Penjara Bos Gila
tan rokok yang ada di tangannya membuat siapapun akan meringis ikut merasakan sakitnya. Tapi ber
nyiksa Antonio. Ia terdiam sejenak lalu berlalu begitu saja setelah m
ka penyiksaan tadi sudah sangat cukup, tapi pe
mendengarnya ikut merasa iba, tapi mereka hanya menjalankan tugasnya, kalau buka
n cara perlahan. Antonio terus memohon ampun sampai air matanya pun sera
ia akan menyiksa Hana dengan begitu kejam. Dan ketika makanan belum juga siap dikala ia baru saja terbangun dari tidurnya, tanpa belas kasih dia akan memukulnya bak memukuli
datang kembali. Namum, tidak sendiri, melainkan dengan seorang gadis yang samar-samar ia
umam Antoni
upun raut wajah sendu seperti dulu. Antonio dapat melihat Kal
saat ya
tiba-tiba ia terpikirkan untuk memanggil Hana untuk ikut menyaksikan ata
na, yang mana disana Hana t
kemudian ia kembali membuang pandangannya lagi k
yang ada ditangan lainnya yang tidak digips. Ya Sean terpaksa memborgol tangan kanan Hana karena ia tidak mau jika Hana terus berus
i nakas. Meraih tangan Hana lalu menggenggamnya, Han
d ku menyakiti mu.'' Sean
hidup mu masih sangat panjang.'' Dan kali ini uca
tar, membuat jantung pria 30 t
terlalu lelah dan terbiasa seperti
ya penderita yang sudah dialami gadis ini, dan Sean bertekad akan membuang penderitaan i
an Sean membuat hati Hana tersentuh, tapi dia tidak bisa mengeksp
las perbuatannya?'' Hana terdiam sejenak dan mengingat-ingat perbuatan kejam Ayahny
enang. Dan iapun beranjak dari kursi lalu melangkah unt
tidak mau mengambil resiko kalau sampai nanti menyakiti tangan H
ku kemana, Tuan?''
' ketus Sean yang entah kenapa merasa tidak s
membalas
a, t
membalas bukan berani mati,'' ucapan Sean sangatlah tajam tap
angsung pada seorang pria yang keadaannya sangat mengenaskan, ia mendongak kea
Di
pi kalau tidak sanggup ka
lakang lagi seraya berkata, ''Jangan terlalu dekat, itu sangat menjijikkan!'' cetus Sean. Ya Hana juga m
ong Ayah,
sum, juga tajam. Sekarang justru mata itu menatap teduh dengan linangan air mata. Hati Hana tergerak, ia merasa
Dan Sean melihat itu dengan se
h mohon,'' uca
gitu melengking. ''Seorang Ayah tidak akan tega melaku
edihkan, tapi entah kenapa yang dilihat Hana adalah raut wajah Antonio pada saat menatapnya l
ak dengan menutup satu telinganya kare
da aku disini.'' Sean m
JAHAT,
. ''Iya, aku tahu. Kita pergi dari sini, hmm?'' Hana pun mengangguk d
an mendorong kursi roda Hana, Sean memutar kepa
erintah Sean untuk mereka agar