icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jejak Masa Lalu

Bab 3 Cara Dika Meminta Maaf

Jumlah Kata:2869    |    Dirilis Pada: 25/06/2022

dari ranjang karena udara dingin yang menusuk kulit. Laki-laki yang hanya mengenakan celana pendek it

. Kamu tidak takut terla

ng sibuk mendekap tubuh istrinya dan meng

ari bibir Dika yang berada di lehernya. "Ayo

u, baru setelah itu kita mandi sama-sama." Dika menurunkan baju

i, sih, Sayang? Kasihan Kak Bimo kalau restorannya r

erisik!" katanya tajam "Kalau kamu tidak mau

layangkan sebuah cubitan di perut Dika

ita itu dengan tatapan memelas. "Kamu kenapa jadi sadis seperti ini, sih, Sayang? Kamu

denganmu. Kenapa, sih,

m begini ju

" balas Ni

nti kalau aku diambil perempuan lai

ulat memandang laki-laki itu tajam, membuat Dika yang

apku begitu? Horor."

. Dengan kasar dilepaskannya pelu

i hingga perempuan itu terduduk di ran

da," ujar Dika yang merasa cemas meli

ankah tujuan bercanda adalah untuk membuat orang lain tertaw

rah dengan pandangan bersalah. Ia tak menyangk

af. Aku tidak bermaksud membuatmu

Lebih baik kamu cepat mandi, setelah itu kita sa

tu berdiri lagi. "Maafkan aku dulu, baru a

api karena tenaga laki-laki itu lebih besar

as sebelum kamu mem

ut Dika dengan keras hingga laki-laki itu

juga menahan kedua tangan Nindi di perut wanita itu. Ia tak ingin Nindi menyarangnya lagi dengan cubitan yang menyakitkan. Benar kata orang, kecem

tidak akan segan-segan berbuat kasa

dan mendelik ke arah laki-laki ya

i kilat, mengundang delik

u tanpa embel-embel s

ta, tapi Dika sama sekali tak peduli. Laki-l

n menangis kalau sakit." Dika menarik Nindi menuju ranjang. Tubuh mungil

akukan?" Nindi meman

di meja mereka. Dika bilang itu rekan sesama chefnya dan mereka terlibat obrolan seru. Iya, mereka, Dika dan perempuan itu. Nindi yang m

i perbuatan kasar Dika. Ia bahkan menangis sepanjan

perti itu. Jadi jangan salahkan aku kalau aku me

an dengan Dika. Mereka selalu menyelesaikan semua masalah

gai, membuat Nindi bergidik ngeri. Tanpa aba-aba la

air mata begitu merasakan gigi Dika melukai lehernya. Ia menco

anita itu bisa meninggalkan jejak keunguan di perutnya, ia juga bisa

ku menyerah. Aku

a melepaskan cengkeramannya pada tangan Nindi, lantas mengusap air mata wanita d

hanya kamu manusia di dunia ini yang meminta m

tidak benar-ben

i itu. Tak akan ia biarkan gigi-gigi Dika menancap lagi di leher

siap-siap berangkat kerja. Jangan sampai kamu terlambat dan Kak Bimo m

emang sering kali mengeluarkan kata-kata ajaib yang dapa

mulutnya dan satu kecupan singka

" Dika menggulingkan tubuhnya h

ujar Dika ketika melihat Nindi sudah duduk

l jangan diulangi. Aku benci kalau kamu memiliki

h Nindi dan menggenggam tanga

uan lain, itu hanya mama dan Kak Gita. Kamu juga tahu mereka puny

osi. Aku benar-benar cinta padamu, Sayang. Karena rasa cinta itu juga, aku jadi sangat takut kehilang

tetap setia di sisiku. Kamu yang paling bisa menghiburku, perempuan yang paling penurut dan pengertian, kamu juga selalu mela

sampai berjatuhan saking bahagianya. Ia selalu merasa

dakmu luntur." Dika terkekeh dan mengh

Dika dengan pelukan era

ngan pernah tinggalkan aku.

erat ketika melepas Dika pergi bekerja. Apalagi dengan laki-laki itu yang

meninggalkan kamu, Sayang,"

annya dan tersenyum pada Nindi

lesai men

i ya, Sayang. Sudah panas, 'kan?" Nindi terkekeh di akhir kalimat.

erti itu yang ia harapkan. "Aku mau man

sudah mand

bah cantik nanti ka

sebelum bibirnya terbuka, Dika sudah te

i aku jatuh." Nindi yang terk

mu mau mesra-mesraan dengan lantai, ya, tidak ma

ia benar-benar mencium lantai, lebih baik ia pasrah dengan apa yang Dika lakukan. Dikalungkan tangann

erbuatan istrinya. "A

*

ami istri itu duduk di meja makan panjang dengan kursi ti

at, hingga beberapa saat ke

menoleh ke arah Nindi. "Sesuai jadwal kencan kit

yang biasanya pulang jam sembilan malam, bisa pulang jam tiga sore ketika hari Jumat. Maka dari itu, Nindi dan Dika selalu menetapkan hari itu sebagai hari kencan merek

Aku bingung. Kita sudah sering menginap di hotel. Kita juga sudah seri

bioskop bagaimana?"

umah saja. Lebih murah, lebih nyaman, dan past

ebas melakukan apa?" tanyanya. "Oh, aku tahu. Di bioskop kamu pasti tidak bebas kalau mau

sekali maksud dari k

mu yang punya

melihat wajah

kalau kita dinner romantis? Teman SMA-ku baru saja membuka rest

a makan di restoran. Porsinya sedikit. Sudah

ke mana? Tida

i. "Oh ya, Sayang, sebenarnya aku sudah memikirkan ini dari lama.

dia

ita memberi uang. Bagaimana kalau kita memb

npa memandang Nindi. "Mama itu sudah kaya, Sayang. Apala

oleh anak laki-laki tampannya ini." Nind

bed

elum tentu lebih bagus dan mahal. Tapi, setiap memakai pemberianmu, aku selalu merasa istimewa. Aku merasa kamu begitu menghargaiku dan se

berseri-seri. Ia turut membena

angat senang saat menerimanya. Perempuan itu bahkan sering sekali memakai baju itu padahal bajunya yang lain juga banyak yang lebih bagus. Nin

n baju atau tas untuk mama.

ias. "Asal kamu yang m

karena tidak suka pada wanita yang telah melahirkannya itu, justru sebaliknya, mamanya

ering berlaku buruk padamu, tapi kamu justru membalas mama deng

a. "Jelas karena Bu Dewi sudah melahirkan Bapak Andika Mahendra yang penyayang dan perhatian

mendengar pe

hidup, pasti aku akan memperlakuk

nya pada Bang Gany."

kalau melakukannya ke Bang Gany. Kamu tahu, 'kan,

ng sebagai wali adiknya, laki-laki itu terus menunjukkan wajah garangnya pada Dika. Jika kebanyakan orang tua atau wali akan memberikan nasihat pada

hanya karena dia terlalu sayang padaku. Jadi maklum saja kalau dia sedikit pro

sa sikap dingin Gany terjadi karena laki-laki it

n baik, lama-lama Bang Gany pasti luluh.

. Dari pada ia bersusah payah mengambil hati Gany yang ketus dan dingin, lebih baik ia mengambil hati adiknya saja.

ng?" Nindi bertanya ketika mereka selesai sarapan. Dengan cekata

aan Nindi. "Kenapa harus dipotong? Me

kan pada pinggiran wastafel. Ia me

tong gajimu tanpa kamu tahu," ujar Nindi. "Memangnya Kak Bimo tidak pernah menegu

kira kesalahan ap

mbat, berarti kesalahanku tidak fatal, dan yang terpenting kinerjaku tetap memuaskan, bukan karena aku ada hubungan keluarga

h membangunkanmu pagi-pagi sekali, sudah tepat waktu menyiapkan keperlu

penampilan cantik dan badan harum seperti itu, siapa yang tahan? Ya, jadi sal

jawaban Dika. Karena kesal, ia memercikka

a-gara, ya, Ibu Nindia Putri. Kalau sampai aku ter

ke arah Dika. "Biar saja kamu terlambat. A

iri dari kursi dan mencekal tubuh N

a, tapi Dika masih tetap pada aksinya. Bahkan hin

mu." Nindi berujar lemas d

ngar suara bel, akhi

seperti ini? Mengganggu kesena

ajunya yang kusut karena ulah Dika

ri

um, terlihat lebih segar dari kemarin yang kuyu dan wajah dipenuhi air mata.

uan di sampi

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka