Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Penjara Bos Gila
5.0
Komentar
76
Penayangan
22
Bab

Sean Anderson. Terlahir dari keluarga yang tidak harmonis. Hingga ia pun memutuskan untuk pergi dari rumah dan tinggal bersama Pamannya. Yang ternyata adalah seorang mafia. Terdidik keras dan kejam sampai membentuk sifat yang demikian. Namun, tiba-tiba sebuah takdir mempertemukan dia dengan seorang gadis yang membuatnya Kegilaannya lemah. Gadis yang terus menolaknya. Tapi Sean tidak menyerah, ia menghalalkan segala cara untuk mem-Penjarakan gadis itu dibawah kendalinya. Simak Cerita yang penuh ketegangan dan intrik, ikuti cerita ini!

Bab 1 Percobaan Bunuh Diri

''Aku dimana?'' seorang gadis berusia 23 tahun baru saja tersadar dari tidur panjangnya. Dengan disertai luka di beberapa bagian wajahnya.

Sebuah ruangan yang seperti kamar tidur. Tetapi sangatlah mewah. Tidak mungkin rumah sakit bukan? atau hotel berbintang? Kim Hana meringis kesakitan dan bangkit dari tempat tidurnya.

Di dahinya terdapat perban yang membungkus luka, dan ada luka goresan di pipi kanannya. Dengan terhuyung Hana mencoba berjalan kearah pintu. Namun, ketika sampai di pintu dan ia coba membukanya, ternyata pintu tersebut dikunci dari luar.

Hana menghela nafasnya sejenak. Dengan lemas ia mencoba menggedor-gedor pintu, tapi nampaknya tidak ada seorang pun yang mendengarnya atau memang tidak mau mendengarnya.

Hana menekan kepalanya yang terasa begitu sakit, ia mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya.

.

Beberapa jam sebelumnya.

Disebuah gelapnya malam, seorang gadis tengah berlari membelah kesunyian, ia berlari dengan raut wajah ketakutannya. Ya dia adalah Hana.

Kepalanya terus menoleh kebelakang memastikan bahwa tidak ada orang yang membuatnya berlari ketakutan seperti itu.

Kim Hana, gadis berusia 23 tahun. Yang hidupnya seakan tidak bermakna, tidak berguna dan merasa tidak diharapkan ada di dunia. Keluarganya sangatlah kekurangan, bahkan ibunya yang sudah tua pun masih bekerja, dan ayahnya? justru sang ayah hanya asik dengan dunia malamnya.

Setiap hari Hana mengurus pekerjaan rumah. Ibunya yang bekerja sangat jarang sekali berada dirumah. Karena itu sang ayah pun kerap mencoba melecehkan Hana, untuk memenuhi hasrat lelakinya.

Sempat Hana berteriak tapi sebuah pukulan keras yang didapatkannya dari sang Ayah. Hingga menimbulkan rasa trauma yang sangat dalam, dan bahkan membuat Hana sangat ingin mengakhiri hidupnya.

Beberapa kali Hana mencoba bunuh di-ri, tapi selalu gagal, sang Ayah yang terus menggagalkan upaya pengakhiran hidupnya.

''Jangan membuat rumah gubuk ini angker karena perbuatan mu!'' kalimat itu yang sering Hana dapatkan.

Bukan melarang karena sayang, tapi melarang karena tidak mau ikut terseret dalam kasus pengakhiran hidupnya.

Dan malam itu, waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Hana yang tengah tertidur merasa ada yang sedang menggriliya tubuhnya. Dengan perlahan, ia membuka matanya dan benar saja. Sudah ada tubuh seorang pria gempal yang berada di atas tubuhnya. Tangannya yang brengsek meremat buah dadanya.

Spontan Hana terjingkat dan menendang pria gempal itu, sehingga membuat pria itu terpental dan terjatuh.

''Akkkhhhhh!'' jerit Hana begitu kencang.

Ia segera menghidupkan lampu kamarnya dan ternyata seorang pria itu tak lain adalah Ayahnya sendiri.

''Ayah?'' suara Hana terdengar gemetar. Matanya turun melihat kearah pakaiannya yang dua kancingnya sudah terbuka. Ya ternyata yang dia rasakan didalam tidurnya benar, bahwa ayahnya kembali mencoba melecehkannya. Tapi kali ini sudah sangat keterlaluan.

Dengan cepat ia mengancingkan bajunya lagi, dan menarik selimut untuk membungkus tubuhnya.

Antonio menatap kesal pada anak gadisnya. Ia bangkit dan menghampiri Hana diranjang. Dan dengan sangat kasar, ia menjambak rambut panjang Hana sampai kepala Hana mendongak kebelakang.

''Anak sialan! kau mencoba melawan ku ya?!'' ucapnya penuh penekanan.

Bau alkohol yang sangat menyengat tercium dari mulut Antonio. Dan sudah dipastikan bahwa kali ini pria gempal itu sedang benar-benar mabuk.

Istilah orang tua tidak akan memakan anaknya sendiri, tidak berlaku pada Antonio. Bahkan serigala pun tidak rela melihat anaknya dikejar babi hutan. Tapi Antonio, ia bahkan mencoba melecehkan anak gadisnya dan berbuat kasar pada Hana.

''Ampun Ayah, Hana mohon lepasin, sakit!'' mohon Hana dengan sangat. Tapi sorot mata penuh nafsu Antonio tidak sedikitpun mengiba pada Hana. Ia justru mengeratkan tangannya dan semakin menarik kebelakang rambut Hana.

''Setelah Kamu menendang ku? kamu justru meminta dilepaskan? Cih!!'' wajah Hana diludahi bagaikan sesuatu yang sangat menjijikkan.

Hana terus menatap mata Ayah berharap ada sedikit rasa iba padanya. Tapi pengaruh minuman setan itu, Antonio pun tidak memiliki belas kasih lagi.

Hup!

Antonio men-jilati dengan kuat leher Hana yang terpampang indah didepannya. Hana terus memberontak, tapi Antonio semakin beringas. Bahkan ia meninggalkan noda merah di leher anaknya.

Air mata Hana terus berderai, ia terus memohon dan berteriak. Tapi sayang, suara teriakannya tidak cukup keras karena posisinya yang mendongak sangat kebelakang.

Tidak puas dengan menyerang leher Hana, tangan Antonio berusaha menerobos masuk kedalam celana tidur Hana. Tapi Hana terus menahannya dengan kedua tangannya.

''Ayah sadar Ayah! Hana anak Ayah!'' ucapan Hana sedikit membuat Antonio menghentikan aksinya, tapi sepersekian detik setelahnya, ia melakukannya lagi lebih dari sebelumnya. Ia memaksa ingin menyentuh anggota tubuh yang sensitif Hana dengan tangannya sendiri.

Hana melirik kearah meja samping ranjang. Ia melihat sebuah celengan berbahan tanah liat dan terbesit pikiran untuk mengambil sebagai alat pertahanannya.

Dan... Brakkk!

Bukan hanya sekedar alat pertahanan, Hana justru menghantam kuat kepala Antonio dengan celengan miliknya sehingga Antonio tersungkur dengan darah yang mengalir dari kepalanya.

Celengan itu pecah, dan isinya pun berantakan. Tapi Hana tidak peduli, dia hanya ingin terlepas dari kejahatan Ayah sendiri.

''Anak kurang ajar!!'' pekik Antonio. Melihat Antonio yang sudah terjatuh, Hana pun mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri.

Dia berlari keluar kamar dan bahkan keluar dari rumah. Antonio terus memanggil Hana dan mengejarnya.

Tapi Hana terus berlari, berlari dan berlari. Ia tidak peduli dengan kakinya yang tel-lanjang, bahkan ada darah yang keluar dari telapak kakinya karena tadi terkena pecahan celengan. Tapi sungguh, Hana tidak peduli itu, ia hanya ingin terlepas dari niat buruk Antonio. Sejujurnya ia lebih rela mengakhiri hidupnya ketimbang menyerah dan menyerahkan mahkota yang sangat berharga pada ayahnya yang brengsek itu.

Hana terus berlari hingga tidak sadar kalau dia sudah berada jauh dari rumahnya. Dan disinilah dia berada, di sebuah jembatan layang. Merasa sudah aman dan ayahnya tidak lagi mengejar, Hana mengendurkan berlarinya. Dengan tersengal-sengal ia menyenderkan tubuhnya di pembatas jembatan.

Air matanya terus berderai, mengingat apa yang dilakukan Ayahnya, membuat ia merasa jijik dengan dirinya sendiri.

''Hana benci Ayah!'' teriak Hana dengan tangisnya.

Dengan kasar ia mengelap lehernya dengan kerah bajunya, sehingga meninggalkan lecet dari kukunya yang sedikit panjang. Hana menggila, ia terus menyeka lehernya sampai berdarah-darah.

Ia menoleh kebelakang, yang ternyata jembatan itu memiliki dasar sebuah jalanan raya juga. Ya jembatan layang yang terbentang diatas jalanan raya.

Hana berbalik, ia sudah mantap untuk mengakhiri hidupnya saat ini. Disini, ya di jembatan layang ini. Hana mulai menaiki pembatas jembatan itu dan kakinya sudah melangkah dan hampir melompat, tapi seorang pria datang lalu menyuntikkan sesuatu dilengannya, sehingga membuat Hana kehilangan kesadarannya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku