu dan menghina ibunya yaitu Florence. Putus asa untuk melindungi bayinya, Florence memohon kepada Nelson untuk tidak menyakiti anak mereka. Meski berupaya menenangkan bayi tersebut, Nelson mengancam akan membuang bayi tersebut ke luar jendela. Dalam upaya terakhir untuk menenangkan bayinya, Florence menyusui bayinya, menyebabkan Nelson menuduhnya tengah merayunya.

Bab 1 Ketakutan Florence

Larut malam, sebuah Rolls-Royce berhenti di pintu masuk rumah sakit swasta termewah di Chicago.

Seorang pengawal dengan cepat melangkah maju dan membuka pintu mobil, dan seorang pria terhormat dan tampan keluar dari dalam mobil tersebut.

"Presiden Gonzales. Nyonya telah melahirkan, dan bayinya laki-laki."

Direktur rumah sakit menyambutnya secara pribadi. Dengan penuh semangat membagikan kabar baik itu sambil mengangguk dan membungkuk.

Tak disangka, wajah dingin Nelson Gonzales tak menunjukkan kebahagiaan menjadi seorang ayah untuk pertama kalinya, melainkan menampakkan sedikit sindiran.

"Setelah dia melahirkan. Dia bisa pergi!"

Setelah itu, Nelson berjalan masuk. Sedangkan direktur rumah sakit segera mengikutinya dengan tubuhnya gemetar ketakutan.

Dari suaranya, mungkinkah bayi itu bukan miliknya?

Mustahil!

^^^

Di ruang bersalin, wanita pemalu, seperti kelinci manis dan imut yang ketakutan, berani mempertaruhkan nyawanya dan menipu Nelson?

Lift berhenti di lantai dua belas.

Nelson mengambil dokumen-dokumen itu dari tangan sekretarisnya. Dengan dingin mengamati kerumunan itu sekilas. Memberi isyarat agar mereka berhenti, dan membuka sendiri pintu itu. Kemudian melangkah masuk ke dalam ruangan.

Florence Elizabeth yang saat ini sedang bermain dengan bayinya mendengar keributan itu. Dia langi menoleh. Wajahnya langsung memerah karena malu.

"Nelson, apakah kamu datang menemuiku dan bayi kita? Aku pikir kamu sedang sibuk dengan pekerjaan dan akan datang dalam beberapa hari. Ngomong-ngomong, ini putra kita."

Nelson langsung memotong ucapan Florence tanpa emosi. "Dia adalah putramu, bukan putraku."

"Nelson, apa maksudmu?" Florence bertanya. Dia menggigit bibirnya dengan bingung. Matanya yang indah berkaca-kaca.

Nelson menutup mata. "Yang aku maksud adalah aku tidak peduli dengan anak itu. Jika bukan karena kakek yang begitu sayang dan peduli padamu. Aku tidak akan pernah membiarkan bayi itu hidup lama di dunia ini."

Wajah Florence langsung memucat ketika mendengar ucapan Nelson yang menurutnya begitu kejam.

Florence memandang Nelson dengan sedikit rasa takut. "Tapi... dia sangat manis. Lihat saja dia, ya? Kamu akan menyukainya begitu kamu melihatnya."

Florence tahu bahwa Nelson tidak menyukainya, membenci latar belakangnya yang sederhana, tapi ini adalah bayi mereka. Bukti cinta mereka!

Dengan sedikit antisipasi, Florence dengan hati-hati menggendong bayinya dan ingin memamerkan bayinya seperti harta karun kepada Nelson.

Nelson sangat kesal akan kelakuan Florence. "Aku bisa melihatnya ratusan atau seribu kali, dan aku tetap tidak akan menyukai hal ini! Bagaimana dia bisa muncul, hanya kamu yang tahu? Hanya gadis desa seperti kamu yang keluar dari pegunungan, berani menjebakku. Kamu begitu kotor, begitu hina, begitu tak tahu malu! Kamu membuatku muak! Keluar dari sini!"

Nelson mendorong Florence dan bayinya menjauh dengan rasa tidak suka, dan Florence menabrak kepala tempat tidur. Bayi dalam pelukannya seketika terbangun dan mulai menangis tanpa henti.

"Sayang, baiklah. Sayang, jangan menangis. Ibu ada di sini."

Florence sedang berusaha untuk membujuk bayinya, tetapi bayinya itu tidak mendengarkannya dan terus menangis dengan keras, dengan cepat kehabisan napas.

Nelson menjadi semakin kesal dan bukannya merasa kasihan, dia memarahi dengan suara rendah.

"Berisik sekali! Jika kamu tidak bisa membujuknya dalam satu menit. Aku akan melemparkannya ke luar jendela!"

"TIDAK!" Florence ketakutan, air mata mengalir di wajahnya.

Dengan gemetar, Florence memohon pada Nelson. "Aku akan segera membujuknya! Tolong jangan jatuhkan dia!"

Bayinya masih sangat kecil, baru saja lahir di dunia ini. Dia harus melindunginya!

Florence tidak mempedulikan apa pun saat ini dan dengan cepat melepaskan ikatan gaun tidurnya yang longgar.

Melihat hal ini, kemarahan Nelson berkobar. "Florence! Sudah waktunya. Dan sekarang kamu masih mencoba untuk merayuku! Apakah kamu akan mati jika kamu tidak memiliki laki-laki?"

"TIDAK!" Florence mengatupkan bibirnya, menoleh ke Nelson, dan mulai menyusui bayinya. "Aku hanya membujuk bayiku, bukan untuk merayumu."

Bayi itu berhenti menangis setelah dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Florence seketika menghela napas lega. Dia menatap Nelson dari sudut matanya.

Namun ketika Florence melihatnya, Nelson langsung membalikkan badan dan bahkan tidak memandangnya, matanya tidak bisa tidak meredup akan reaksi dari Nelso.

Nelson membencinya, membenci segala sesuatu tentangnya, dan bahkan tidak ingin melihat tubuhnya.

Dalam tiga tahun ini, satu-satunya saat Nelson menyentuhnya adalah pada malam dia dijebak.

Ruangan tersebut menjadi sunyi, dengan ambiguitas dan penindasan yang tak terlukiskan di udara.

Nelson jelas tidak melihatnya lagi, tapi sosok cantiknya terus melayang di depan matanya.

Tidak ingin tinggal di sini lebih lama lagi, Nelson membanting dokumen di tangannya ke arah Florence dan berkata, "Tanda tangani dan tulis namamu!"

"Ini adalah..." Florence seketika terkejut. Dia melihat dan membaca kata-kata perjanjian perceraian.

"Kamu ingin menceraikanku?" Suara Florence yang lembut tercekat. "Kenapa? Apakah kita harus bercerai? Tidak bisakah kita tetap bersama saja?"

Nelson hanya menginginkan masalah ini selesai dengan cepat cepat sehingga kata-katanya menjadi lebih kasar di setiap kalimat.

"Aku menyarankan kamu untuk menandatanganinya sekarang juga agar kamu masih bisa mendapatkan sejumlah uang yang cukup besar. Jika kamu berusaha untuk membujukku. Kamu tidak akan mendapatkan apa pun!"

"Dengan uang dua miliar. Orang sepertimu yang datang dari pegunungan bisa menjalani kehidupan tanpa beban. Jangan berharap lebi. Dan bersyukurlah!"

"Florence, aku tidak punya kesabaran yang banyak. Aku hitung sampai sepuluh, sebaiknya kamu tanda tangani, atau aku akan membawa bayimu pergi!"

Setelah Nelson selesai berbicara, dia bertepuk tangan. Sederet pengawal yang tinggi dan kuat bergegas masuk ke dalam. Berdiri dengan tangan di belakang punggung, menunggu perintah.

Jika Nelson memberi perintah, mereka akan bergegas dan mengambil bayinya.

Nelson tidak bercanda. Dia bisa melakukan hal seperti itu!

Karena Nelson tidak mencintai Florence. Dia tidak akan merasa kasihan padanya!

Karena Nelson tidak mencintainya, dia akan menggunakan bayi yang paling disayanginya untuk mengancamnya!

Florence menutup matanya, terlalu marah untuk mengucapkan sepatah kata pun.

Florence pikir tiga tahun akan menghangatkan hatinya, tapi hatinya tetap seperti batu!

Bahkan jika Florence punya bayi untuknya, lalu kenapa? Apa salahnya?Dia bahkan dengan jahat mengatakan hal-hal seperti melempar bayinya ke luar jendela!

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Rval05

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku