Jejak Masa Lalu
ran rak sebuah pusat perbelanjaan. Sesekali tangannya meraih salah satu tas, meneliti bahan, model, dan
ang akhir pekan. Nindi harus berdesakan dengan pengunjung lain demi
yang cocok untuk mertuanya. Tas berwarna magenta dengan desain elegan menjadi pilihanny
" Nindi menyerahkan tas pil
membungkus tas tersebut dengan paperbag, Ni
lang. Wanita itu segera menuju tempat mobilnya terparkir dan meletakan tas ya
ketika tadi mengelilingi mall selama satu jam, ia tak merasakan apa-apa. Mu
lahnya. Ia ingin segera pulang dan menunggu Dika, tak sabar i
meraih benda pipih itu dan mendapati Erin yang ternyata menelep
Erin. A
" Suara Erin terdengar te
in. Kenapa
nting yang harus kamu lihat," ujar
lis. "Ada apa? If
n terdengar geram sekali, mungkin kar
sebut. "Dika kenapa memangnya? Dia masih
u, alamatnya akan kukirim. Jangan terlalu lama datangnya, nanti mereka sampai pergi," ujar Eri
k di ponsel Nindi. Sebuah
yang Erin berikan, tapi otaknya kesuli
akhirnya menyalakan mobilnya, melaju membelah kepa
ekali?" Erin menyambut kedata
a Erin menghampirinya di tempat parkir sebuah restoran. Iya, alamat yang Erin berikan menuju ke restoran ini
aku sedikit lama datangnya. Memangnya ada apa
an Nindi dengan tak sabar ke kursi
da dengan Rafif. Asisten rumah tangga itu tersenyum
Erin, menunjuk sebuah gedung yang berad
masuk bangunan itu. Ah, pantas saja ia merasa tidak asing denga
ka dulu ia dan Dika melewatinya, Dika pernah mengatakan ji
apa memangnya?" Nindi menatap
ahu, Nin? Tadi aku melihat Dika memasuki butik itu bersama seorang perempuan. Mereka sudah hampir satu jam di s
Dika, perempuan, dan selingkuh? Kata-kata Erin membuat tubuhnya kaku. Jantung
sesak di dada justru membuat lengku
ngkin salah orang," kata Nindi, yang sesungg
u bisa tanya Ratna k
dang mengasuh Rafif menjadi ge
butik itu?" tanya Erin, meminta
u hafal wajahnya, Bu. Tidak tahu yang tadi benar Pak Dika atau bu
atna, kemudian menatap
butik di seberang jalan untuk membuktikan kebenaran ucapannya. Namun, sebe
au bukan. Jika kita salah, pasti kita malu. Apa lagi kamu tahu sendiri bagaimana kakaknya
g temannya. Sekarang ia sadar, ini masalah Nindi, tak pantas rasanya jika ia ikut campur terlalu jauh. Akhirnya Er
layuti kepala masing-masing. Hanya terdengar suara
lalu, orang yang menjad
rin menunjuk sepasang manus
, entah siapa perempua
jalan bersisian, Nindi cemburu. Apa yang Dika lakukan di sini bersama perempuan itu, sementara dia seharusnya masih be
ga," ujar Erin yang sudah merasa
ngan Erin yang su
" lirih Nindi deng
dia jalan bersama perempuan lain!" Erin berteriak marah. Kejadian ini seolah mengingatkanny
perempuan itu di sini, sementara laki-laki itu tahu jika Nindi tak suka apabila suaminya dekat dengan perempuan lain. Namun, rasa cemas m
seberang jalan dan mendapati Dika dan perempuan itu telah memasuki mobil.
i kebenarannya dengan cara lain," ujar Erin, yang kali ini bisa
lian tunggu di sini dulu, y
guk. "Baik, B
arik tangan Nindi agar wani
n?" tanya Nindi masih
abannya karena tak lama mereka telah sampai di depan b
rada di b
ambu