I'm Sorry, Rachel
yang tepat. Sampai suara gebrakan pintu membuat Rachel terkesiap. Kepalanya terasa seperti ket
elum berkata, "Siapkan sarapan dan
langkah yang gontai dan wajah yang pucat, Rachel berjalan menu
lesai masak Rachel segera menyajikan piring dan makanan diatas meja makan. Baru saja Ra
kan malam bersama kami
sah. Rachel yakin ada sesuatu dibalik perkataannya. Rachel ingin sekali menolaknya tapi Rachel tahu dia tidak bisa mengelak semua perkataan ayah tirinya. Perkataan kelua
u bocah dungu!" Ayah tirinya berteriak dan mu
sejak kemarin dia tidak makan sama sekali. Mungkin Rachel harus bersyukur kepada Tuhan karena dia tidak diberi penyakit asam lambung
mpul di ruang keluarga. Dalam keadaan rumah yang sepi, sejauh manapun keberadaan Rachel dia bisa mendengar p
akukan ini?" tanya Lina yang
Rachel. "Kalau kita menjodohkan anak dari keluarga Hallim dengan anak kita maka
mberut tapi bibirnya berkedut-kedut menahan seringaian. Ohh, siapa yang mau menolak kesempatan menjadi besan dari keluarga terkaya se-Asia itu? Keluarga Ha
Rendi terlihat sedang menenangkan istrinya. "Aku juga gak mau lihat anakku m
h Rachel. Anak perempuan yang tidak pernah mereka anggap sebagai a
rasa rugi. Kali ini anak itu bisa berman
dengan orang gila!" Mira tertawa terbahak-bahak sambil m
yerahkan anaknya kepada kita," Rendy menyeringai lebi
m ini!" Lina bertepuk tangan ringan sambil be
engan baik keluarga Hal
ama kalau anak sulung dari kelu
kin melebar. "Aku bakalan
a menghampiri anaknya dan memel
ng." Giliran Rendy yang berd
dohan ini, tidakkah seharusnya mereka bertanya apakah Rachel setuju atau tidak? Mereka hanya akan menikahkan Rachel karena uang. Karena keserakahan mereka untuk memiliki saham yang ada di keluarga Hallim ini. Ditambah lagi Rachel akan
lakangan mental. Rachel tidak memikirkan tentang hidupnya. Tapi Rachel memikirkan tentang anak bungsu keluarga Hallim itu.
perbuat di kehidupan sebelumnya? Kenapa n
*
ertemuan malam ini. Sedangkan Rachel ditarik ke kamar tamu. Rachel disuruh ganti baju dan duduk di meja rias. Mer
. Karena seluruh tubuhnya memiliki bekas biru di mana-mana. Beberapa dar
bicara macam-macam di depan keluarga Hallim." Ibunya menunjuk wajah Rachel. "Kalau kau melakukan itu ak
i, Bu?" tanya Rachel dengan su
u hidup di rumah ini, jadi kau h
ap
lahirkanmu! Jadi setidaknya kau bermanfaat un
ggu semua aba-aba dariku!" Lina melenggang pergi
Rachel. Diam-diam Rachel juga melirik orang-orang yang meriasnya. Tapi tidak
achel dengan sedih. "Atau ternyata kalian juga jijik pa
Rachel tahu beberapa orang di belakangnya menatap Rachel kasihan. Tapi me
Be