Karma Masalalu
Aku segera meletakkan kalamullah di rak paling atas. Ters
baik kepadaku. Yang mampu membuatku sadar dan seg
ena setengah jam melantunkan surah-surah Al-Quran. Aku gak akan in
diri. Betapa banyak dosa dan kesalahan
pernah kuhafal saat di pesantren. Murojaah setiap
an hafalan? Aku takut besok di akhirat Al-Qur
k perempuannya, menjadikan aku menciut, membebani fikiranku dengan pertanyaan, "Apa aku pant
kalimat lain menyangkal, "Emang beneran k
au dengan apa yang Tuhan rencanakan. Jadi
ipun itu keinginan terbesarku, ataupun bukan aku yang mendampingi
nantu seorang hafidzah meskipun aku bukan hafid
beli
erjaanku, aku mulai melayani u
ng biasan
rena kalimatnya yang ambigu, aku tersenyum
anda, tapi aku lagi gak mau diajak bercandaan. Kalo pun dia serius aku gak mau juga serius, lalu
as?" kataku lagi karena cowok
a, karena setiap kali mengi
mer Mbaknya aku
ga? Pulsanya jadi berapa Mas? Nomernya mana
ari pandanganku. Semoga dia gak kapok kesini, hanya ga
arena, gak banyak orang yang akan kutemui, yang minta kulaya
ng asing, terlebih mayoritas yang kutemui
kupermasalahkan adalah, kalo yang datang itu cowok-cowok muda yang bertitle jomblo. Mint
tanya, "Buat apa ya Mas?
"Nomer kamu aja, biar
ya gak bisa digunakan, padahal data selulernya belum dinyalakan. Menghadapi
ni, aku merasa kalo wajahku de
arikli aku tersenyum. Foto ini kami ambil, satu minggu yang
na bisa aku menyia-nyiakan berpacaran dengan orang sememposana Barikli,
terbahak bahak merayakan kemenangan, tapi urung karena ingat kalo banyak
rikli apakah memiliki pandangan yang sama
berbeda. Meskipun hidung kami sama-sama mancung, juga dagu kami yang sama-sama belah dua. Mata Barikli sipit deng
Gak munafik, aku tau kalo pacaran itu dosa. Tapi, aku sama sekali gak bisa meninggalkan perbua
anti pacaran, karena ingat kalo ibuny
mi berjalan berdua menyusuri pasir pantai yang putih. Mungkin sekitar lim
t sia
Nengnya pond
rnganga. Gak percaya deng
malu cerita ini ke kam
adalah sebuah gurauan, aku mulai m
sendiri. Keterkejutanku belum reda, disusul dengan ra
Nengnya pun ikut terpesona sama aku. Dia ngajak aku pacaran, dan aku cuma mengiyakan karena dulu masih kecil, gak
putus, dan sekarang Nadut masih suka ngechat aku. 'Apaka
ra kalo aku sangat antusias dengan ceritanya. Tapi faktanya diba
engan mantan pacarnya. Mantannya seorang putri
berpacaran dengan seorang
leng cepat, gak sadar kalo senyumku lunt
nal banget. Bany
ya iya? Kamu
ganku diraihnya, digenggam dalam kepalan tangannya yang besar. Sentuhan sentuhan fisik seperti ini
agian bawah tubuhku panas, lalu menebar keseluru
k," kataku pada Mbak
lalu pertanyaan balik terl
menghitung uang. Sudah jam tiga, wa
#
an?" tanya Barik
entara aku disini menunggu dengan perasaan tak tenang, ditam
engan pertanyaan yang menganggu fikiranku. Cukup, hanya dengan membe
itu Sab,
putus. Menandakan kalo yang baru
satu jam yang lalu aku tiba disini. Menghembuskan nafas menghilangkan rasa ket
i biasanya, padahal aku gak kerja. Ini alasan mengapa kemar
yang sebenarnya, menambahi beban yang merasuk jiwa. Harusnya,
o aku sudah tiba di rumah lagi, aku akan meminta maaf kepada Ibu secara langsung. Tentu, aku
lama banget," kata Barikli di
ng yang langsung lupa dengan yang namanya kesalahan. Sekalipun orang itu sudah beribu
gebut. Kam
ik tanganku, melingkarkan
motor yang kami tumpangi mulai melaju dengan kecepatan tinggi, aku mu
akut." kat
dengan kencang, sekencang laju motor yang dikendalikannya tanp
erteriak. Mungkin suaraku gak terdengar ke teli
erbongkar karena ditemukan tengah bersama Barikli. Bapak dan Ibu pasti sangat
erada di pinggangnya. Mengelus-elus memberikan ketenangan, lalu bibi
nget. Aku gak mau kita
tangan Tu
bisa meng
mubram. Gak
ian adalah ketentuan mutlak dari Tuhan yang pasti berla
ampai tujuan. Memejamkan mata karena gak mau melihat jalanan depan, Bar
kamu buka mata, tau
bibir karena gak suka dengan perkataan
n dari Trenggalek, ditambah deru angin yang menusuk kulit, membuatku melep
ku gak tau mengapa cowok ini mendadak mengurangi
erhenti di sebuah tempat parkir
lalu mengisyaratkanku ag
ta mau ke ka
r sini
ini adalah makam bung Karno. Pengunjungny
. Makamnya a
sangat kagum. Di tempat ini aku merasakan jiwa-jiwa cinta tanah air menggebu, jiwa kepatriot
yo
, menyadarkanku dari rasa kekaguman dengan p
aku yang imamin,
memimpin doa. Padahal dulu, waktu masih pelatihan, cowok itu sama sekali gak berani menjadi imam sa
enahi kaos bagian belakangnya yang tersingkap saat akan sujud. Padahal berg
yang sudah tiada? Nyatanya, kini kesempatan itu ada untukku. Gak main main, lafadz yang diucapkan
sebagai calon men
u setuju dengan keinginannya untuk memotretku tep
sesantai mungkin. Aku mengaku, kalo aku agak grogi. Untuk per
itu tampak fokus
berderu kencang. Barikli tersenyum, me
" pintanya yang membuatku langsung menegakkan tubu
mana?" tanyaku b
i kadar ketampanannya. Rambutnya tampak acak-acakan, sementara keningnya mengalir penuh air keri
gkap. Menutupi sebagian leherku yang terlihat akibat angi
gam tanganku. Aku termenung, meresapi apa yang baru saja terjadi, l