Jejak Masa Lalu
ndi
mendapati dua perempuan cantik dengan dan
i akan ada ucapan-ucapan tidak mengenakan yang ak
ali salah satu dari perempuan itu adalah
n membuat makan siang untuk calon suaminya, jadi aku temani saja k
osa dan mendapatkan balasan senyum dari wanita
tanya ketika melihat logo sebuah b
ag-nya, kemudian beruja
ni istrinya justru menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak perlu. Memang, ya, o
ing mengeluarkan kata-kata pedas untuknya. Namun, rasanya malu sekali ke
. Kamu juga harus mengantar makan siang untuk calon suamimu,
Erin, Rosa masih sempat
it Rosa sopan. Suaranya
dan Gita telah berlalu. Sejak tadi ia hanya di
k Gita. Kalau yang membawa belanjaan, aku tidak ta
ekali mulutnya. Kakak beradik k
elanjanya. Aku jadi punya ide untuk mengantar makan siang Dika gara-gara tadi
Ayo lanjut,
*
mo. Ia benar-benar mengantar makan siang untuk suaminy
n mobilnya di tempat parkir karyawan agar nanti tidak
a bagian yang sudah direnovasi dan dicat ulang, bahkan pohon akasia yang dulu menjadi tempat
ia dan Dika mulai dekat karena seringnya bertemu di tempat ini, hingga akhirnya mereka menjadi sepasang sua
karyawan untuk keluar masuk restoran. Tangannya membawa tas jinjing yang berisi kotak
kamu d
oilet dan menatapnya heran. Ia tersenyum leb
as di tangannya ia angkat untuk mempertega
h berpikir sesuatu, hingga akhirnya berucap, "Kamu ke ruang istirahat kary
a di sini?"
datang,"
a sudah, Kak, aku ke
rgi. Wanita itu tidak menyadari tatap
ndi terhuyung ke belakang. Dari dalam, seseorang yang hendak keluar
unduk. Wanita itu menutup wajahnya dengan s
nya Kak Gita, kan? Kenapa di sini?" Nindi bertanya heran. Bukannya tadi Gita bilang Rosa hendak mengantar makan
. Maaf ya, aku buru-buru." Rosa bergeg
at mata perempuan itu be
an apa yang terjadi dengan Rosa. Bukan urusannya. Leb
menemukan laki-laki itu tengah duduk seora
mendengar panggilan Nindi. Ia menatap keberadaan
" tanya Dika ketika Nindi menga
uap begitu mendapati sepir
bawa makanan agar kita bisa makan sama-sama."
dapannya. "Ini punya teman
an karena kamu ingin membuat
kan dari tadi, buktinya ini masih utu
ndi mendengar hal itu. "Ya sudah, ayo ki
hon Akasia belakang, ya
ra beranjak dari sana dengan Dik
lahnya, bisa melihat tapi tidak bisa memiliki. Makanya kamu tadi buang muka, past
alaman belakang dengan pohon Akasia yan
ng jadi pahlawan. Heran, ya, istriku ini seperti ta
nya yang berisi nasi dan ayam ke arah Dika. "Makan, S
i menarik hidung Dika agar laki-laki it
, Sayang. Enak soalnya," u
, nanti menu makan malam kita sup jari N
adari, di dalam mobilnya, seorang perempuan dengan paras rupa
a itu mulai melajukan mobilnya meninggalkan
ambu