Bukan Wanita Biasa
mi. Deras hujan itu sukses mengingatkan pada ribu kejadian di masa silam. Ya, ka
annya tadi sore sangat kontras dengan foto yang men
ina tidak pern
s fot
lingkuhannya yan
yang benar. Dan kehidupannya yang sekarang adalah bentuk
ni kerap menghantui. Andai saja Meyda bisa bersikap sebagai istri yang penuh pengertian dan lemah
rus ada pengkhianatan di antara kita?' Batin Adnan menggema. Ant
as
as
itu mengerlingkan mata dengan menyandarkan kepala pada lengan Adnan. Ia yang suda
tiga hari kita di sini, tapi k
ara meskipun Meyda menggoda dengan pakaian seperti itu. Sekalipun di antara mereka memili
uk apa? Mamamu itu mau aku hamil dan melahirkan anak laki-laki. Aku mana bisa me
ukur kalau anaknya laki-laki. Kalau perempuan
Gak ada salahnya '
h, Mey. M
kita tanya soal
lum dikasih keperc
an Meyda yang masih mematung dengan emosi membuncah. Jika sedang kesal atau pun marah, past
ma yang sempat lama bertahta dalam hati, Madina. Anya dan Anisa pun tak luput
kerinduannya. Sebelum berkelana ke alam mimpi, Adnan bertek
*
ina remas saat ini. Setelah mendapatkan pesan dari Bu Dania semalam, Madina tidak bisa tidur nyenyak lantaran hari sekarang harus ada uang seratus lim
a untuk dijual atau pun digadai. Di kontrakannya sama sekali tidak ada barang berharga apa
a turun membasahi bumi. Kehadirannya yang enggan reda seolah tengah mengejek kesengsaraannya. Jika begini,
u Dania dulu," ucap Madina. Ia tak bisa
t wajah mereka terciprat air yang menyorot dari atas genteng. "Ap
ntuk menjawab, ia hanya mengelus wa
kembali. Tunggu dul
k jendela yang ditutupi gorden lusuh, ia melihat sa
*
kedatangan Madina. Meskipun jarak dari rumahnya cukup dekat, hanya terhalang empat rumah,
sambut Dania, dia adalah ibuny
bisa lama-lama. Soalnya an
memangn
maksudnya. Bukan apa, hutang yang seminggu la
Teh Madina. Ja
jam uang. Untuk yang minggu kemarin sa
senyum. Sebetulnya ia sudah tahu maksud kedatangan Madina, teta
kaca takut kalau pagi ini tidak bisa mendapat pinjaman sebelum Anya
ibu, Bu. Untuk biaya
ir senyum. "Sebentar y
kan sangat senang dengan memberikan senyum terbaiknya
mbayarnya gak usah
sudah punya uang lebih pasti saya akan m
-sama
m, beliau tak pernah menagih meskipun Madina lama membayar. Bahkan beliau selalu memberi pinjaman lagi kalau Madina butuh uang seperti tadi se
lnya anak itu juga sedih karena bundanya harus berhutang karena dirinya. Mak
menemaninya membuat adonan gorengan dan donat. Seperti biasa, Anisa yang akan menjaganya. Meski
Anya taku
, Sa
Mereka berdua berjalan bergandengan tangan di bawah rintik hujan yang belum reda. Se
n wajah usai satu titik air mata lolos jatuh mewakili sesa