Jejak Masa Lalu
dari ranjang karena udara dingin yang menusuk kulit. Laki-laki yang hanya mengenakan celana pendek it
. Kamu tidak takut terla
ng sibuk mendekap tubuh istrinya dan meng
ari bibir Dika yang berada di lehernya. "Ayo
u, baru setelah itu kita mandi sama-sama." Dika menurunkan baju
i, sih, Sayang? Kasihan Kak Bimo kalau restorannya r
erisik!" katanya tajam "Kalau kamu tidak mau
layangkan sebuah cubitan di perut Dika
ita itu dengan tatapan memelas. "Kamu kenapa jadi sadis seperti ini, sih, Sayang? Kamu
denganmu. Kenapa, sih,
m begini ju
" balas Ni
nti kalau aku diambil perempuan lai
ulat memandang laki-laki itu tajam, membuat Dika yang
apku begitu? Horor."
. Dengan kasar dilepaskannya pelu
i hingga perempuan itu terduduk di ran
da," ujar Dika yang merasa cemas meli
ankah tujuan bercanda adalah untuk membuat orang lain tertaw
rah dengan pandangan bersalah. Ia tak menyangk
af. Aku tidak bermaksud membuatmu
Lebih baik kamu cepat mandi, setelah itu kita sa
tu berdiri lagi. "Maafkan aku dulu, baru a
api karena tenaga laki-laki itu lebih besar
as sebelum kamu mem
ut Dika dengan keras hingga laki-laki itu
juga menahan kedua tangan Nindi di perut wanita itu. Ia tak ingin Nindi menyarangnya lagi dengan cubitan yang menyakitkan. Benar kata orang, kecem
tidak akan segan-segan berbuat kasa
dan mendelik ke arah laki-laki ya
i kilat, mengundang delik
u tanpa embel-embel s
ta, tapi Dika sama sekali tak peduli. Laki-l
n menangis kalau sakit." Dika menarik Nindi menuju ranjang. Tubuh mungil
akukan?" Nindi meman
di meja mereka. Dika bilang itu rekan sesama chefnya dan mereka terlibat obrolan seru. Iya, mereka, Dika dan perempuan itu. Nindi yang m
i perbuatan kasar Dika. Ia bahkan menangis sepanjan
perti itu. Jadi jangan salahkan aku kalau aku me
an dengan Dika. Mereka selalu menyelesaikan semua masalah
gai, membuat Nindi bergidik ngeri. Tanpa aba-aba la
air mata begitu merasakan gigi Dika melukai lehernya. Ia menco
anita itu bisa meninggalkan jejak keunguan di perutnya, ia juga bisa
ku menyerah. Aku
a melepaskan cengkeramannya pada tangan Nindi, lantas mengusap air mata wanita d
hanya kamu manusia di dunia ini yang meminta m
tidak benar-ben
i itu. Tak akan ia biarkan gigi-gigi Dika menancap lagi di leher
siap-siap berangkat kerja. Jangan sampai kamu terlambat dan Kak Bimo m
emang sering kali mengeluarkan kata-kata ajaib yang dapa
mulutnya dan satu kecupan singka
" Dika menggulingkan tubuhnya h
ujar Dika ketika melihat Nindi sudah duduk
l jangan diulangi. Aku benci kalau kamu memiliki
h Nindi dan menggenggam tanga
uan lain, itu hanya mama dan Kak Gita. Kamu juga tahu mereka puny
osi. Aku benar-benar cinta padamu, Sayang. Karena rasa cinta itu juga, aku jadi sangat takut kehilang
tetap setia di sisiku. Kamu yang paling bisa menghiburku, perempuan yang paling penurut dan pengertian, kamu juga selalu mela
sampai berjatuhan saking bahagianya. Ia selalu merasa
dakmu luntur." Dika terkekeh dan mengh
Dika dengan pelukan era
ngan pernah tinggalkan aku.
erat ketika melepas Dika pergi bekerja. Apalagi dengan laki-laki itu yang
meninggalkan kamu, Sayang,"
annya dan tersenyum pada Nindi
lesai men
i ya, Sayang. Sudah panas, 'kan?" Nindi terkekeh di akhir kalimat.
erti itu yang ia harapkan. "Aku mau man
sudah mand
bah cantik nanti ka
sebelum bibirnya terbuka, Dika sudah te
i aku jatuh." Nindi yang terk
mu mau mesra-mesraan dengan lantai, ya, tidak ma
ia benar-benar mencium lantai, lebih baik ia pasrah dengan apa yang Dika lakukan. Dikalungkan tangann
erbuatan istrinya. "A
*
ami istri itu duduk di meja makan panjang dengan kursi ti
at, hingga beberapa saat ke
menoleh ke arah Nindi. "Sesuai jadwal kencan kit
yang biasanya pulang jam sembilan malam, bisa pulang jam tiga sore ketika hari Jumat. Maka dari itu, Nindi dan Dika selalu menetapkan hari itu sebagai hari kencan merek
Aku bingung. Kita sudah sering menginap di hotel. Kita juga sudah seri
bioskop bagaimana?"
umah saja. Lebih murah, lebih nyaman, dan past
ebas melakukan apa?" tanyanya. "Oh, aku tahu. Di bioskop kamu pasti tidak bebas kalau mau
sekali maksud dari k
mu yang punya
melihat wajah
kalau kita dinner romantis? Teman SMA-ku baru saja membuka rest
a makan di restoran. Porsinya sedikit. Sudah
ke mana? Tida
i. "Oh ya, Sayang, sebenarnya aku sudah memikirkan ini dari lama.
dia
ita memberi uang. Bagaimana kalau kita memb
npa memandang Nindi. "Mama itu sudah kaya, Sayang. Apala
oleh anak laki-laki tampannya ini." Nind
bed
elum tentu lebih bagus dan mahal. Tapi, setiap memakai pemberianmu, aku selalu merasa istimewa. Aku merasa kamu begitu menghargaiku dan se
berseri-seri. Ia turut membena
angat senang saat menerimanya. Perempuan itu bahkan sering sekali memakai baju itu padahal bajunya yang lain juga banyak yang lebih bagus. Nin
n baju atau tas untuk mama.
ias. "Asal kamu yang m
karena tidak suka pada wanita yang telah melahirkannya itu, justru sebaliknya, mamanya
ering berlaku buruk padamu, tapi kamu justru membalas mama deng
a. "Jelas karena Bu Dewi sudah melahirkan Bapak Andika Mahendra yang penyayang dan perhatian
mendengar pe
hidup, pasti aku akan memperlakuk
nya pada Bang Gany."
kalau melakukannya ke Bang Gany. Kamu tahu, 'kan,
ng sebagai wali adiknya, laki-laki itu terus menunjukkan wajah garangnya pada Dika. Jika kebanyakan orang tua atau wali akan memberikan nasihat pada
hanya karena dia terlalu sayang padaku. Jadi maklum saja kalau dia sedikit pro
sa sikap dingin Gany terjadi karena laki-laki it
n baik, lama-lama Bang Gany pasti luluh.
. Dari pada ia bersusah payah mengambil hati Gany yang ketus dan dingin, lebih baik ia mengambil hati adiknya saja.
ng?" Nindi bertanya ketika mereka selesai sarapan. Dengan cekata
aan Nindi. "Kenapa harus dipotong? Me
kan pada pinggiran wastafel. Ia me
tong gajimu tanpa kamu tahu," ujar Nindi. "Memangnya Kak Bimo tidak pernah menegu
kira kesalahan ap
mbat, berarti kesalahanku tidak fatal, dan yang terpenting kinerjaku tetap memuaskan, bukan karena aku ada hubungan keluarga
h membangunkanmu pagi-pagi sekali, sudah tepat waktu menyiapkan keperlu
penampilan cantik dan badan harum seperti itu, siapa yang tahan? Ya, jadi sal
jawaban Dika. Karena kesal, ia memercikka
a-gara, ya, Ibu Nindia Putri. Kalau sampai aku ter
ke arah Dika. "Biar saja kamu terlambat. A
iri dari kursi dan mencekal tubuh N
a, tapi Dika masih tetap pada aksinya. Bahkan hin
mu." Nindi berujar lemas d
ngar suara bel, akhi
seperti ini? Mengganggu kesena
ajunya yang kusut karena ulah Dika
ri
um, terlihat lebih segar dari kemarin yang kuyu dan wajah dipenuhi air mata.
uan di sampi
ambu