icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Karma Masalalu

Bab 4 Perasaan Apa Ini

Jumlah Kata:1459    |    Dirilis Pada: 08/02/2022

u lagi, aku akan kembali dengan aktivitas menganggurku. Juga, meninggal

warna dan setiap momennya terasa mengesankan. Aku memiliki banyak teman dari kalangan emak-emak beranak

dewasanya yang membuatku mem

rah dirinya, saat peserta lain gak mau menyapu

perhatian. Dapat ku simpulkan dari gerak geriknya yang dia lakukan kepadaku. Tapi, dia baik. Su

tumpangan saat pulang, meski dia t

memiliki nama yang bagus ternyata. Tiga kata namanya berasal dari bahasa arab semua.

ngan Barik, aku lebih suka memang

itu mengingatkanku dengan temanku SMK dul

i Sab?" tanya Pak Ketu begitu kami duduk bersebelahan

i beranda Facebook milikku. Aku menulis cerita itu hanya untuk mengisi kekoson

sisa minuman di bibirku, usai menenggak minuman ekst

tarik baca yang begituan

as dalam dunia baca membaca. Dan

Kalo gak lucu,

yang kami bicarakan lagi, hanya terdengar suar

ng seperti ini. Padahal kami sering bahkan bisa

dibicarakan, dan kesimpulannya

n aja. B

pnya, lalu mengalihkan pandang saat

o enggak, apaan ya

ulis cerita kayak gi

Bisa. Bayangin aja dulu. Banyakin

ya, banyaki

senyum, dan menatapnya. "Iya

ok. Ke kanto

. Gak berkata apa-apa, Barikli bangkit dari duduknya, berlalu

ang panjang melangkah dengan begitu maskulin. Bokongnya tampak begitu seksi, terbalut celana Chi

*

adalah larangan bagiku untuk memakai celana. Celana apapun kecuali celana dalam. Jadi intinya, Bapak hanya memperbolehkank

dengan memperlihatkan aurat, tapi apa salahnya kalo aku memaka

juga gak kel

n adalah aktivitas dengan banyak gerak. Berhubung jadwal pelatihan hari ini adalah membuat sa

Gak ada yang terlihat menonjol, dan gak ada lekukan tubuh yang

" tanyaku pada Mbak Rita ya

pain disini. Sana i

h pun, aku mau

u lalu

tan andil dalam proses memanggang sate. Baik sih, tapi kasihan nanti k

arena hanya mendapat aroma satenya saja. S

kalah penting ada guru pembimbing. Alhasil aku hanya menyaksikan dari depan pintu, sambil scroll beranda

u C

. Padahal cowok itu tadi ikut kipas

jauhkan diri dari sesi capernya Tino. Gak mau jadi bape

kehadirannya, dia beranjak pergi. Kembali bergabung den

gus yang sibuk membolak-balikan sate agar matang merata, sementara cowok-cowok k

nemukan bahwa sosok itu lagi rebahan di atas kursi yang disusun mem

njadi pemantik darahku hingga rasanya mulai mendidih. Ada rasa gak suka saat melihat Barik

ma kali membuka menu pesan di Facebook. Kukira, chattingan yang kami lakukan, adalah sebagai bentuk ketertarikanny

ut wajah yang aneh. Garis wajahnya menggambarkan keasingan, juga t

ketertarikanku dengannya. Mulai memperhatikan dia dari jauh, menatapnya diam-diam sos

makai kaos hitam, dengan celana Chino ketat warna krem. Betisnya yang ramp

ngan dia memiliki pacar diluar sana. Masuk akal memang. Dengan wajah s

guman saja. Aku gak boleh sampai jatuh cinta.

yang beranjak pulang mengendarai motornya

geser tubuh ke pinggir jalanan, agar orang lain yang lewat gak terganggu, langkahku lalu terhenti saa

kan mereka. Gak berniat membantu mesk

motornya, dan hendak berlalu, aku berseru

. Mungkin Bagus malu untuk menyapaku balik, sama juga dengan Barikli. Meskipun cowok si ket

pulan

ah gak kelihatan lagi, aku terhenyak dengan kemun

jawabku

ng langsung kutolak cepat. Cowok itu langsun

an rumah. Ibu pasti langsung mencak-mencak gak karuan begit

pala, lalu segelintir kalimat ce

apakmu itu Kyai. Panutan warga disini. Tukang ceramah yang baik ke orang-orang. Kalo anak

u akan menghemb

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka