Jejak Masa Lalu
n?" tanya Nindi masih
abannya karena tak lama mereka telah sampai di depan
da di bu
imana jika Gita tahu keberadaannya? Kakak iparnya itu p
annya di sini." Erin mendo
kami bantu?" Seorang karyawan b
yawan itu, kemudian menoleh pada Nindi.
" tanya Nin
kan s
ada Erin. Ada foto Dika yang
an? Kalau boleh tahu dia mencari apa ya di sini?" tany
ik butik kami. Beliau tadi ke sini untuk fit
indi. Sakit sekali, hingga bernapas saja rasanya sulit. Nindi kehilang
hingga Erin mengucapkan terima kasih pada kary
i itu. Bahkan hubungan mereka sudah sejauh itu. Mereka mau menikah, Nin." Erin berkata ger
menuju restoran tempat mereka singgah tadi. Tatapa
an keadaanmu. Biar nanti aku hubungi Papanya Rafif untuk mengurus mobi
ih bisa pulang sendiri," jawabnya serak. "Terima kasih untuk semuanya, Rin
kenapa-kenapa," ujar Erin pada Ratna. Ia
gan keadaan Nindi. Dari posisinya, Erin dapat melihat laju kendaraan Nindi yang tak stabil, bahkan beberapa kali terlihat hendak
lamat. Erin bisa bernapas lega melihatnya. Meski sangat khawatir dengan keadaan Nindi, Erin
an hati yang hancur lebur. Ia bahkan tak berniat me
ahkan ia tak kuasa menyeret kakinya menuju kamar. Ia jatuh terduduk di lan
h Nindi pilu. Dadanya ia pukul pelan, t
atu orang pun yang bisa mencintaiku setulus ibu? Aku lelah,
utar di kepala. Dika yang humoris, pengertian
i ketika ia dikhianati. Padahal ia juga tahu jika di dunia ini tak ada laki-laki yang akan merasa cukup
kupkan ke sofa. Tangisnya tak bisa berhenti, meskipun ia ingin menghentika
*
an suasana sendu ketika disatukan. Ah, atau ini hanya
n pada kepala ranjang dengan selimut yang membalut tubuh. Wanita itu tak berminat menyibukkan diri di dapur untuk membuat sarapan atau bersolek di depan cermin seperti
sedang mencuri-curi waktu untuk menghubungi wanita selingkuhannya, Nindi juga tak tahu. Begitu pun tadi malam, ia tak
akhir-akhir ini firasatnya sering tidak enak. Harusnya dia curiga, harusnya dia mencari
ena tadi malam air matanya ia tumpahkan begitu banyak, membuat matanya pegal dan kepalanya dilanda pening hebat. Padahal,
a Dika tiba-tiba masuk ke da
n memalingkan wajah ketika pandangannya m
jah pucat istrinya. Punggung tangannya mendarat di kening Nind
elum dirinya pulang. Namun, rasa heran langsung digantikan dengan keterkejutan luar biasa saat lampu ruang tamu ia nyalakan, tubuh Nindi ia temukan tertidur dengan posisi duduk di lantai dan kepal
baik-baik saja? Istrinya itu bahkan masih sempat pamit
ekilas. Disibaknya selimut yang menutupi tubuh kemudian ia bergegas menuruni ranjang. Berada
Dika mencekal l
awab Nindi
tu kita sarapan sama-sama ya, Sayang." Dika mencoba t
a saat sebelum akhirn
ka. Ia begitu khawatir karena sejak tadi
saja," tolaknya dengan suara datar, kemu
tanya yang menggelayut di kepala. Hingga perempuan itu mema
mpuan itu yang begitu cuek, membuat niatnya urung. Lagi pula nanti Nindi pasti akan menceritakan masalah
keluar kamar mandi. "Ayo kita sarapan," ajaknya, lant
Di depan Nindi, piring yang tergeletak menelungkup i
a begitu baik. Seandainya kemarin Nindi tak melihat dan mendengar sendiri apa yang D
a menyodorkan sendok berisi
ggoda selera. Bahkan, ketika makanan itu ia telan, kerongkongannya justru terasa sakit, seolah dirinya teng
sengaja bertanya agar Di
enjawab, "Kita makan satu
itu suka sekali melakukan hal romantis. Ia jadi bertanya-tanya, hal
rkan suapan pada Nindi lagi, tetap
," tolak N
masukkan makanan
ma kali kita makan satu piring seperti
suaminya. Kenapa laki-l
ena sebelumnya seluruh gajimu diserahkan pada mama, kita tak punya sepeser pun uang ketika meninggalkan rumah. Beruntung Kak Bimo mau memberikan uang untuk kita menyewa kontrakan. Akhirny
imu. Terima kasih, Sayang, kamu tetap bertahan meski keadaanku pernah sesulit itu," uja
perjuangan istrinya ketika dia sudah suk
gnya mendengar perkata
rin bilang If
k seharusnya istri Ifan membuka aib rumah tangganya sendiri." Dik
g melakukan kesalahan akan merasa terintimidasi ket
ita," ujar Nindi. "Menurut kamu ken
nya padaku? Aku tidak tahu, Sayang. Sudah, tidak
yang membuatmu
lat mendengar p
gkuh?" seru Dika
karena sudah bosan dengan istrinya atau bisa juga karena istrinya tidak bisa memberikan apa yang diinginkan. Ka
u penuhi. Tidak ada alasan aku berfantasi dengan perempuan lain atau bahkan yang paling parah sampa
berimu anak," lirih Nind
usar. Entah apa yang sedang terj
masih bercerita tentang perselingkuhan suaminya dan membuatmu jad
samar kemudian menuntun tangan
g. Hingga beberapa saat kemudian, ketika nasi di piring tingg
rtamu pagi-pagi begini." Dika bersungut-sungut
nya galak sesaat setelah
merasa heran dengan s
tanya Dika mengesampingkan sikap
patnya," ujarnya ketus, kemudian segera melenggan
embali ke dalam rumah dan menemukan istrin
an istri Ifan?" Dika bertanya setela
indi. Tanpa menoleh pada Dika, wanita it
ia ketus sekali p
dengan kain di samping wastafel karena k
ersikap ketus padamu, kenapa aku
Ketika bertengkar, orang-orang terdek
"Perempuan mana yang
enarnya ada apa dengan Nindi dan Erin? Mereka berdua s
Nindi beranjak, tetapi D
perluanku kalau kamu pergi? Nanti saja kamu ke rumah If
san penting
endiri?" tanya Dika dengan me
natap laki-laki di d
dulu," ujar Nindi pelan, kemudian bergegas pergi menin
sam