icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Misteri Masalembo (Crash Landing)

Bab 10 Part-10: Kursi Nomor – 13

Jumlah Kata:2279    |    Dirilis Pada: 01/06/2022

ri - pukul 02

kelautan yang duduk di kursi nomor 12A dalam penerbangan XZ

an yang menggerayangi benaknya. Mata dia picingkan cukup lama, namun dia tak terlap jua dalam mimpinya, padahal sisa perjalanan menuju Biak masih lama. Waktu me

promi nih, padahal..... sisa perjalanan menuju Biak m

uar pesawat melalui kaca jendela. Tak disangka......, seketika dia men

arrrrr.....! .....b

....!” Rosma m

lat berliku-liku yang muncul tak jauh dari pesawat. Angkasa malam m

bola mata Rosma menangkap adanya sebuah bayangan putih yang berada tak jauh dari pesawat. Jidat Rosma berkerut-kerut meli

pun bahkan dia tekankan ke kaca jendela dengan kuat. Rosma membesarkan bola matanya, dia perhatikan dengan seksama, dan kini bayangan putih itu

ing pesawat mereka. Rosma terus mengamati, dia membuka matanya lebih lebar lagi, pesawat itu terlihat semakin jelas. Rosma memp

erlihat, begitu menyilaukan mata, menyerupai lampu mercu suar yang bersinar di malam buta. Rosma tercengang, dia semakin membelalakkan matanya. Terlihat la

.!” Ucap Rosma t

ya tuh, wajahnya mirip aku lagi.....!” Da

gosok dengan kedua tangannya karena saking tak percaya. Rosma lebih melotot lagi, lalu kembali gosok-gosok

muda mirip Rosma seperti tadi, tapi kali ini mirip nenek-nenek usia lebih dari 90 tahun. Kulit wajah wanita tua itu berkerut-kerut seperti

kaca jendela. Jaket yang dia pakai untuk menahan dinginnya malam langsung dia buka, kemudian diselimutkannya menutu

*

dem, kini Rosma dikejutkan lagi oleh suara ‘kraaak...., kraak...., kraak......’ Sepertinya terjadi retakan pada badan pesa

melongok...., penglihatan Rosma langsung tersendat. Kedua bola mata Rosma terbelalak membulat penuh m

omor 13......?” Pikiran Ros

emakin mencongakkan wajahnya lebih dekat lagi ke ar

gka itu ya.....?” Rosma

un, Rosma tahu benar itu. Di saat memasuki pesawat tadi Rosma juga sempat melihat

mpang mulai dari nomor 13A hingga 13F benar-benar ada muncul tepat di belakangnya. Di sepanjang deretan kursi itu dilihatnya ad

a juga sudah ada di sana....?” Lagi-lagi Rosma terperanjat melihat,

m ruangan pesawat itu, hingga matanya yang lelah kini tak bisa lagi dia picingkan. Rosma

i muncul di balik jendela kini tak lagi terlihat olehnya, yang tampak hanyalah lampu navigasi berwarna puti

lembut terlihat bergerak seiring lajunya pesawat. Entah mengapa, Rosma begitu tertarik melihatnya. Dia semakin mendekatkan wajahnya ke kaca je

ilustrasi gambar seekor ular naga yang keseluruhan tubuhnya berwarna putih. Atau juga kadang-kad

ri cerita mulut ke mulut, katanya di langit masalembo itu kerap sekali muncul penampakan-penampakan aneh seperti seekor ular naga berwarna putih. Terkadang mirip kuda kepang menyembu

berada di langit masalembo?” Pertanyaan itu

gkinlah...!” Desah hati Rosma menc

menyibak gundah di hatinya. Dan lagi-lagi, sesuatu yang mengejutkan menyengat penglihatan Rosma. Sebuah sambaran halilintar

t...!” Pantat Rosma

a yang disaksi

n menggelegar walau tidak tersambar. Laksana tembakan kanon roket ke udara, cahaya kilat itu berkejar-kejaran, t

s deh....!”

an listrik tegangan tinggi. Darah seakan terhenti mengalir sesaat. Cepat-cepat Rosma memaling

k jantungnya yang bergejolak menyentak-nyentak. Mengademkan kepala yang menggelegar panas w

*

perempuan usia antara 7 sampai 9 tahun yang duduk di sana, serta banyaknya lagi penampakan aneh lai

berangkatan tadi juga tersiar kabar bahwa dua buah pesawat hilang s

ke belakang sembari memanjakan punggungnya di sandaran kursi, namun pikiran Rosma tetap saja tak bisa tenang. Walaupun han

lalu dia jentik-jentikkan di jidat. Seperti orang kurang kerjaan, begitulah tingkah Rosma kini terlihat. Bahkan juga, jari telunjuknya itu kemudian dia jilat-jilat,

e arah penumpang, pramugari itu buru-buru melangkah menuju kabin pesawat bahagian belakang. Entah gerangan apa sebenarnya yang ada da

ari itu. Hingga pramugari itu menghilang di balik tirai kabin

n boneka dengan teman-temannya. Begitu kerasnya suara itu terdengar hingga menusuk-nusuk tajam gendang telinganya. Rosma tahu pasti arah datangnya suara itu, berasal dari ruangan kabin pesawat

emudian....., suara-suara misterius itu muncul lagi. Kali ini yang didengar oleh Rosma adalah suara-suara tangisan bayi. Suara itu tak henti-hentinya terd

swa ilmu kelautan yang duduk di kursi 12B, tepat di sampingnya. Danu memejamkan mata sedang tidur, tapi kaki dan tangan

gunkan. Danu masih memejamkan ma

anggil Rosma kesal. Headset yang a

.! kok kasak-kusuk begitu....!” Ger

yang aneh

angan usil

tuh ada se

h. Mahasiswa penakut itu langsung membuka bola ma

wajah kamu sampai p

t ini, soalnya dari tadi aku dengar ada suara bayi nangis, dan juga anak kecil t

.? yang benar saja kamu itu Ros..

swear deh, aku

g pada tidur.” Pandangan Danu mengelilingi ruangan pesawat

benar dengar kok Dan.

, ngaco aja

u harus berpura-pura kalau aku memang

ja itu mungkin....!” S

i..., hih, terdengar bergema, lihat kulit aku jadi merinding begini.” Rosma terli

Ros..? aku jadi bingung.” Danu ikut-ikutan tegang. Ketakutan mulai m

ncul lagi....!” Rosma kini

uara apa maksud kamu.!” Kulit wajah

menangis....., nah sekarang mereka malaha

!” Danu meninggik

ruangan kabin pesawat. Namun Danu tak mendengarkan suara apa-apa di sana. Pan

uk jidat. Dia juga berdiri, kemudian ikut mencari-cari, walau dia sendiri tak tahu apa sebenarnya yang harus dia cari. Danu melongokkan kepala k

da suara bayi

an, aku men

ng-orang malah semakin nyenyak tidurnya, mana a

, aku nggak main-main lho, a

g kamu masih

sekarang.” Rosma memasang telinganya tajam-tajam, ra

u atau anak kecil tertawa yang kamu denga

ngis dan ada juga yg ketaw

nggak den

amu nggak dengar...?”

ini aku dengar Ros.”

ara apa

ra orang

yeeeeeeee

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Part-1: Gadis Mata Biru2 Bab 2 Part-2: Pengorbanan Seorang Perwira3 Bab 3 Part-3: Don't Call Me Mam4 Bab 4 Part-4: What is Your Flight Number.... 5 Bab 5 Part-5: Mimpi Seram6 Bab 6 Part-6: Sambaran Misterius7 Bab 7 Part-7: Makhluk Berwajah Gosong8 Bab 8 Part-8: Jin laut Pembawa Pesan 9 Bab 9 Part-9: Bayangan Sesosok Tentara10 Bab 10 Part-10: Kursi Nomor – 1311 Bab 11 Part-11: Kuntilanak Berambut Panjang12 Bab 12 Part-12: Rantai Cumulonimbus13 Bab 13 Part-13: Kanal Halilintar14 Bab 14 Part-14: Cockpit Chaos15 Bab 15 Part-15: Kabin Yang Terhempas16 Bab 16 Part-16: Menembus 1.600 Feet 17 Bab 17 Part-17: Objek Misterius 18 Bab 18 Part-18: Fenomena Black Hole19 Bab 19 Part-19: I’m So Scared20 Bab 20 Part-20: Karbon Monoksida 21 Bab 21 Part-21: We Can’t Make It22 Bab 22 Part-22: Jejak Virtual Yang Melengkung23 Bab 23 Part-23: Teror Arwah Gentayangan24 Bab 24 Part-24: Alam Bawah Sadar-1 (Pulau Gersang)25 Bab 25 Part-25: Alam Bawah Sadar-2 (Hantu Pocong)26 Bab 26 Part-26: Raga Yang Terjerembab 27 Bab 27 Part-27: Pukul Berapakah Sekarang.... 28 Bab 28 Part-28: Waktu Yang Membeku29 Bab 29 Part-29: Jasad Yang Lenyap30 Bab 30 Part-30: Wajah Kusam Seorang Pramugari31 Bab 31 Part-31: Lelaki Yang Tak Bernyawa32 Bab 32 Part-32: And.... That Storm, Where Are They Now.. 33 Bab 33 Part-33: Bom Udara - Killer-Cloud34 Bab 34 Part-34: Bagai Tujuh Warna Pelangi35 Bab 35 Part-35: Radar Screen 36 Bab 36 Part-36: Ditabok Bini Muda37 Bab 37 Part-37: A Sweet Touch38 Bab 38 Part-38: Radar T.C.A.S39 Bab 39 Part-39: Descend To 20.000 Feet40 Bab 40 Part-40: Are We Going To Crash 41 Bab 41 Part-41: Siluman P-47 Thunderbolt 42 Bab 42 Part-42: B-25 Mitchell : A Ghost Plane43 Bab 43 Part-43: Mayday... Mayday... Mayday...44 Bab 44 Part-44: Frekwensi Radio45 Bab 45 Part-45: Menembus Normandia46 Bab 46 Part-46: Terjerembab Dalam Perang Dunia Ke Dua47 Bab 47 Part-47: Teror Makhluk Siluman48 Bab 48 Part-48: Tubuh Membara Seorang Perwira49 Bab 49 Part-49: Asap Yang Tersisa50 Bab 50 Part-50: Keresahan Dalam Pesawat