icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Karma Masalalu

Bab 9 Melepas Kesucian

Jumlah Kata:2526    |    Dirilis Pada: 08/02/2022

andar gak sekalipun mengucapkan kata mengeluh. Satu kata 'lelah' atau mungkin 'capek' gak pernah terd

banget. Dud

mes. Ma

s. Beli m

n. Pinjam

menyumpal kedua telingaku, agar gak mendengar semua keluhan itu.

a. Memejamkan mata sejenak, menikmat

dari dua belas jam. Barikli yang mengajakku kesana, ke Kampung Coklat. Membelikanku banyak coklat, sampai aku mabuk

anak sekolah studytour. Kami disana banya

Makam Bu

awal kami akan pulang sore tadi, tapi

telat pulang. Padahal setau Ibu, aku kerja

ja langsung ke

Ibu. Semoga Ibu percaya kar

rumahnya. Tempat pelarian terakhir kalo kamarku sudah ga

nya adalah pesantren. Tapi aku nggak, hanya num

eru Barikli langsung m

g berkendara. Terlalu nyaman bersandar di punggung Barikli

ma ya Ki?

harus sampai rumah sebelum pukul sepuluh. Agar, waktu tidurku nggak berkurang, de

Belum keluar lho ini. K

melihat gelenganku sebagai jawaban, karena

sampe rumah, terus tidur," lagi d

ja cari tempat t

"Enggak-enggak. Lanjut

pinggang Barikli, aku kemb

dah kukatakan, kalo mantanku entah berapa lusin.

ya sebatas itu. Meskipun aku tau dan faham betul, karena aku lulusan pesantren, tidak. Jangan baha

kan berboncengan dengan cowok bukan mahram sekalipun ad

dengan bangga melakukannya, sekalipun Allah sudah

njut aja sampe rumah," protesku saat

Barikli menyuruhku turu

ban motor, dan hasilnya memang

t pinjaman dari Barikli. Mengabaikan Barikli yang seharusnya sang

ujung sana. Jarak lampu satu dengan yang lainnya terbilang cukup jauh. Dan jal

jalan tikus, agar cepat sampai ke rumah. Kalo saja tau keadaannya

emas. Malam akan semakin larut. Ak

ya lalu menuntun motor. Aku mengangguk, lal

disusul seorang pria bertubuh ringki

r tiga pria lain yang bertubuh kekar, penuh otot, juga t

pada Barikli. Orang-orang itu menghampiri kami, tampak bengis dari raut wajahnya yang berminy

ang berbadan kekar seperti preman yang kulihat di TV. Bukan seperti,

os," kata

erat, saat preman kurus itu mendekat ke arahku. Jantungku jumpalitan gak k

bakalan nyerang, ka

kan aksi apapun. Dia hanya diam di tempat, seperti memang men

. Aku takut."

i aku berada di samping seorang pendekar pencak silat. Hampir lupa, kalo Barik

ng yang dipanggil 'bos' menggetarkanku. Menambahi rasa ketakutanku

iperkosa Ki,

kehilangan keperawanan. Para preman beringas itu, sangat menakutkan. Satu air mataku yang g

adi Sab. Aku bakal

li untuk pria kurus yang tangannya hend

ti. Aku mau m

bergetar menahan isak tangis, aku me

. Itu gak adil. Bahkan gak ada yang namanya pertandingan satu bandin

kan, aku hanya terus menyaksikan perke

ertolongan. Tapi nihil, disini sepi. Hanya suara gedebuk dar

kulihat. Tapi, itu nyata, aku menyaksikan perke

yang kulihat? Kagum dengan sosoknya yang semakin memp

r, juga otot di rahangnya yang mengeras, didukung dengan matanya y

bisa menunjukkan sorot matanya yang sayu. Itu menakutka

h. Terbujur kesakitan di aspal rusa

preman itu dengan kilat menghampiriku, menceka

engan yang tersaji pisau menghunus

riakku memint

ampiriku, tubuhnya langsung limbung saat seorang preman yang terbaring di sebelahnya

maafkan aku kalo ini karma dari kebohon

#

uar batas kemampuan. Fahamkan kalo dari setiap musib

saat aku mengeluarkan uang yang

h," kataku

rmasuk handphone milik Barikli, tapi untungnya motor masih aman. Aku lupa bersyuku

ajahnya penuh kebiruan, bekas tonjokan

ang segini apa kita bisa

dinya berupa seratus ribuan, lalu kubelikan minum saat di Candi P

anganku dengan Ratna dulu saat para pre

ak-ngacak dalaman juga," jawabku setelah Ratna melontarkan pertanyaan ten

alam bra. Hanya handphone, karena dompetku gak ada uangnya, hanya berisi k

up buat sampai rumah. Cuma, kayakn

nep gimana? Dimana? Ter

an nyenyak nanti. Masalah kebohonganku tentang tidur di rumah Lala, harusnya bisa apik tertutupi. A

angannya yang gatal untuk gak mengusik memar di wajahnya. "Bengkel j

hanya ragaku saja yang lelah, tapi ji

ban, terus pulang. Tujuh puluh ribu cukup

ak. Segera aku menutup mulut, karena gak so

ku bisa tidur di

lurkan tangan, mengaja

a saat tanganku meraih uluran tangannya. Tangann

rcerita mengapa dia hafal daerah sini, karena tempat psg nya dulu gak jauh dari sin

ngan dibuka kecuali aku. Kalo aku kesini, aku bakal bilang kalo itu aku," pe

idur di luar?"

a yang dingin. Berada di kota orang yang aku gak tau seberapa kejamnya kota

an kok. Aku cowok, a

aja. Tanpa berkata lagi, dia melangkah meninggalkanku, hingga bibirku denga

rikli bahwa kami hanya akan tidur berjarak, dan gak akan

esuai dengan harganya yang murah, kami bersepakat untuk gak ber

et. Aku minta selim

putih yang gak terlalu tebal ke arah Ba

ergandengan tangan, berdua di satu ruangan terkunci di kota ora

g kutakutkan itu, bukannya takut dengan Barikli yang bisa saja gelap mata, dan mendadak menyerangku. Memperkosaku, lalu memutilasiku

kan itu, meyakinkan kalo Barikli adalah cowok yang b

mutari neuronku, membuatku berfikir lagi, apakah ini adalah ke

gan terus menimbang, aku mengan

amu gak akan jahat selama aku tidur k

rat kelelahan hadir di wajahnya yang

utan setan, terus memperkosaku," Terangku

isa-bisanya kamu be

buruk yang terlintas, maka aku akan bisa

limut, dengan tas sebagai bantal, cowok itu sudah t

g pertama kali kudengar sete

Aku terbangun karena meracau dan tubuhku kelonjotan dengan se

posisi tidur. Barikli bangkit, denga

atanya, lalu menghenyakkan pantat

cau Ki."

ku tidur di rumah. Ibu akan membangunkanku dan mem

acau karena kelelahan. Rasanya kakiku linu banget, terus

yak?" tanyanya. Aku diam, mengabaik

kiku, lalu tekanan mengenakkan kurasakan di

ran negatif yang ada di otakku sudah kuhilangkan. Aku p

a yang mengejutkanku karena

atapku sayu penuh kagum, lalu tangannya memasukkan rambutku yang keluar dari hijab yang kupakai. Perla

intim ini. Meskipun ketampanannya tertutup luka kebiruan, pesonanya masih tetap bisa kulihat. Uj

ng mancung miliknya. Gelagapan, aku langsun

lucu banget. Boleh ya," pintany

ng akal, dan malah terbuai dengan se

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka