Bukan Wanita Biasa
angit hitam dan gerbang yang akan terbuka karena kedatangan istri tercinta. Berkali-kali melihat notifikasi ponsel dari
enitipkan bahwa selama sepekan ke depan Madina tidak bisa mengontrol karena akan ada acara. Acara yang sangat dinantikan Adnan. Ia akan pergi k
mbira bahwa Madina telah positif garis dua. Meskipun keluarga berharap anak yang lahir kali ini adalah laki-laki, tetapi Adnan tidak begitu mempermasalahka
um tercipta begitu manis di bibir sana. Bersy
jadian yang dialaminya hari ini seolah membunuh dan membabat habis rasa percaya dirinya pada harapan ruma
a?" seloroh Adnan sesaat set
suaminya belum tidur. Meskipun
ikum, Mas. Maaf aku t
nnya. Dingin sekali. "Wa'alaikumsalaam, bidadari Mas ya
atau karena baru saja mandi. Madina bingung har
s. Mungkin d
ntor. Anak-anak juga sudah tidur sama Bi Murti, tadi sempat tanyain kamu," je
a,
sudah
ng-bayang perlakuan pria brengsek tadi teramat cukup membuatnya kenyang, bukan keny
perut sang istri, begitu nyaman memeluknya dari belakang dengan mendaratkan dagu di pundak bidadarinya. Makhluk ciptaan
m ini lagi mau,
tunaikan. Perlakuannya yang manis dan sikapnya yang hangat dengan segal
kurang enak
ngan. Jujur, ingin sekali Madina menangis di dada bidang sana, mencurahkan segala yang terjadi dan memohon maaf karena tak bisa menjaga harga diri.
istirah
h kembali sesaat ingatan jahanam itu muncul lagi di kepala. Ia tak berani memberikan tubuhnya malam ini p
aku, Mas,
ajakannya, padahal sudah cukup lama ia tak memadu kasih lagi karena
Sudah cukup lama istrinya berada di toilet. Entah apa yang dilakukannya sampai
tok
kenapa lama se
Adnan tidak mendengar gemericik air. Se
ad
matanya merah seperti habis menangis. Yang menjadi perhatian Adnan kali ini adalah pipi istrinya yang merah seperti b
ana pun, hakikat seorang wanita adalah rapuh di hadapan suaminya, maka runtuhlah anak sungai yang sedari tad
gan puas menangis di tubuh pelindungnya. Jujur, dengan istrinya terluka seperti ini, terluka pula dirinya. Kar
eseorang yang telah menampar dan m
amu harus menjelaskan semuanya sama Mas." Adnan
h mematikan lampu. Tidak ada lagi percakapan setelah itu, Adnan pun mulai mendengkur halus berselimut
h itu, alangkah terkejutnya saat mendapati nomor yang tidak dikenal meng
nyata pria tadi sebelum menindih tubuhnya telah mengambil foto yang dimodifikasi seolah-olah sama-sama mau. Terl
? Kita ser
yang mengalir mendidih di ubun-