Karma Masalalu
sekarang, kalo saja aku nggak terbelenggu di tempat ker
ku pada Irsa atas semua pengakuanny
karena dia. Dia satu-satunya penawa
tadi, moodku sudah nggak baik karena dia berhasil menghentikanku untuk have fun dengan te
ilih mengakhiri pembicaraan tanpa ada penyelesaian, seenggaknya bisa
h kapan saja dan pada siapa saja. Ini anugerah, bukan musi
rius aku kembali terduduk. "Jangan berani bilang i
k pedul
arahku, membuat Irsa terkejut. Mataku berpendar ta
rangan jantung kalo kam
a dia adalah adikku sendiri. Yang berhasil mengecewakan setelah orangt
pengakuan itu diucapkannya diwaktu sekarang. Ini bukan saat yang tepat untuk dia melak
gin nik
anak SMA kelas sebelas. Bagaimana bisa dia mengucapkan kalimat
dengan menikahinya. Aku cinta sama dia, aku gak ma
gi setelah dia sukses membangun bisnisnya sendiri. Sangat gila seo
snya terganggu. Bukannya belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa membahagiakan keluarga, malah ingin memb
a customer k
gan laporan Yuli yang nggak mengenakkan hati. Ada apa dengan
u ," Penjelasan Yuli
erannya udah kita
nyampe, cuma katanya dat
kan kesalahan dari kita. Produk dari kita sempurna, gak bakal ngirim barang rij
a tetap komplain, dia
Tanyaku. Percuma menjelaskan panjang le
info Yuli lagi. Aku bergeg
ntalku untuk menghadapi customer yang sudah sempat
ng duduk membelakangi pintu. Nggak kutemukan customer wanita seperti yang kulihat wa
dimana Yan?" tanyaku pada Iyan
jawab Iyan sembari menunj
an ucapan selamat malam, sebelum akhirnya duduk di kursi berhada
, mataku panas. Mengalihkan pandang dengan cepat, se
gi