icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Camelia Sinesis

Bab 4 Tidak Suka Dikasihani

Jumlah Kata:1125    |    Dirilis Pada: 01/11/2023

bahu. Namun ekspresinya berubah ketika mendapati Jean melepas kemeja yang dia kenakan. Dia benar-benar kurus. Nyai Camelia bisa me

bagian tubuh yang lain. Mata Nyai Camelia menyapu diam-diam ke bagian punggung pria itu lagi, naluriny

bel putranya sendiri, satu-satunya anak laki-laki yang terpaksa harus hidup susah bersamanya hingga kini. Tapi tentu saja semua itu berbeda bila dibandingkan den

aya sarankan untuk keluar. Kamar mandin

rasakan kesegaran ditubuh saya. Maaf

ustru saya yang harus berta

i bahkan pernah hampir tercela. Saya s

etap mempertahankan posisinya untuk membelakangi Jean, dan memastikan

Jean?" tanya Nyai Camelia untuk mengurai rasa cangg

eberapa

i kau menyantap makanan yang layak da

dan mengancingkan kemejanya yang semula dia buka lalu kemudian menggantung handuk putih bekas pakainya diatas jemuran yang ada di hadapannya. Dia menatap ke da

an itu adalah jenis pria yang memiliki harga diri yang tinggi. Seorang pria tangguh yang tidak akan membiarkan orangla

, maupun dirundung. Tetapi bila itu dikasihani, sungguh dia tidak sanggup menghadapinya. Meskipun lahir dan dibesarkan oleh seorang wanita yang memiliki naluri sebag

ja sudah berdiri disamping Jean dan mengambil sebuah kotak kecil di atas meja terdekat. Membuka tut

saya memang tidak punya yang baru. Meski begitu saya akan memastikan ini cukup bersih untuk kamu gunakan. Saya sudah bersihkan dengan abu kayu bakar tapi bila kurang yakin akan saya renda

gigi yang telah bersih tersebut untuk digunakan. Selepas

imulutnya, terlalu menyegarkan laksana mengunyah daun mint membuat wanita itu sempat berpikir ingin menelannya. Sudah lama sekali dia tidak gosok gigi menggunakan odol seperti

capkan terima kasih pada Camelia. Dia ingin mengatakan betapa sangat berartinya bagi Jean karena wanita itu memberinya sebuah kesempatan untuk bisa duduk di dapur ini dan menyantap makanan

awa bantal dan sehelai selimut ditangan kirinya.

linya buka suara karena heran wanita itu

a tidak bermoral yang akan membiarkanmu tidur di dalam rumah saya saat kita belum resmi menikah," teran

a Mad

betina milik

Dia mengambil lentera dan bantal dari tangan Camila. Membuka jalan bagi wanita itu untuk

situasi jadi lebih riuh lagi dari tumpukan barang rongsokan samping kandang. Jean jadi membayangkan betapa mer

k tinggal ditempat sebobrok dan sekotor ini mungkin mungkin rencana terburuk untukmu. Saya tidak akan menahanmu sama sekali. Terlebih bila kamu tinggal disini artinya kamu harus

ntakan dari awal lagi. Tapi dia juga tidak mau bila pria itu tinggal karena alasan terpaksa menemaninya untuk alasan membalas budi.

pikirkan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kesan Pertama2 Bab 2 Fakta3 Bab 3 Penuh Syukur4 Bab 4 Tidak Suka Dikasihani5 Bab 5 Pengharapan6 Bab 6 Hari Baru7 Bab 7 Kasual8 Bab 8 Pengenalan9 Bab 9 Wanita Penggoda10 Bab 10 Kisah Masa Lalu Nyai Camelia11 Bab 11 Sesuatu yang Berbeda12 Bab 12 Insiden13 Bab 13 Kehangatan14 Bab 14 Sampai Besok15 Bab 15 Perubahan Baik16 Bab 16 Pria Idaman yang Nyaris Punah17 Bab 17 Perempuan Binal18 Bab 18 Rayuan Perempuan Jalang19 Bab 19 Wanita Liar20 Bab 20 Pria yang Mencintai Kehangatan21 Bab 21 Flashback Tentang Nyai Camelia22 Bab 22 Kegelisahan Nyai Camila23 Bab 23 Merindumu24 Bab 24 Semakin Dekat25 Bab 25 Jatuh Hati26 Bab 26 Salah Paham Lagi27 Bab 27 Perbedaan Pandangan28 Bab 28 Apakah Ini Akhir Kita 29 Bab 29 Jean & Abel30 Bab 30 Melamar31 Bab 31 Kita Nikah Besok32 Bab 32 Gak Bisa Tidur33 Bab 33 Hari Pernikahan34 Bab 34 Kejutan35 Bab 35 Keluar Untuk Pertama Kali36 Bab 36 Pusat Kota37 Bab 37 Cincin Kawin38 Bab 38 Hakim Adam39 Bab 39 Sah40 Bab 40 Papa Baru41 Bab 41 Bioskop42 Bab 42 Menginginkan Lebih43 Bab 43 Ciuman Selamat Malam44 Bab 44 Seranjang Berdua45 Bab 45 Mengenalmu Lebih Dalam46 Bab 46 Kisah Masa Lalu Jean47 Bab 47 Dikhianati48 Bab 48 Imaji Kurang Ajar49 Bab 49 Caraku Memandangmu50 Bab 50 Pagi yang Seru51 Bab 51 Kegiatan Jean Sebagai Kepala Keluarga52 Bab 52 Filosofis53 Bab 53 Pillow Talk54 Bab 54 What a Shame55 Bab 55 Wanita yang Patah Hati56 Bab 56 Sahabat Baru57 Bab 57 Rumah58 Bab 58 Mendebarkan59 Bab 59 Bercumbu Ria60 Bab 60 Badai 61 Bab 61 Mimpi Basah62 Bab 62 Pengungkapan Jean63 Bab 63 Enak 64 Bab 64 Pulang Mabuk65 Bab 65 Penebusan Kesalahan66 Bab 66 Marah67 Bab 67 Retak68 Bab 68 Perang Dingin69 Bab 69 Akal Bulus70 Bab 70 Bingung71 Bab 71 Tabir yang Terbuka72 Bab 72 Berbaikan73 Bab 73 Krisis74 Bab 74 Moment Melahirkan75 Bab 75 Kelahiran Sang Putri76 Bab 76 Invasi77 Bab 77 Nyonya Limah78 Bab 78 Surat Panggilan79 Bab 79 Menghabiskan Waktu Bersama80 Bab 80 Ulangtahun Pertama dan Terakhir81 Bab 81 Moment Bersama yang Terkasih82 Bab 82 Panas Membara83 Bab 83 Sisa Waktu84 Bab 84 Goodbye Days85 Bab 85 Permintaan86 Bab 86 Akhir