Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Menjinakkan Presdir Gila!

Menjinakkan Presdir Gila!

Royalphi

5.0
Komentar
685
Penayangan
5
Bab

Ulang tahunnya kacau, namun dia juga menerima hadiah luar biasa di malam ulang tahunnya itu. Rachel tidur dengan seorang pria luar biasa sebagai balas dendam untuk pacarnya yang berselingkuh dengan adik tirinya. Mark adalah pria luar biasa itu, yang dikenal si gila. "Bertemu denganku mungkin adalah hadiah terbaikmu, Rachel. Kau bisa menggunakan ku sebagai balas dendammu dan juga hadiahmu." Hubungan mereka bermula dari cinta satu malam, namun Rachel dan Mark malah membuat cerita yang panjang di antara mereka. Membawa tentang apa yang mereka sembunyikan dan mengenai perasaan di antara mereka berdua. Apakah pada akhirnya Rachel dan Mark akan bersama? Mengenai balas dendam yang ditawarkan oleh Mark pada Rachel, bagaimana itu akan berakhir?

Bab 1 Ulang Tahun Yang Kacau

Kalau saja dia tidak menemui sesuatu yang menyakitkan, dia seorang wanita yang suka berada di dalam rumahnya ini tidak perlu terlibat skandal dengan seseorang yang tidak pernah dia duga.

Malam itu, adalah malam paling luar biasa baginya.

Bersama dengan seorang pria yang baru pertama kali dia temui, dia sudah berani melakukan one night stand. Itu diluar nalarnya, dia selalu menentang hubungan tanpa rasa suka itu.

Lalu, kenapa dia melakukannya?

Ini bermula ketika ulang tahunnya yang kedua puluh satu. Rachel berharap kalau malam ini dia akan mendapatkan kejutan yang luar biasa dari kekasihnya-Liam.

Sebuah pesan singkat masuk ke dalam ponselnya, membuat Rachel tersenyum.

"Rachel ku, aku telah menyiapkan kado istimewa untukmu. Jangan lembur dan cepatlah kembali ke rumahmu."

Dengan susah payah akhirnya Rachel menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Bekerja di majalah fashion ternyata sangat sulit sekali, dia sering kali lembur dan menghadapi para model terkenal yang banyak sekali tingkahnya. Rasa sukanya di bidang fashion telah muncul sejak dia berada di sekolah dasar, dia senang melihat kepercayaan diri orang-orang yang berhasil menggunakan baju yang cantik di tubuh mereka, yang membuat mereka semakin percaya diri.

Rachel melihat jam tangannya setelah dia merenggangkan tubuhnya. Baru jam tujuh malam dan dia telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya.

"Aku akan pergi sekarang!" serunya dengan sangat senang sekali.

"Lihatlah orang tidak setia kawan ini? Dia kabur setelah menyelesaikan tugasnya dengan cepat." Seorang pria dengan rambut pendek dan tatapan yang tenang bicara, dia dan Rachel sering menghabiskan waktu minum kopi bersama lalu mengutuk orang-orang yang membuat pekerjaan mereka lebih berat lagi.

"Maaf, hari ini hari spesial, John." Rachel mengangkat tangannya, memainkan jari-jarinya seperti sedang melambai. John tersenyum melihat temannya itu. Dia sangat tahu hari ini sangat spesial

John mengambil kotak kecil berwarna ungu dari dalam tasnya, kemudian melemparkan itu pada Rachel.

"Ambil itu, Rachel."

Rachel menangkapnya dengan baik, kemudian mengedipkan mata kanannya pada John.

"Terima kasih, John!"

Semua orang yang ada di dalam ruangan itu tahu sedekat apa Rachel dengan John, yang sering mereka salah mengira kalau keduanya sedang berpacaran. Tapi ternyata Rachel sudah memiliki pacar. Dia adalah Liam, seorang guru di sekolah menengah atas.

Dia buru-buru menaiki taksi dan dengan tidak sabar menantikan untuk sampai di rumahnya. Liam memiliki kunci rumahnya, jadi dia bisa masuk dengan sangat mudah. Tidak butuh waktu lama Rachel sampai di rumahnya, senyum indah mengembang di wajahnya. Ketidaksabaran itu membuatnya meremas tali tasnya sendiri, langkah kakinya ringan dan jantungnya berdebar seperti lagu rock yang diputar kencang.

"Apa yang akan kau berikan padaku, Liam?"

Dia menggigit bibirnya sendiri, penasaran akan hal itu Rachel memegang kunci dengan gemetar. Ya ampun, dia sungguh telah memikirkan hal luar biasa yang akan terjadi pada dirinya nanti.

Rachel membuka pintu dan masuk, rumahnya terlihat gelap dan Rachel menganggap ini sebagai bentuk kejutan yang akan dia terima.

Semakin dia masuk ke dalam rumahnya, semakin dia tidak tenang. Saat dia berada di dekat kamarnya yang memancarkan cahaya terang dari celah pintu bagian bawahnya, Rachel menelan ludahnya sendiri. Ini ... Mungkin saja tempat dia akan menerima kejutan nanti.

"Kau ini cukup gila meminta bermain di sini ...."

Suara itu terdengar berat, Rachel sangat tahu itu adalah suara Liam. Dia tersenyum kecil karena menganggap Liam sedang berusaha untuk membuat kejutan untuknya.

"Dia kan sering lembur. Bukannya jika kita bermain akan meningkatkan adrenalin lebih tinggi? Kau tahu ... mm ... Itu menambahkan rasa nikmat ketika kita bercinta."

Suara wanita terdengar diikuti dengan suara tawa yang begitu lepas. Jantung Rachel rasanya sakit, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Tangannya gemetar dan dia berharap semoga saja ini bagian dari kejutan ulang tahunnya.

Rachel memegang gagang pintu kemudian membuka pintu dengan gelisah. Ketika pintu terbuka, Rachel bisa melihat dengan jelas seorang wanita berambut panjang sedang berada di atas tubuh kekasihnya. Tubuh mereka berdua tanpa busana, dan senyum muncul di wajah mereka berdua.

"Olivia! Liam! Kalian berdua kurang ajar!"

Rachel berteriak sangat kencang, air matanya mengalir kencang dari kedua matanya. Keduanya adalah orang yang sangat dia percayai, walaupun Olivia adalah adik tirinya, dia sangat menyayangi Olivia.

Bibir Rachel bergetar memandang pemandangan di depannya.

Olivia melihat ke arah Rachel, dia tidak merasa bersalah dengan apa yang dia perbuat. Dia tersenyum kecil, Rachel tahu kalau ada kepuasan di dalam dirinya yang begitu lepas.

"Rachel!" Liam mendorong tubuh Olivia dengan hati-hati, itu membuat Rachel semakin sakit.

Haruskah dia melihat pemandangan seperti ini di hari ulang tahunnya?

"Ini yang kau berikan sebagai hadiah ulang tahunku?" Suaranya bergetar, tubuhnya bergetar, memandang Liam adalah kesakitan luar biasa.

Liam mengerutkan keningnya, dia bahkan tidak tahu ini adalah ulang tahun dari Rachel. Dia menutupi dirinya dan berdiri untuk mendekati Rachel.

"Berhenti di sana!" seru Rachel sambil mengatur napasnya.

"Kalian berdua sudah berapa lama?" Rachel menajamkan tatapan matanya, dia melihat ke arah Liam dan Olivia yang bersembunyi di belakang Liam.

"Jawab!" Rachel maju, kali ini rasa kesalnya semakin besar dan dia ingin sekali menatap wajah adiknya yang telah menusuknya seperti ini.

Olivia berpura-pura takut, dia bahkan membuat tubuhnya terlihat gemetar dan memegang tubuh Liam dengan kuat.

"Aku takut dengan kakakku ...." Suaranya manja dan sentuhan lembut Liam menandakan kemenangan bagi Olivia.

"Olivia!" Bentakan Rachel sangat kuat, ekspresinya penuh kemarahan dan remasan tangannya semakin kuat.

"Kak ... kami saling mencintai ... Itu bukan salah kami ...."

Olivia menunjukkan sisi lemahnya, itu membuat Liam menundukkan dirinya, dan memeluk untuk melindungi Olivia.

Lucu sekali! Dua orang yang bersalah ini malah sedang melakukan drama murahan, bukannya meminta maaf, tapi mereka memamerkan hubungan mereka.

"Olivia ... kau dasar pelacur murahan!" Rachel akhirnya mengumpat untuk Olivia. Dia tidak pernah melakukan itu sebetulnya, mendengar hal itu, Olivia menangis tersedu-sedu, membuat Liam semakin khawatir pada Olivia. Setelah menghapus air mata Olivia, Liam melihat ke arah Rachel.

"Kau ini wanita seeprti apa yang menyakiti adiknya sendiri?!"

Rachel menyeringai, dua orang di depannya sangat serupa. Ketika Liam berteriak pada Rachel, dia bisa melihat seringai muncul di wajah adiknya itu.

"Dasar iblis! Kalian malah menyalahkanku ketika kalian yang berbuat salah. Membentaknya adalah sebuah kesalahan? Bagaimana kalau yang bersikap murahan, tidur dengan pacar kakaknya sendiri?"

Mata Olivia terlihat dingin setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Rachel. Liam kesal dengan ucapan itu, dia melangkah maju dan mendorong tubuh Rachel.

"Aku putus denganmu. Jangan berharap aku mau denganmu, dibandingkan, Olivia lebih peduli denganku."

Tubuh Rachel terguncang, di tengah kesedihan hebat Rachel, Olivia merasa telah menang.

"Bedebah ...." Rachel menarik napasnya. "Kalian berdua keluar dari rumahku! Aku akan menelepon polisi karena kalian masuk tanpa izin!"

Dia harus mempertahankan dirinya, dua orang jahat itu harus dia hadapi walaupun kehancuran di dalam dirinya membuatnya merasa seperti mati.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Royalphi

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku