icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Karma Masalalu

Bab 5 Perpisahan atau Permulaan

Jumlah Kata:1885    |    Dirilis Pada: 08/02/2022

rnya cuma bisa ongkang-ongkang di saat yang lain sedang sibuk-sibuknya. Meny

kutan berdiri di samping Mbak Rita, menemaninya yang sedang menggoreng Ayam Bumbu Rempah. Tapi, melihat Bu An

hari ini. Hari terakhir masa-masa pelatihan yang ku

pun pahit, tapi ini bukan kopi, melainkan selembar dari berlembar-lembar cerita kehid

yang tadi menyerang, langsung menghilang. Aku menegakkan tubuh, membenahi dudukku, dan menatap dia yang juga sedang menatapku dengan wajah datar. Seketika

terburu, dan bawah sepatuku tersendat di lantai. Alhasi

da batu juga, kok bisa jatuh," ce

tku yang sedikit linu, sebelum akhirny

kli hingga kini masih menatapku, aku

aku benar-benar jatuh dalam pesonanya, atau hanya rasa kagum unt

ng yang gak alay di antara cowok lain yang perna

embuatku bergidik karena bahasa yang alay, ataupun cara penulisan yang terlalu lebay, seperti 'cyang' padahal penulisan yang bena

a jomblo menahun sepertiku. Kutau dari ce

yang baru kenal, yang obrolannya hanya sebatas tanya, jawab, tanya balik, jawab

isi yang tidak pernah tepat. Disisi lain, aku canggung, karena gak terbiasa berinteraksi dengan c

ya juga gak akan mel

tawa. Membuat gurauan lucu saat para peserta sedang mem

samping membuatku ingin menyentuh garis rahangnya yang tercipt

iptakan kehaluan dimana andai saja aku bisa menyentuhnya. Jambang halus belum n

elai daguku sendiri yang untungnya gak beda jauh dari miliknya. Da

mi yang sama-sama belah dua, aku sudah

jodoh itu mirip. Jodo

k melingkar sambil menikmati menu terakhir selama empat minggu pelatihan

r, tanda bersedih. Karena mulai besok a

engan apa yang kulakukan sekarang, sementara untuk kedepannya itu urusan nanti. Akibatnya saa

aku kembali ke posisiku setelah mengambil es buah

sahan ini satu persatu pergi setelah perut mereka terisi. Tinggal bebera

iring nasi, delapan tusuk sate ayam, juga du

ie yuk," Ajak Mbak Intan tiba-tib

ku hendak pergi. Perutku kenyang sekali, rencanaku aku akan berselo

era handphonenya, mengatur agar kami semua masuk ke frame, memberikan aba-aba untuk bergaya, dan sa

-terangan, sementara posisinya hanya terhalang satu orang dari tempatku. Cowok

dia berbeda dari cowok lain yang ada di kelas ini. Juga suaranya yang terdenga

ada disampingku sudah lenyap entah kemana perginya. Dia mengulurkan semangkok es bu

kepadaku. Jujur aku nggak suka, meskipun aku tau dia mel

asihan lo Tino nya," Ujar Mbak Wulan yang menangkap raut

o hadir, respon kilat yang ditunjukkan wajahku saat aku nggak suka kepadanya

ersinggung dengan perbuatanku, aku

n perkataan maafku yang tiba-tiba. Nggak menunggu balasan darinya

#

namanya pendaftaran. Gurauan yang gak lucu itu yang ku ingat s

enak sekali, bahkan untuk melampiaskannya

kenangan itu semakin tajam membekas. Semuanya

nggak dari dulu aku memberanikan diri untuk lebih akrab dengannya. Kini, saat kami terbe

ar alasannya, siapa tau kalo alasannya adalah karena dia tertarik kepadaku. Kalo benar, maka a

ak ingin kehilangan sosok seperti dia yang menurutku sangat langka. Aku ingin memilik

au pacaran dengan seorang Caca

. Bukan chat dari Barikli, tap

training ya Mbak.

i pagi. Aku harus senang karena mendapat kerja, apa

dengan skill yang kudapat. Tapi nyatanya, aku gak mendapat kabar kalo mereka menerimaku sebagai kar

inya aku bakalan bisa bekerja dengan tenang disana, memikirkan, apa aku akan disambut dengan baik oleh para k

mencari kerja dimana lagi. Ujungnya aku akan

pergi ke luar, mencari ketenangan

am. Sepertinya Ibu tau kalo anak gadisnya sedang dirundung gegana y

Pesan Ibu saat aku mulai memu

ng telat setengah

pantas keluar ma

lum perkataaannya semakin panjang, dan fikirannya bel

sifat paling protektif. Beliau akan mencariku kalo a

rimiku sms menanyakan aku dimana saat waktunya

enuju rumah, saat aku pulang larut malam waktu

sung menyambutku saat aku masuk di sebuah cafe paling de

rang pelayan cowok, dan mencari tempat duduk

sini. Karena cafe ini yang

n, karena aku bisa dengan cepat menuju ke pusat kota, tan

bersepeda mengelilingi alun-alun kota. Mencari santapan mata yang dapat ditemuinya di lapangan dalam alun-alu

ang hidup dengan penuh

gak usah keluar. Ap

elah itu aku akan merengut, kesal dan membanting pintu kamar dengan ker

u sholat maghrib di masjid baru saja selesai. Dimana Bapak belum ada di rumah

bri

ar kertas berisi menu. Mataku terbelalak melihat siapa sosok yan

apa ada

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka