icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Misteri Masalembo (Crash Landing)

Bab 3 Part-3: Don't Call Me Mam

Jumlah Kata:2380    |    Dirilis Pada: 23/05/2022

setelah kecelakaan pesawa

Desember: puku

*

an begitu panjang penuh sesak. Penumpang pesawat membludak, penjualan tiket on-line meledak-ledak. Maskapai penerbangan kaya mendadak, pilot d

tanya ke sana kemari. Keberangkatan banyak yang delay.....? Tapi itu kan suatu hal yang sudah biasa terjadi. Calon penumpang terlihat adu urat

nita tak kalah sengitnya juga terdengar di antara hiruk-pikuk suasana ruang tunggu keberangkatan pesawat di malam itu. “Hei playboy

mang playboy cap kodok..!” Begitu aksen wanita itu mencak-mencak melalui handphone barunya

XZ-1949 yang akan berangkat menuju Biak pukul 23:45. Tak peduli baginya penumpang lain yang berada di sekitar sana. Tiga menit lamanya dia mencak-mencak, entah mengapa suara Li

hat berwibawanya dia. Pangkatnya saja kapten, terlihat jelas dari tanda tiga garis strip kuning yang melekat di kedua bahunya. Dia itu ternyata seorang perwira penerbang, bahkan

i beringas. “Hei enak saja kamu ya..!” Teriak Lisa lagi melaui handphon

angeran haah......? benar-benar memalukan tak tahu diri kamu..! petantang petenteng hanya jual tampang....! padahal kamu itu pengan

berakting pura-pura malu. Kedua bola mata Lisa yang genit kembali beraksi. Seragam yang dikenakan oleh pemuda itu dia perhatikan, termasuk atribut kemiliteran yang Lisa sendiri tak

Gadis itu kesal, belum puas lagi tatapan matanya yang genit itu beraksi, namun dirinya kini sudah terusik lagi, seketika itu juga handphonenya

dah ya.....! aku sudah muak dengan kamu.....! dasar lelaki pengangguran....., kamu memang

ingkat, sesingkat-singkatnya. Hanya dua kata, handphone itu langsu

ai hari ini, mulai jam ini, dan detik ini juga, pokoknya detik ini juga putus, titik....!”

ui handphone, seram tapi menggelikan. Padahal, penumpang lain yang berada di dekatnya mendengar semua apa yang dia katakan. Namun

h..!” Begitu mu

jata. Musuhnya adalah ‘play boy cap kodok’ seperti apa yang dia sebut-sebut di handphone tadi, d

raksi untuk memancing perhatian. Sejenak Lisa masih berdiri di sana sembari mencuri pandang, namun pemuda itu semakin tak menghiraukan. Dia bahkan kembali membolak-balik

*

l 11.07 malam, menit-menit menghampiri pergantian tahun semakin mendekat. Sampai saat it

ffic light’ lampu merahnya di atas sana, apalagi yang namanya razia gabungan atau operasi zebra, tentu saja itu tak pernah ada. Jam keberangkata

g sempat ngorok dalam ruang tunggu juga ada. Yang bengong lalu-lalang tak tentu arah banyak juga. Kalau yang ber

aupun dipenuhi asap rokok memedihkan mata, namun mereka tetap duduk dengan tenang sembari menikmati hisap

**

a muda usia dua puluh tujuh tahun yang doyan membaca. Hiruk-pikuk lalu-lalang ratusan orang penumpang yang semakin merajalela dia dalam ruangan tu

u melanjutkan bacaannya, tiba-tiba saja dia kembali di usi

kah kursi ini sedang kosong.........? Suara seorang wanita tiba-tiba saja

a yang sangat sempurna kecantikannya. Kedua bola mata wanita itu berwarna biru keabu-abuan. Luar biasa...., begitu memukau terlihat. Beberapa saat, kedua tatapan mereka saling bertubrukan satu

au, hingga membuat Adam seolah-olah tak sanggup melepaskan tatapannya. Wanita itu juga tak kalah kagumnya melihat Adam, seorang pemuda berpakai

sanggup mengedipkan mata, seakan-akan tengah berada di alam bawah sadar mereka. Adu tatap di antara mereka akhirnya terhenti di saat panggilan boarding naik pesawat terdengar dari pen

Di sana memang tergeletak sebuah tas ransel tempur yang cukup berat milik Adam. Pemuda itu menganggukkan kepala, dia paham apa yang dimaksud oleh wa

oleh penumpang lain dengan begitu saja di sana, begitu jorokk kelihatannya. Tak pakai tunggu lama, pemuda itu langsung

...tuan, tak usah repot-repot dibersihkan, biar

ut. Sepertinya dia tak memedulikan, Adam tetap saja membersihkan kursi itu hin

asih banyak tuan....... Ucapan terima kasih wani

.....sama-sama........ Adam

mengarah pada pemuda itu. Adam dilihatnya kembali melanjutkan bacaannya. Sebuah buku dengan judul “Electromagnetic Induction” setebal 240 halaman di

ah buku dengan ratusan halaman jumlahnya kemudian dia buka dan dia ba

ihatnya sebuah boarding pass tak sengaja tergeletak di atas lantai tepat di samping kakinya, sepertinya baru

apa Adam. Dia memanggil wanita itu dengan s

tapi saya rasa ini adalah boarding pas milik anda.......

oarding pass saya........? Wanita itu m

k.” .......ya bu, saya lihat tadi terjatuh

erima kasih banyak tuan...... Bule itu m

....dengan senang hati.

erlihat cukup tebal, buku itu dalam bahasa Jerman. Sepertinya buku itu seputaran ilmu Astrofisika

*

ntre menuju pintu keberangkatan. Ribut suara kasak-kusuk yang terdengar mengalahkan volume suara dari pengeras suara. Wanita itu ragu-ragu apakah itu juga penerbangan untuk

...... Sapa bule itu begitu sopan. Pemuda itu be

ya bu..... Adam juga

.......maaf sekali, sebenarnya saya tak ingin mengganggu anda......

....oh, itu tak masalah bu, ada yang bisa saya bantu bu...

ngomong, apakah anda tahu nomor penerbangan itu........? Wanita itu me

....... Adam ikut memperhatikan. Dia juga tak begitu yakin d

ou.” .........tapi biar saya ca

keliling. Kedua bola matanya kemudian terhenti pad

at ke Manado, coba anda lihat ke sana........ Tunjuk Adam pada sebuah layar monitor yang tersembuny

.......oh ya, saya lihat itu, ternyata bukan penerbangan saya, walau bag

....oh itu tak masalah bu.......

kurang berkenan karena terus menerus dipanggil ‘mam’ oleh Adam. Sebelum wa

w.?” ..........tolong jangan panggil saya ibu, umur saya baru 21 tahun, anda tahu

_________________

l ibu, umurnya saja baru 21 tahun, sangat muda sekali,

_________________

juga minta maaf...... Adam keceplosan bicara, dia

senyumannya mendengar kata ‘mam’ yang

an, panggil saja saya Ingrid....... Pinta w

**

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Part-1: Gadis Mata Biru2 Bab 2 Part-2: Pengorbanan Seorang Perwira3 Bab 3 Part-3: Don't Call Me Mam4 Bab 4 Part-4: What is Your Flight Number.... 5 Bab 5 Part-5: Mimpi Seram6 Bab 6 Part-6: Sambaran Misterius7 Bab 7 Part-7: Makhluk Berwajah Gosong8 Bab 8 Part-8: Jin laut Pembawa Pesan 9 Bab 9 Part-9: Bayangan Sesosok Tentara10 Bab 10 Part-10: Kursi Nomor – 1311 Bab 11 Part-11: Kuntilanak Berambut Panjang12 Bab 12 Part-12: Rantai Cumulonimbus13 Bab 13 Part-13: Kanal Halilintar14 Bab 14 Part-14: Cockpit Chaos15 Bab 15 Part-15: Kabin Yang Terhempas16 Bab 16 Part-16: Menembus 1.600 Feet 17 Bab 17 Part-17: Objek Misterius 18 Bab 18 Part-18: Fenomena Black Hole19 Bab 19 Part-19: I’m So Scared20 Bab 20 Part-20: Karbon Monoksida 21 Bab 21 Part-21: We Can’t Make It22 Bab 22 Part-22: Jejak Virtual Yang Melengkung23 Bab 23 Part-23: Teror Arwah Gentayangan24 Bab 24 Part-24: Alam Bawah Sadar-1 (Pulau Gersang)25 Bab 25 Part-25: Alam Bawah Sadar-2 (Hantu Pocong)26 Bab 26 Part-26: Raga Yang Terjerembab 27 Bab 27 Part-27: Pukul Berapakah Sekarang.... 28 Bab 28 Part-28: Waktu Yang Membeku29 Bab 29 Part-29: Jasad Yang Lenyap30 Bab 30 Part-30: Wajah Kusam Seorang Pramugari31 Bab 31 Part-31: Lelaki Yang Tak Bernyawa32 Bab 32 Part-32: And.... That Storm, Where Are They Now.. 33 Bab 33 Part-33: Bom Udara - Killer-Cloud34 Bab 34 Part-34: Bagai Tujuh Warna Pelangi35 Bab 35 Part-35: Radar Screen 36 Bab 36 Part-36: Ditabok Bini Muda37 Bab 37 Part-37: A Sweet Touch38 Bab 38 Part-38: Radar T.C.A.S39 Bab 39 Part-39: Descend To 20.000 Feet40 Bab 40 Part-40: Are We Going To Crash 41 Bab 41 Part-41: Siluman P-47 Thunderbolt 42 Bab 42 Part-42: B-25 Mitchell : A Ghost Plane43 Bab 43 Part-43: Mayday... Mayday... Mayday...44 Bab 44 Part-44: Frekwensi Radio45 Bab 45 Part-45: Menembus Normandia46 Bab 46 Part-46: Terjerembab Dalam Perang Dunia Ke Dua47 Bab 47 Part-47: Teror Makhluk Siluman48 Bab 48 Part-48: Tubuh Membara Seorang Perwira49 Bab 49 Part-49: Asap Yang Tersisa50 Bab 50 Part-50: Keresahan Dalam Pesawat