Misteri Masalembo (Crash Landing)
setelah kecelakaan pesawa
Desember: puku
*
an begitu panjang penuh sesak. Penumpang pesawat membludak, penjualan tiket on-line meledak-ledak. Maskapai penerbangan kaya mendadak, pilot d
tanya ke sana kemari. Keberangkatan banyak yang delay.....? Tapi itu kan suatu hal yang sudah biasa terjadi. Calon penumpang terlihat adu urat
nita tak kalah sengitnya juga terdengar di antara hiruk-pikuk suasana ruang tunggu keberangkatan pesawat di malam itu. "Hei playboy
mang playboy cap kodok..!" Begitu aksen wanita itu mencak-mencak melalui handphone barunya
XZ-1949 yang akan berangkat menuju Biak pukul 23:45. Tak peduli baginya penumpang lain yang berada di sekitar sana. Tiga menit lamanya dia mencak-mencak, entah mengapa suara Li
hat berwibawanya dia. Pangkatnya saja kapten, terlihat jelas dari tanda tiga garis strip kuning yang melekat di kedua bahunya. Dia itu ternyata seorang perwira penerbang, bahkan
i beringas. "Hei enak saja kamu ya..!" Teriak Lisa lagi melaui handphon
angeran haah......? benar-benar memalukan tak tahu diri kamu..! petantang petenteng hanya jual tampang....! padahal kamu itu pengan
berakting pura-pura malu. Kedua bola mata Lisa yang genit kembali beraksi. Seragam yang dikenakan oleh pemuda itu dia perhatikan, termasuk atribut kemiliteran yang Lisa sendiri tak
Gadis itu kesal, belum puas lagi tatapan matanya yang genit itu beraksi, namun dirinya kini sudah terusik lagi, seketika itu juga handphonenya
dah ya.....! aku sudah muak dengan kamu.....! dasar lelaki pengangguran....., kamu memang
ingkat, sesingkat-singkatnya. Hanya dua kata, handphone itu langsu
ai hari ini, mulai jam ini, dan detik ini juga, pokoknya detik ini juga putus, titik....!"
ui handphone, seram tapi menggelikan. Padahal, penumpang lain yang berada di dekatnya mendengar semua apa yang dia katakan. Namun
h..!" Begitu mu
jata. Musuhnya adalah 'play boy cap kodok' seperti apa yang dia sebut-sebut di handphone tadi, d
raksi untuk memancing perhatian. Sejenak Lisa masih berdiri di sana sembari mencuri pandang, namun pemuda itu semakin tak menghiraukan. Dia bahkan kembali membolak-balik
*
l 11.07 malam, menit-menit menghampiri pergantian tahun semakin mendekat. Sampai saat it
ffic light' lampu merahnya di atas sana, apalagi yang namanya razia gabungan atau operasi zebra, tentu saja itu tak pernah ada. Jam keberangkata
g sempat ngorok dalam ruang tunggu juga ada. Yang bengong lalu-lalang tak tentu arah banyak juga. Kalau yang ber
aupun dipenuhi asap rokok memedihkan mata, namun mereka tetap duduk dengan tenang sembari menikmati hisap
**
a muda usia dua puluh tujuh tahun yang doyan membaca. Hiruk-pikuk lalu-lalang ratusan orang penumpang yang semakin merajalela dia dalam ruangan tu
u melanjutkan bacaannya, tiba-tiba saja dia kembali di usi
kah kursi ini sedang kosong.........? Suara seorang wanita tiba-tiba saja
a yang sangat sempurna kecantikannya. Kedua bola mata wanita itu berwarna biru keabu-abuan. Luar biasa...., begitu memukau terlihat. Beberapa saat, kedua tatapan mereka saling bertubrukan satu
au, hingga membuat Adam seolah-olah tak sanggup melepaskan tatapannya. Wanita itu juga tak kalah kagumnya melihat Adam, seorang pemuda berpakai
sanggup mengedipkan mata, seakan-akan tengah berada di alam bawah sadar mereka. Adu tatap di antara mereka akhirnya terhenti di saat panggilan boarding naik pesawat terdengar dari pen
Di sana memang tergeletak sebuah tas ransel tempur yang cukup berat milik Adam. Pemuda itu menganggukkan kepala, dia paham apa yang dimaksud oleh wa
oleh penumpang lain dengan begitu saja di sana, begitu jorokk kelihatannya. Tak pakai tunggu lama, pemuda itu langsung
...tuan, tak usah repot-repot dibersihkan, biar
ut. Sepertinya dia tak memedulikan, Adam tetap saja membersihkan kursi itu hin
asih banyak tuan....... Ucapan terima kasih wani
.....sama-sama........ Adam
mengarah pada pemuda itu. Adam dilihatnya kembali melanjutkan bacaannya. Sebuah buku dengan judul "Electromagnetic Induction" setebal 240 halaman di
ah buku dengan ratusan halaman jumlahnya kemudian dia buka dan dia ba
ihatnya sebuah boarding pass tak sengaja tergeletak di atas lantai tepat di samping kakinya, sepertinya baru
apa Adam. Dia memanggil wanita itu dengan s
tapi saya rasa ini adalah boarding pas milik anda.......
oarding pass saya........? Wanita itu m
k." .......ya bu, saya lihat tadi terjatuh
erima kasih banyak tuan...... Bule itu m
....dengan senang hati.
erlihat cukup tebal, buku itu dalam bahasa Jerman. Sepertinya buku itu seputaran ilmu Astrofisika
*
ntre menuju pintu keberangkatan. Ribut suara kasak-kusuk yang terdengar mengalahkan volume suara dari pengeras suara. Wanita itu ragu-ragu apakah itu juga penerbangan untuk
...... Sapa bule itu begitu sopan. Pemuda itu be
ya bu..... Adam juga
.......maaf sekali, sebenarnya saya tak ingin mengganggu anda......
....oh, itu tak masalah bu, ada yang bisa saya bantu bu...
ngomong, apakah anda tahu nomor penerbangan itu........? Wanita itu me
....... Adam ikut memperhatikan. Dia juga tak begitu yakin d
ou." .........tapi biar saya ca
keliling. Kedua bola matanya kemudian terhenti pad
at ke Manado, coba anda lihat ke sana........ Tunjuk Adam pada sebuah layar monitor yang tersembuny
.......oh ya, saya lihat itu, ternyata bukan penerbangan saya, walau bag
....oh itu tak masalah bu.......
kurang berkenan karena terus menerus dipanggil 'mam' oleh Adam. Sebelum wa
w.?" ..........tolong jangan panggil saya ibu, umur saya baru 21 tahun, anda tahu
_________________
l ibu, umurnya saja baru 21 tahun, sangat muda sekali,
_________________
juga minta maaf...... Adam keceplosan bicara, dia
senyumannya mendengar kata 'mam' yang
an, panggil saja saya Ingrid....... Pinta w
**